Aweida Papua, Firman Allah itu kakal, bermula sejak zaman
dahulu kala dan akan terus ada sampai selama-lamanya. Firman Allah juga
absolut. Tidak ada yang ditambahkan ke dalamnya, dan tidak ada yang dikurangi
darinya. Yesus, seperti juga Firman Allah adalah kebenaran abadi. Tidak ada
yang dapat dikurangi dari hidup dan perkataan-Nya. Tidak ada yang lagi yang
perlu dikatakan mengenai keselamatan dan penebusan kita.
Ia adalah kebenaran. Ia mengatakan tentang
diri-Nya sendiri, "Aku adalah jalan dan
kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak
melalui Aku". Jalan abadi, kebenaran abadi, hidup abadi dan oleh
karenanya, satu-satunya jalan, satu-satunya kebenaran dan hidup hanya di dalam
dia yang memiliki otoritas, (Yohanes 14:6).
Firman
Allah, karena kekal, juga terus ada dan tidak berkesudahan. Contoh yang luar
biasa mengenai hal ini adalah ketika Allah berkata "Jadilah Terang".
Ia menciptakan rangkaian cahaya yang tidak putus-putus. Jadilah terang dan
terus itu dapat dipancarkan hingga tidak terbatas dalam waktu dan ruang.
Perkataan yang Ia diucapkan masih tetap berlangsung. Terang masih tetap
bersinar ditempat-tempat gelap. Terang masih tetap mengisi relung-relung gelap
jiwa manusia.
Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu
ditopang oleh firman Allah. Ia tidak menciptakan kemudian berkata kepada
ciptaan-Nya. "Sekarang berdirilah sendiri". Ia menopang setiap
ciptaan-Nya. Saat Allah berfirman, kita dapat mengandalkan firman-Nya untuk
selamanya dan tahu dengan pasti bahwa Ia akan setia untuk melaksanakan apa yang
telah diciptakan-Nya.
Namun demikian, Allah tidak hanya berbicara kepada
umat-Nya. Ia juga menuliskan Firman yang adalah landasan tempat Ia membangun
hidup kita. Tetapi Ia juga berbicara kepada kita dengan Roh-Nya. Jika kita
benar-benar adalah penyebah-Nya, mata kita tertuju kepada Yesus, dan telinga
kita mendengarkan perkataan lembut Roh Kudus di dalam diri kita.
Masalahnya dengan banyak orang adalah mereka mengalami
"FIRMAN" dari Tuhan dan mengandalkan diri sendiri untuk bertindak
dari firman itu. Wahyu kebijaksanaan dan pengetahuan Allah berlangsung dan
harus senantiasa ditimbang dengan cahaya firman Allah. Allah tidak akan
berbicara hal-hal yang berlawanan dengan apa yang telah Ia tuliskan dalam
firman-Nya. Namun demikian, kita tetap membuka telinga rohani kita untuk
menangkap tuntunan Roh Kudus dan juga wahyu serta intruksi dari tubuh Kristus
secara keseluruhan.
Disposkan: Aweida Papua