Aweida Papua, Setiap
suku dan bangsa yang hidup di berbagai belahan dunia memerlukan damai tanpa menimbulkan
kejahatan kemanusiaan yang menimpa pada suatu bangsa atau kelompok masyarakat
tertentu yang memiliki paham ideologi tersendiri di dalam konteks demokrasi.
Hak bersuara atau pun hak mementukan nasib sendiri adalah suatu hal yang
dimiliki bagi bangsa yang ingin damai pada diri sendiri, keluarga, suku dan
bangsa pada umumnya.
Semestinya, manusia adalah ciptaan yang mulia
dan nilai manusianya wajib dijunjung dan ditinggikan bagi setiap golongan yang hendak
memiliki taman firdaus yang kekal. Surga yang kekal bagi mereka yang memiliki
nilai-nilai ketuhanan dan jiwa damai kepada sesama di dunia ini. Semua manusia
harus dihargai, dihormati dan diakui pada setiap harkat dan martabat bangsa
tertentu yang berkemauan merdeka tanpa membatasi hak bersuara dan penentuan
nasib pribadi, keluarga, suku dan bangsa pada umumnya.
Kelompok manusia atau pun pribadi yang kita menindas dan
masih menguras semua anergi perjuangan bangsa minoritas seakan menjadi penodaan
pada nilai ketuhanan yang kita miliki. Ajaran ketuhanan tidak terkoneksi
tentang ketidakadilan, penindasan, penipuan, dan kejahatan kemanusiaan. Nilai-nilai
ketuhanan tidak ada di dalam diri kita, justru seakan kita bukan menjadi umat
ciptaan yang menganut aliran agama masing-masing di berbagai belahan dunia
termasuk negara nusantara ini.
Rasa ingin bebas atau merdeka dapat dinikmati dan
dirasakan oleh semua golongan manusia yang memerlukan kedamaian dan ketentraman
dalam kehidupan sesama di dunia ini. Hak bersuara dan berdemokrasi tidak dapat
dibatasi oleh siapa pun di dunia ini. Pada kenyataannya, sejauh ini bangsa tertentu masih
hidup dibawa penindasan, pembantian, pemerasan, pemerkosaan dan pembunuhan
sesama manusia ciptaan terus meningkat pada dekade ini. Kehidupan bangsa
terjajah dan termarginal tak tabu ditelinga kita, namun perjuangan secara damai
dan pasif akan kita menikmati kedamaian yang sejatinya pada kemudian hari.
Siapa yang mengendaki suka damai dan memberi ruang
kebebasan untuk menentukan hak-hak sipil semasa bebas demokrasi ini..?
Kondisi tertentu, kita sebagai warga negara yang baik,
sangat pintar dan bijak merumuskan dan menetapkan prinsip-prinsip Ketuhanan
Yang Maha Esa. Namun, kenyataannya nilai-nilai ketuhanannya belum beradikal
pada diri seseorang, terutama bagi penguasa dunia yang selalu hidup sesuai
keinginan dunia ini. Nilai manusianya tidak ada didalam diri penguasa-penguasa
yang masih mempertahankan kehendaknya dibawa pengontrolan kekuasaan. Saya
memastikan pada kondisi ini tidak seorangpun penguasa belum berhasil
mendapatkan nilai-nilai ketuhanan sebagai hak mutlat demi kelangsungan hidup
bagi setiap setiap makhluk ciptaan.
Damai dapat tercipta dalam hati kita dan di dalam lingkungan
kita ketika kita imani kepada TUHAN sebagai pemilik manusia yang ingin menghendaki
suka hidup damai dengan sesama manusia sebagai ciptaan yang mulia dalam segala
aspek kehidupan-Nya. Semoga kita sebagai manusia yang telah diberikan akal budi
dapat mempertimbangkan nilai manusia yang dapat diabriorikan oleh sekelompok
manusia yang berwatak serigala semasa penantian ini. Semoga hidup kita terus diperbaharui melalui tindakan dan perbuatan kita yang lebih manusia agar kerukunan dan kedamaian hidup tercipta dalam kehidupan sehari-hari.
Disposkan: Awida Papua