Gerakan
Terotisme Segera Diatasi Dalam Negeri
Aweida Papua--Masalah krisis kemanusiaan seringkali dihadapi oleh umat
Kristiani yang tinggal di negara-negara bagian Timur Tengah selama ini; dan hal
tersebut tidak terluput bagi Umat Kristiani di negara nusantara semasa bebas
beragama dan bertoleransi dalam negara kesatuan. Masalah Keremisme, terorisme,
dan radikalisme masih bertumbuh subur dalam kehidupan demokrasi ini.
Bila paham ideologi radikalisme, terorisme dan keremisme dibiarkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara tentu wilayah nusantara akan berbisah dan dibagi menjadi beberapa
negara bagian seperti di Papua, Sumatera
Utara, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi Utara yang bermayoritas bukan agama
muslim.
Dinamika kehidupan sosial terus bergulir dan dipengaruhi
dengan paham ideologi keremisme, terorisme dan radikalisme dari budaya Timur
Tengah sudah nampak kedalam negara kesatuan Republik Indonesia. Sangat
disayangkan untuk negara Nusantara yang memiliki multi etnis dan beragam bahasa
serta budaya yang bervariasi menjadi satu bangsa yang kuat sebelumnya, tetapi
tatanan kehidupan semasa kini mulai terguncangkan akibat kejahatan dibiarkan
terhadap pandangan dunia Internasional.
Bila negara membiarkan gerakan keremisme, terorisme dan
radikalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka suatu kelak saya
berpandangan bahwa negara-negara blok barat akan mengatasi krisis kemanusiaan diwilayah
nusantara ini. Negara-negara Timur Tengah takut menghadapi negara-negara blok
barat yang memiliki kekuatan tersendiri melawan gerakan anti kremisme,
terorisme dan radikalisme. Beri apreasi buat militer Amerika Serikat yang mampu
memerangi paham kremisme, terorisme dan radikalisme diberbagai belahan dunia.
Semoga kita semua tidak menginginkan paham keremisme,
terorisme, dan radikalisme terulang kembali seperti kasus pemboman yang
terjadi, di Surabaya, penangkapan teroris di Timika dan Bom Bali yang terjadi
pada tahun 2001 yang lalu. Tidak boleh agama tertentu yang mengajarkan
ketidakadilan, kejahatan, dan tindakan-tindakan brutal kepada sesama manusia
sebagai makhluk ciptaan yang mulia. Namun, sebagai warga negara yang baik dapat
menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan demokrasi.
Kami umat kristiani mengampuni atas tindakan dan perbuatan
keji yang dilakukan oleh pelaku kejahatan terhadap umat kristiani yang sedang
berkabung dan berduka atas peristiwa mengerikan atas pemboman di Surabaya,
Indonesia.
Berikut Peristiwa pemboman di Surabaya
Sampai sekitar pukul 13.00
WIB, jumlah korban tewas akibat ledakan tiga gereja di Surabaya dan korban
tewas terus bertambah menjadi sepuluh orang dan melukai 40 orang lainnya, kata
pejabat kepolisian.
Hasil identifikasi sementara kepolisian, sekitar pukul 13.00 WIB, menyebutkan, sepuluh orang tewas dan 40 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka-luka.
Menurut polisi, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Hasil identifikasi sementara kepolisian, sekitar pukul 13.00 WIB, menyebutkan, sepuluh orang tewas dan 40 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka-luka.
Menurut polisi, bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Selang sekitar lima menit
kemudian bom kedua meledak di gereja Pantekosta di jalan Arjuno, dan tidak lama
kemudian bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro, kata polisi.
Empat orang tewas akibat
ledakan bom di depan Gereja Santa Maria, dua orang tewas di gereja Pantekosta
serta dua orang tewas lainnya di depan gereja GKI, ungkap Frans Barung.
Pengamat masalah terorisme dari Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta, mengatakan, dilihat dari model dan karakteristik serangan bom di tiga gereja di Surabaya, ada indikasi kuat pelakunya adalah kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau dulu disebut ISIS.
"Sasaran aksi teror di Indonesia hanya dua, tempat ibadah dan Polisi. Ini gayanya ISIS dan harus diwaspadai," kata Stanislaus Riyanta kepada BBC Indonesia, Minggu (13/05).
Kami umat Kristiani Indonesia asal papua mendoakan buat mereka yang telah mengalami duka kemanusiaan teristimewa buat sesama umat kristiani yang mengalami musibah dari kuasa kegelapan (Terorisme) di Indonesua. Kami melepaskan 13 orang yang meninggal karena bom bunuh diri kedalam tangan Tuhan Yesus yang hidup.
Dengan ajaran agama yang ada di Indonesia tidak diperkenankan untuk mengajarkan kejahatan kemanusiaan dan tindakan terorisme tetapi dengan adanya agama dapat memperjuangkan keadialan dan perdamaian sesama umat beragama. Semua umat ciptaan menghendaki bebas bergama dibawa negara kesatuan. Kami umat nasrani melepaskan 13 (tiga belas) orang yang meninggal secara tragis kedalam tangan Tuhan sesuai Iman dan Kepercayaan kekristenan di dunia hingga Indonesia.
Pengamat masalah terorisme dari Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta, mengatakan, dilihat dari model dan karakteristik serangan bom di tiga gereja di Surabaya, ada indikasi kuat pelakunya adalah kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau dulu disebut ISIS.
"Sasaran aksi teror di Indonesia hanya dua, tempat ibadah dan Polisi. Ini gayanya ISIS dan harus diwaspadai," kata Stanislaus Riyanta kepada BBC Indonesia, Minggu (13/05).
Kami umat Kristiani Indonesia asal papua mendoakan buat mereka yang telah mengalami duka kemanusiaan teristimewa buat sesama umat kristiani yang mengalami musibah dari kuasa kegelapan (Terorisme) di Indonesua. Kami melepaskan 13 orang yang meninggal karena bom bunuh diri kedalam tangan Tuhan Yesus yang hidup.
Dengan ajaran agama yang ada di Indonesia tidak diperkenankan untuk mengajarkan kejahatan kemanusiaan dan tindakan terorisme tetapi dengan adanya agama dapat memperjuangkan keadialan dan perdamaian sesama umat beragama. Semua umat ciptaan menghendaki bebas bergama dibawa negara kesatuan. Kami umat nasrani melepaskan 13 (tiga belas) orang yang meninggal secara tragis kedalam tangan Tuhan sesuai Iman dan Kepercayaan kekristenan di dunia hingga Indonesia.
Kami
tidak memiliki harapan selain berharap kepada Tuhan yang kami Imani dan percaya
dan proses penyelesaiannya kasus tersebut harus mengedepankan kepastian Hukum
agar para pelaku kejahatan ditindaklanjuti sesuai proses hukum yang berlaku di
Negara ini.
Disposkan: Aweida Papua