Sejauhmana proses penyelenggaraan PILKADA Kab.Paniai..?
Ditulis oleh: Tamogei Gobai (Pecinta Alam Papua)
Kondisi masyarakat Paniai merasa trauma akibat
goncang-gancingnya pemilukada 2018 yang dinodai dengan kepentingan
masing-masing. Setiap kandidat berjalan dengan segala upaya untuk memenangkan
kandidat sesuai keinginan masing-masing sehingga pro dan kontra terus terjadi.
Terlihatnya kondisi hidup masyarakat Paniai mangalami keresahan atas
kepentingan oknum-oknum tertentu.
Pada hal, mereka adalah putra daerah yang berusaha untuk
menjadi figur atau pemimpin daerah Kab.Paniai
untuk periode 2018-2023 dengan melalui demokrasi yang damai, jujur dan adil kepada
setiap bakal calon yang hendak menjadi pemimpin di daerah yang kita cintai.
Yang menjadi pertanyaan buat kita semua adalah, mengapa masyarakat sipil, mahasiswa, penganggur, Pdt, Pastor, Diakon,
Vikaris, Guru, kelompok buru, Petani, TPNPB, nelayan semua sibuk pada kepentingan
satu atau dua orang di daerah yang kita cintai..?
Dengan
segala bantuan dari dukung tertentu setiap kandidat mampu merayu masyarakat
dengan janji-janji retorika sehingga ekstensi hidup masyarakat dapat
diberantakan. Sebaiknya kita harus bekerja dan sibuk mencari nafkah melalui
hasil keringat tanpa memperjuangkan kepentingan orang lain diatas kemunafikan. Budaya
orang Mee-Paniai harus menjamin kebutuhan keluarga dengan hasil keringat jauh
lebih baik, dibandingkan menjamin keluarga karena hasil pendapatan dari sumber
penipuan. Akibat dari hal penipuan dan kecurangan kepada sesama sehingga hidup
menjadi beragam persoalan semasa ini.
Dengan
adanya segala yang kita miliki dapat melihat dan membantu buat orang miskin,
janda, duda, fakir miskin, dan anak-anak terlantar, supaya kita diberkati di
bumi dan disurga. Mereka yang berusaha merebut kursi kepemimpinan di daerah
Kab.Paniai juga tidak akan melihat keberadaan hidup masyarat sipil. Justru
mereka terpilih menjadi pemimpin tentu hidup mereka di Nabire, Jayapura,
Manado, Makassar sampai di Jakarta.
Pertarungan
PILKADA Kab.Paniai berjalan secara tidak beretika, bermoral, dan berbudaya bagi
setiap bakal calon yang hendak merebut kepemimpinan melalui tindakan dan
perbuatan kurang sportif dalam konteks demokrasi ini.
Setiap
bakal calon baik melalui jalur Independen maupun partai politk masih
mempertahankan prinsip kerdil tanpa mengedepankan prinsip-prinsip bebas
demokrasi sehingga rakyat hampir beradu domba hingga keputusan KPU dipersulit
oleh bakal calon sendiri yang tidak memiliki jiwa
demokrasi di daerah Kab.Paniai.
Kami
mengamati dari sudut pandang netralitas bagi pihak penyelenggaran KPU berjalan
sesuai aturan UU penyelenggaraan dan kepastian Hukum yang dapat menyenangkan bagi
semua pihak. Sesuai dengan hasil keputusan pleno penetapan dapat diakui dan
diterima oleh semua pihak untuk melaksanakan PILKADA secara damai, jujur dan
adil tanpa meniti beratkan kepada bakal calon tertentu. Namun, dapat berindikasi
bahwa setiap bakal calon berjalan dengan modal Financial menutupi ruang
demokrasi terhadap pengambil keputusan selain penyelenggaran KPU daerah
sehingga pihak penyelenggaran mengalami kesulitan mengambil keputusan secara
menyeluruh di daerah itu.
Seharusnya,
sebagai putra daerah yang terbaik dapat menghormati, menghargai dan menjujung
tinggi keputusan KPU Daerah sudah sah dan final, namun setiap bakal calon
berusaha menjatuhkan dan dijatuhkan melalui upaya Hukum sehingga penegak hukum
juga digadai dengan finasial sehingga masalah terus diungkit hingga KPU RI.
Kami mohon seluruh lapisan masyarakat Kab.Paniai tidak
mudah terprovokasi dan terarus kedalam kelompok kepentingan yang hampir merusak
demokrasi dalam momen PILKADA Kab.Paniai tahun 2018 kali ini.
Apa yang bakal calon menginginkan bila keputusan KPU
sudah dinyatakan sah dan final sesuai hasil pleno penetapan pada beberapa
minggu yang lalu di Ibu Kota Kabupaten Paniai. Daerah Kab. Paniai akan menjadi
damai atau terjadi konflik ada ditangan setiap bakal calon yang mempertahankan prinsipnya
tanpa mematuhi upaya penyelenggaran di daerah yang kita cintai.
Kami rasa seluruh masalah yang sudah, sedang dan akan
terjadi sudah ada ditangan setiap bakal calon, tanpa menyalahi pihak
penyelenggara yang berjalan independen sesuai sistem demokrasi yang bebas dari
segala isu. Diharapkan kepada Rakyat Kab.Paniai tetap menjaga keamanan dan
ketertiban tanpa melibatkan diri kedalam bakal calon yang tidak memiliki jiwa
demokrasi.
Perlu kita mengedepankan nilai karakter yang sepadan,
etika, moral, integritas, akuntabilitas, dilandasi profesionalisme dan berpijak
pada nilai budaya dalam momen penyelenggaraan PILKADA Kab.Paniai secara aman dan
damai bagi semua pihak.
Disposkan: Aweida Papua