Headlines News :

.

.
Home » , , , , , » Sejarah Penghuni dan Hak Ulayat Tanah Kebo

Sejarah Penghuni dan Hak Ulayat Tanah Kebo

Written By Aweida Papua on Sabtu, 22 Juni 2024 | 10.03

Sejarah Penghuni dan Hak Ulayat Tanah Kebo

Penjelasan Tanah Kebo Paniai Utara

Kebo adalah salah satu nama kampung dari Kabupaten Paniai bagian utara. Sebelumnya, tanah Kebo mungkin bagian dari daerah yang berlumpur, berair, dan tanah berawa. Mulai dari dekat Danau hingga setiap kaki gunung. Kebo secara luas digabungkan dari beberapa kampung dan sub-sub kampungnya diketahui. Dengan adanya kehadiran agama, Kebo menjadi pusat pelayanan Injil dengan adanya sekolah Persedian di kampung Panibaga Yakemo dan STP Kebo. Tanah kebo menjadi tempat pelayanan INJIL kebenaran, kemudian pemerintah masuk tahun 2006 berkedudukan di Kebo I (Giyaimani). 

Batas tanah Kebo mulai dari perbatasan dengan Distrik Aradide tepatnya bukit "Okebouda" sebelah Timur. Dan sebelah barat perbatasan langsung dengan Distrik Paniai Barat dengan gunung "Yainoudimida". Bagian Utara perbatasan langsung dengan gunung "wedauma" sebelum masuk Distrik Bogobaida dan Distrik Siriwo. 

Kebo dibagi menjadi tiga kampung besar sesuai letak dan geografisnya yakni Kebo bagian Timur yang disebut "Maki Kebo" dengan diberi nama Kebo II. Kebo bagian Tengah yakni "Takugamo" dengan diberi nama Kebo I, dan Kebo bagian barat yang disebut "Yakemo" adalah Kebo III. 

Penjelasan Sejarah Penghuni Tanah Kebo

Penghuni Tanah Kebo yang begitu rata dan lembah sebagai pusat produk pertanian, perkebunan, peternakan, pusat injil dan pusat penyebaran penduduk lokal sesuai perkembangan sejauh ini. Tanah "Kebo" pernah dihuni masyarakat dari klan "Makituma". Sebelum adanya penyebaran penduduk, khusus Tanah Kebo pernah dihuni orang-orang yang pertama menginjakan kaki seperti Marga Kayame dan Muyapa sebelum marga lain menyusul di Tanah Kebo itu. 

Batas Tanah marga Muyapa dan Kayame di Kampung Ukadeya, tepatnya di kali Ukadeya. Bagian barat pernah dihuni dan tempat berburu bagi marga Kayame. Sementara bagian Timur dari Ukadeya sampai tanjung Okebouda dimiliki Marga Muyapa. Klan "makituma" yang berasal dari marga Kayame dan Muyapa mempunyai cerita sejarah tersendiri khusus tanah Kebo bagian Paniai Utara itu. 

Penghuni pertama Marga Kayame dan Muyapa mulai habis keturunan hingga marga pendatang menjadi dominasi di Kebo. Marga Muyapa pernah bangun rumah pribadinya di kampung Yewokogopa, Idamadagi, Manataidagi dan Sapibaida. Tetapi keturunan Muyapa mulai menurun dan sangat terhitung jumlah mereka akibat kesalahan terhadap tempat keramat sehingga kembali ke kampung Tuguwai untuk selamatkan keturunan mereka dari musim kematian sebelumnya di tanah Kebo itu. 

Sementara marga Kayame pernah dibangun rumah mereka di kampung Bunaida, Ikiyaipugaida, Pougo, Detauwo, dan Kedegebutu. Sebelumnya Marga Kayame asli memiliki tiga anak bersaudara dilahirkan yakni keturunan Momakapa, Dakopa dan Iteigapa. Karena tanah mereka lebih  luas, Iteigapa memasuki "pekegamo" menjadi tempat tinggalnya disana. Kemudian "Momakapa Kayame" memiliki tanah disepanjang Yakemo termasuk kampung Detauwo hingga Pougo. Dan terakhir Dakopa Kayame memiliki tanah di Kampung Mapido hingga Dawawa (geidimi) termasuk kampung Ipuwa. Tetapi tanah yang dimiliki "dakopa" dapat dikuasai Ogobay, Tenouye dan Kayame Kigougapa setelah adanya penduduk bertambah di Tanah Kebo itu. Penulis belum menguraikan secara detail atas kehadiran penduduk marga lain seperti Degey, Tekege, Pekey, Gobai Atoudapa, Tatogo, Mote dan lain-lain yang sementara ditempati dibagian barat tanah Kebo itu. Karena mereka semuanya bagian dari pendatang, mungkin adanya hubungan kawin campur, dampak perang dan musim kelaparan hingga menetap di tanah hak ulayatnya Kayame  bagian barat menjadi tempat tinggal bersama. 

Hubungan Ogetai dan Kayame di Pougo Momaiye. 

Marga Ogetai tidak pernah ada di kampung lain ataupun daerah lain di Meuwodide kecuali di kampung Pougo dan Uwoguku yang menjadi tempat asal usul mereka. Marga Ogetai awalnya, manusia berekor muncul di tengah-tengah marga Kayame diantara Momokapa, Dakopa dan Iteigapa sebelum dibagikan tanah bagian "Yakemo" itu. Ceritanya, marga Ogetai berasal dari keturunan berekor. Tetapi mereka juga berasal dari keturunan "makituma". Jadi marga Ogetai adalah adiknya Kayame mulai dari kampung Pougo hingga Yakemo itu. 

Perubahan dan Peleburan Penduduk di Tanah Kebo. 

Setelah adanya klan "makituma" seperti marga Muyapa dan Kayame muncul lagi berbagai klan dan marga seperti marga tenouye dari klan "wodapa". Kemudian ada marga Ogobay dan Etawaipa Gobay dari "Wegeida" tiba di Tanah Kebo setelah adanya marga Muyapa khusus bagian timur Tanah Kebo itu. 

1. Penjelasan Marga Tenouye dan Asal Usulnya

Pada awalnya, Marga Tenouye berasal dari fajar Timur dari Yabodide memasuki tanah Kebo melalui Pasir Putih, Aga barat hingga tiba di Kebo. Setelah tiba di kampung Kebo, Tenouye kawin istrinya bersama MUYAPA-UMAU artinya anak pertama perempuan Muyapa dapat dikawinkan bersama Tenouye di Sapibaida, Kebo. Kemudian marga muyapa juga mengambil salah satu perempuan Tenouye supaya marga Muyapa dan Tenouye menjadi hubungan keluarga menjadi erat. 

Perempuan Muyapa Umau yang kawin dengan Tenouye dapat melahirkan tiga anak dari marga Tenouye yakni Ibopa, saat ini keturunan mereka diKampung Biamoma hingga Biyabado disana. Ipougapa memasuki Kampung Deta distrik Aweida terkini. Kemudian Tenouye Amoyepa masuk di Kampung Iyei hingga bertemu dengan Kayame Kigougapa disana. Cerita soal hubungan antara Tenouye Amoyepa dan Kayame Kigougapa dapat dijelaskan dan diceritakan oleh mereka yang bergolongan generasi terdahulu. 

Marga Kayame asli penghuni adalah Kayame Momakapa, Dakopa dan Iteigapa yang merupakan penghuni asli bagian barat Tanah Kebo itu. Cerita soal kedatangan Kayame Kigougapa dan Tenouye diketahui oleh para generasi tertua dari marga Kayame yang bergolongan mereka. Lebih banyak marga Tenouye dimiliki bagian gunung karena mereka suka berburu. 

2. Penjelasan Kedatangan Marga Ogobai

Gelombang berikut, Ogobay Tuubedo dari Wegeida berhasil menduduki di kampung Widimadimi Kagupagu. Ogobay Tuubedo mempunyai tiga anak laki-laki yakni Ogobay Ibopa, Ipougapa dan Mabipa. Mereka berhasil memiliki tanah lembah dan berlumpur itu setelah marga Muyapa pindah ke kampung Sapibaida Kebo dan Tuguwai Distrik Aradide itu.

Setelah dibagikan marga, khusus marga "OGOBAY" memasuki Tanah Kebo lebih duluan sebelum berkembang penduduk dan tersebar kemana-mana. Jadi hubungan antara Ogobay dari Kebo dan Weyadide mereka semua bagian dari satu asal usul. Dan hubungan keluarga juga sangat erat sejauh ini. Artinya, Ogobai semuanya dari satu garis keturunan yakni "Tubedo Ogobay" yang menjadi bapa leluhur mereka. Tanah yang lebih luas dan rata dimiliki Ogobay oleh karena Muyapa dan Kayame belum ditemukan pada waktu itu. Mungkin karena penduduk klan "Makituma" seperti Kayame dan Muyapa semakin sedikit dan terbatas jumlah penduduknya sehingga tanah kebo dimiliki ogobay dari Kagupagu hingga Buwokogopa dikuasai Ibopa dan Mabipa. Kemudian ogobay Ipougapa dimiliki Uwapakebo, tamopugi, egapugi hingga manataidagi yang merupakan Kebo bagian Timur itu. Kampung Kegompugaida diserahkan kepada atoudapa Gobay oleh Ogobay Ipougapa yang dijual secara barter. Kemudian kampung Widimadimi dibeli marga Tatogo dengan Uang dan Bebek Danau menurut cerita Ogobay Mabipa. 

Sebetelah dibagi tiga bersaudara khusus Ogobay Ibopa memiliki tiga anak dilahirkan dan mereka mempunyai masing-masing kampung seperti Ibopa yang berasal dari Ukadeya dan Ogebekopo, Togowa. Kemudian yang Ibopa yang berikut berada di kampung Mapido, Kagupagu dan Yagiyo Weyadide. Dan yang terakhir Ogobay Ibopa yang menduduki di Kampung Bunaida, Togowa dan Geko Weyadide. Jadi Ogobay Ibopa diketahui tiga bersaudara yang menguasai di Kebo maupun Weyadide. 

Cerita mengenai "Ogobay" dengan Muyapa dan atau Kayame belum pernah diketahui sejauh ini. Sebab Ogobay memasuki tanah Kebo dianggap bagian dari miliknya setelah melihat tidak ada penghuni disana. Mungkin Kayame sudah kembali ke bagian barat dan Muyapa juga sudah berpindah ke bagian Timur di Sapibaida sehingga tanah yang luas dan rata dimiliki Ogobay untuk miliknya. 

3. Penjelasan Kedatangan Marga Etawaipa Gobay  di Tanah Kebo. 

Gelombang ketiga Etawaipa beradik kakak (dua orang) setelah dibagikan keluarga dari Onekogopa Wegeida. Mereka berdua berhasil memasuki KEBO melalui kali tamo hingga tiba di Sapibaida Kebo bagian Timur. Noken yang pernah dibawa dari "wegeida" pernah digantungkan di Kampung Dauwapa. Mereka bertemu marga Muyapa di Sapibaida, tempat pemeliharaan sapi milik STP Kebo saat ini. Tetapi Etawaipa adiknya langsung memasuki "takugamo" hingga menetap di "Ipoukiyaibutu" kini kampung Ikiyaida. Etawaipa kakaknya, kawin bersama perempuan Muyapa hingga diberikan tanah dan menetap di Kampung Debakogopa ke Arah Danau. Tanah yang diserahkan Marga Muyapa adalah Debakogopa lokasi SD YPPGI, Wodeba, Duagikotu, Pagimomakida dan Mugimeketago (Aiyaigo). Etawaipa belum memasuki arah barat seperti "tamopugi" karena tanah itu dimiliki Ogobay Ipougapa dan Mabipa sebelumnya. Jadi tanah yang diduduki marga Etawaipa saat ini pernah diberikan Mupaya sendiri hanya karena hubungan anak mantu untuk arah bagian danau itu.

Kemudian Etawaipa adiknya berhasil memasuki Takugamo hingga menetap di Ipoukiyaibutu kini Kampung Ikiyaida. Tanpa ada fakta sejarah mereka mengklaim bagian dari Marga Ogobay, tetapi mereka sesunggunya Marga Etawaipa sesuai cerita sejarah menurut Etawaipa sampai saat ini. Jelasnya, marga ogobay juga belum tahu sejarah asal usul mereka yang sedang dihuni di kampung Ikiyaida itu. 

4. Kedatangan Marga Kayame Kigougapa dan Keberadaannya di Kebo bagian Barat. 

Kampung Pugaida
Sebelumnya, marga Kayame Kigougapa masuk melalui "kigotumi" hingga bertemu dengan Tenouye Amoyepa di Enebado, kampung Iyei. Dengan melihatnya kondisi disekitar sangat luas dan rata mereka pernah bangun rumah pribadi disana. Kemudian penduduk "Kigougapa" semakin bertambah banyak sehingga mereka menduduki di kampung Ipuwa, Woyouto, Paiyogei, Pugaida hingga Detauwo. Hampir "Yakemo" besar dimilki marga Kayame Kigougapa. Tetapi jauh sebelumnya, Kayame penghuni sudah ditempati tiga generasi sebelum ada kigougapa bagian barat itu. 

Penduduk Tambahan di Tanah Kebo. 

1. Bagian Barat 

Setelah adanya Kayame Kigougapa menyusul Gobay Atoudapa di kampung Ipuwa. Kemudian Atoudapa Gobay masuk di Kampung Umaibopugaida yang menjadi tanah milik Kayame Dakopa itu. Atoudapa sebagian masuk di kampung Kedegebutu. 

Setelah adanya Ogetai menyusul lagi marga Tekege dari Tage melalui Pekege hingga menduduki di kampung Uwoguku. Tak hentinya penyebaran penduduk semakin meningkat hingga menyusul marga Pekey dan Tatogo di Kampung Kedegebutu yang seharusnya milik tanah Kayame Momakapa itu. 

Kemudian setelah adanya Kayame Kigougapa, mereka menerima marga Mote, Yeimo,  Tatogo dan Adii yang berasal dari Ugamo dan Yatamo hingga mereka berhasil menduduki di kampung Pugaida, Paiyogei, Woyouto dan Idaiyopa Yagai.

2. Bagian Tengah

Tanah yang dimiliki Ogobay menyusul lagi dengan Marga Degey, Nawipa, dan lain-lain dapat berbaur dengan Ogobay mulai dari kampung Kagupagu hingga Buwokogopa sebelum Yokagadagi disana. Setelah adanya Marga Tenouye di kampung Iyei menyusul dengan Marga Yeimo dari Ugamo hingga menempati di kampung Tupemani hingga sepanjang boguwo dimiliki mereka. 

3. Bagian Timur 

Setelah adanya Marga Tenouye, menyusul Marga Yeimo. Dan Yeimo memiliki tanah Gamabado hingga kepala air bersama Tenouye. Jadi hubungan antara Yeimo Tupemani dan Kebo adalah bagian dari satu keluarga antara Epakopa dan Imoudapa. Yeimo dari Gamabado memasuki kampung Biamoma dan Aiyaigo karena adanya hubungan kawin silang dengan berbagai marga. Setelah adanya Tenouye menyusul Marga Mou Gobay, Degey dan lain-lain. 

Jadi hak Ulayat Tanah Kebo awalnya pernah dihuni Marga Kayame dan Muyapa sebelum Marga lain memasuki lembah Tanah Kebo itu. Tanah Kebo sebelumnya dalam kondisi rawa dan lumpur-lumpur tetapi Gobay dari berbagai marga seperti Ogobay, Etawaipa, Atoudapa dan Mougobay menjadikan tanah kering dan lembah untuk berkebun, bertani dan tempat tinggal tetap mereka. 

Kesimpulannya, batas antara Kayame dan Muyapa adalah kali UKADEYA. Dimana tanah bagian barat pernah dihuni Marga Kayame dan Bagian Timur dihuni Marga Muyapa sebelum ada perubahan pendudukan di Tanah Kebo itu. Fakta sejarah perlu disampaikan kepada anak cucu kita supaya tanah KEBO yang lembah dan berhumus tidak dipersoalkan kemudian hari. Penjelasan tanah dan hak ulayat tanah Kebo sudah milik bersama asal ada pengakuan secara terbuka diantara sesama penghuni asli maupun pendatang mulai dari awal masuk penduduk hingga setiap perkembangan generasi masa depan.

Disposkan: Aweida Papua /Refleksi Sejarah. 

Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA