Tegarkan Iman
Seperti ABRAHAM DAN SARAH Dalam Kehidupan Keluarga.
By: Jachob T Gobai (Refleksi Hidup)
Aweida Papua, Secara
realita dalam kehidupan kita, setiap wanita yang berumur tua tidak dapat
melahirkan anak bayi selama kehidupan sejauh ini. Cerita seperti ini terasa
aneh dan mengherankan ketika ibu-ibu yang mandul dapat mengandung seorang bayi
pada usia yang lebih lanjut.
Semestinya, setiap wanita yang
memiliki iman yang besar tentu ada harapan di dalam TUHAN yang kita percaya.
Tidak seorang pun yang mengadung dan melahirkan bayi bagi setiap kaum hawa yang
mengendaki penggantinya sebagai keturunan semasa tua. Namun, janji Allah tepat
pada waktunya. Allah yang menciptakan manusia dengan demikian Ia sendiri yang
mengambil setiap nyawa anak-Nya.
Pada usia yang tua, Istri dari
Abraham dapat melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Isak anak sarai yang
dikaruniahi oleh Allah baginya sehingga sarai yang mandul sebelumnya tersenyum
pada masa tuanya. Meskipun Iman ABRAHAM selalu diuji oleh Allah sendiri tetapi
kesetiaan dan ketaatan Iman Abraham masih mengasihi istrinya sarai sebagai tulang
rusuknya.
Allah menguji Iman Abraham itu
dua kali. Yang pertama adalah Abraham bertindak pribadi untuk mengawini Istri
kedua yaitu Ibunya Ismael. Kemudian ujian Iman kedua yang dialami oleh Abraham
adalah Allah menyuruh anak ISAK dipersembahkan kepada-Nya. Sebelum anaknya
dibunuh sebagai korban persembahan, suara Allah menyatakan pada dirinya bahwa
Aku meminta bukan anak manusia melainkan anak domba yang tertanduk pada pohon
kayu itu. Selama proses pengujian Iman Abraham, Ia selalu memohon kepada Allahnya
supaya ada pengarahan dan janji TUHAN terjadi.
Yang menjadi pertanyaan buat umat
kristiani semasa ini bahwa apakah setiap suami dan istri memiliki IMAN seperti
ABRAM dan SARAI semasa ini..?
Dalam kisah Abraham ini, Allah
tidak pernah menyiksakan atau menghukum bagi dia, tetapi Allah menguji Iman
Abraham supaya Ia lebih tegar mengukuhkan Imannya sesuai kehendak Allah.
Begitupun Iman Sarai yang setia dan bertunduk dibawa suami-Nya hingga janji Tuhan
terjadi pada usia tua mereka.
Banyak umat kristiani sangat
mudah menceraikan istri atau suaminya karena motivasi dunia tanpa mendasari
kebenaran yang bersumber dari IMAN kita kepada TUHAN. Renungan tentang
kehidupan ABRAM dan SARAI menjadi bahan perenungan bagi setiap umat Kristiani
yang hidup dari pengaruh dunia semasa ini.
Mari bebaskan diri kita dari
pengaruh dunia yang memisahkan antara suami dan Istri dalam kehidupan keluarga
semasa ini agar hidup dalam keluarga lebih konsisten pada kehendak TUHAN.
Dengan demikian, pertolongan dan campur tangan TUHAN memberkati seluruh hidup
kita pada masa tua hingga hari kedatangan Kristus yang kedua kali.
Disposkan: Aweida Papua