Carilah
Hikmat dan Akal Budi dari TUHAN
By: Jachob T Gobai ( Refleksi Diri )
Aweida Papua, Setiap manusia yang hidup diberbagai belahan
dunia memiliki hikmat dan akal budi. Dan hikmat dan akal budi adalah anugrah
pemberian kepada tiap-tiap orang yang merendahkan diri dibawa kebijaksaan dan
kekuasaan Allah. Mereka yang selalu memberitakan kabar gembira, sukacita, dan
damai kepada sesama itu adalah kekuatan Allah. Tetapi dengan hikmat dan akal
budi manusia dapat diterapkan dengan kesombongan atau memuji diri atas anugrah
pemberiannya akan dilenyapkan oleh Allah sendiri.
Dunia ini, ada banyak orang yang memiliki
Hikmat dan akal budi; namun mereka tidak mengenal Allah yang memiliki sumber
hikmat dan akal budi itu. Hanya mengandalkan hikmat dan akal budi pada kekuatan
dirinya. Orang-orang seperti demikian tidak dapat diperhitungkan di taman
firdaus, sebab Allah menyelamatkan mereka yang percaya pada pemberitaan injil.
Dari zaman yahudi, yunani, roma, asia, Eropa,
Amerika, sampai ujung bumi menghendaki suatu tanda dan mengelilingi dunia hanya
untuk mencari hikmat dan akal budi. Namun, semua usaha dari manusia sangat
terbatas pada hikmat di dunia ini. Dimanakah sumber hikmat dan akal budi yang
berasal dari Allah...? Jawabannya sangat sederhana untuk bisa kita temukan
yaitu “Hikmat dan Akal budi dapat ditemukan di dalam Kristus. Ia adalah pemilik
hikmat dan kebijaksanaan dari Allah”.
Jauh lebih berharga bagi mereka yang dipandang
bodoh, dihina dan dikucilkan oleh karena kebenaran yang bersumber dari Allah.
Sebab mereka yang dipandang bodoh, dihina dan dikucilkan dari Allah lebih besar
hikmat dan akal budinya. Dari pada manusia yang lebih kuat, bermegah dan
berhikmat tetapi belum berhasil memiliki hikmat sesunggunya dari Allah.
Allah berfirman kepada ayub bahwa sesunggunya,
Takut akan Tuhan itulah Hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi. Tidak
ada hikmat dan akal budi di dunia ini. Yang bisa kita lakukan adalah memegang
janji kebenarannya sambil menghormati Allah yang memiliki hikmat dan selalu
menjauhkan diri kita dari kejahatan sebab akal budi dari Allah terisi kedalam
setiap lubuk hati kita, (Ayub 28:28).
Menurut penilaian dan ukuran secara manusiawi
tidak banyak orang yang bijak dan berhikmat, tidak berpengaruh dan tidak banyak
orang yang terpandang. Tetapi, mereka yang dipandang bodoh bagi dunia, dipilih
oleh Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Dan apa yang dipandang
tak berakal dapat memalukan bagi orang bijaksana. Allah mau supaya jangan ada
orang-orang tertentu yang memegahkan diri dihadapan Allah.
Dengan adanya kehadiran Yesus Kristus kita
berada dibawa pengawasan dan perlindungannya. Di dalam Kristus ada hikmat, akal
budi dan kebijaksaan bagi kita. Ia telah membenarkan, menguduskan, dan menebus
kita melalui darah Kristus. Oleh karena itu, Barangsiapa yang bermegah, hendak
ia bermegah di dalam Tuhan tanpa memegahkan diri pada hikmat, akal budi dan
kebijaksaan di dunia ini.
Sebagai kesimpulan, Yesus Kristus datang
kedalam dunia atas perintah Allah. Allah telah menjadi hikmat, dan akal budi
bagi Kristus sehingga ia datang kepada manusia dalam kelemahan, dan sangat
takut dan gentar menyatakan hikmat dan kebijaksaan kepada kita. Yesus
berkata bahwa perkataanku, maupun pemberitaanku tidak ku sampaikan dengan
hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan roh; supaya iman
kamu jangan tergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
(Renungan: 1 Korintus1: 18-31, 2:1-5,).
Disposkan: Aweida Papua