Suami
dan Istri Mempunyai Sedarah dan Sekarakter
Aweida
Papua, Laki-laki dan perempuan adalah ciptaan yang sama tetapi bagaimana
saling berpengertian antara kedua pasangan untuk menjalin hubungan yang
harmonis tanpa memandang perbedaan ras, warna kulit dan berbeda budaya. Kedua
pasangan suami dan istri mereka mempunyai hubungan yang erat dan kehidupan
mereka dapat dinikmati dari sisi kebahagiaan dan kedamaiaan dalam rumah
tangganya sendiri.
Mereka harus memilki berbagai kebutuhan menjadi jaminan dan standar hidup dalam keluarga itu sendiri. Hidup saling berpengertian antara suami dan istri, karena keduanya telah memiliki karakter dan golongan darah yang sepadang dan terukur.
Misalnya, kedua pasangan mungkin sudah berpengalaman dalam kondisi suka maupun duka karena tantangan dan cobaan hidup mereka pernah mengalaminya, sebagai bagian dari kematangan fisik dan mental, sebelum melanjutkan kehidupan baru bersama pasangan hidupnya. Dengan adanya pengalaman adalah guru terbaik yang mematangkan diri pribadi sebelum mengahadapi berbagai persoalan dalam rumah tangganya.
Setelah diikuti dari berbagai pengalaman, tentu mereka hidup akan merasakan bahagia dan harmonis diantara kedua pasangannya. Dan untuk menentukan pasangan hidup bukan dilihat dari perbedaan ras dan warna kulit yang berlainan. Akan tetapi perbedaan itu bukan menjadi hal yang diperdebatkan dan dipertimbangkan, asal kedua pasangannya mempunyai sedarah dan sekarakter selama mereka hidup di bumi.
Meskipun dilihat dari keturunan gen akan berpengaruh dan merasa ganjil pada anak yang akan dilahirkan sebagai pengganti keturunan ayahnya. Tetapi yang dibutuhkan dalam kehidupan adalah kebahagiaan dan kedamaian hidup dalam rumah tangganya sesuai karakter dan darah yang serasi menurut kehendak pencipta manusia.
Secara menausiawi terkadang kita mempunyai banyak pertimbangan menyangkut perbedaan ras, budaya dan bahasa yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun perbedaan ras, budaya dan bahasa bukanlah sesutu hal yang harus dimiliki sebagai prinsip diri yang mempertahankan identitasnya. Sebab jodoh antara suami dan istri dapat ditentukan oleh pencipta manusia, asal relasi antara suami dan istri dapat terjalin sepanjang hidup mereka.
Hidup pada masa kini, tidak seperti hidup para leluhur yang telah menikmati kebahagiaan dan keharmonisan hidup yang bertradisi. Dan suami dan istri mereka mempunyai sedarah dan sekarakter selama mereka hidup. Namun dunia semakin era global ini banyaknya menimbulkan pengaruh lingkungan yang selalu hidup dari budaya ketergantungan tanpa mendasari makna hidup sesunggunya pada masa kini. Akan tetapi, kita mampu mengendalikan proses hidup keluarga serta menyesuaikan pada kebutuhan yang kita milikinya.
Kebahagiaan dan kedamaian dapat dialami dan terus dirasakan, jika kedua pasangannya memiliki keserasian hidup dan selalu menyatakannya ungkapan “syukur” dengan kebutuhan yang mereka miliki dalam kehidupan hari-hari. Intinya, kedua pasangan harus memiliki sekarakter dan sedarah sepanjang hidup, agar keserasian hidup dapat tercipta sepanjang waktu.
By: Tamogei Gobai (SPAP)
Mereka harus memilki berbagai kebutuhan menjadi jaminan dan standar hidup dalam keluarga itu sendiri. Hidup saling berpengertian antara suami dan istri, karena keduanya telah memiliki karakter dan golongan darah yang sepadang dan terukur.
Misalnya, kedua pasangan mungkin sudah berpengalaman dalam kondisi suka maupun duka karena tantangan dan cobaan hidup mereka pernah mengalaminya, sebagai bagian dari kematangan fisik dan mental, sebelum melanjutkan kehidupan baru bersama pasangan hidupnya. Dengan adanya pengalaman adalah guru terbaik yang mematangkan diri pribadi sebelum mengahadapi berbagai persoalan dalam rumah tangganya.
Setelah diikuti dari berbagai pengalaman, tentu mereka hidup akan merasakan bahagia dan harmonis diantara kedua pasangannya. Dan untuk menentukan pasangan hidup bukan dilihat dari perbedaan ras dan warna kulit yang berlainan. Akan tetapi perbedaan itu bukan menjadi hal yang diperdebatkan dan dipertimbangkan, asal kedua pasangannya mempunyai sedarah dan sekarakter selama mereka hidup di bumi.
Meskipun dilihat dari keturunan gen akan berpengaruh dan merasa ganjil pada anak yang akan dilahirkan sebagai pengganti keturunan ayahnya. Tetapi yang dibutuhkan dalam kehidupan adalah kebahagiaan dan kedamaian hidup dalam rumah tangganya sesuai karakter dan darah yang serasi menurut kehendak pencipta manusia.
Secara menausiawi terkadang kita mempunyai banyak pertimbangan menyangkut perbedaan ras, budaya dan bahasa yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun perbedaan ras, budaya dan bahasa bukanlah sesutu hal yang harus dimiliki sebagai prinsip diri yang mempertahankan identitasnya. Sebab jodoh antara suami dan istri dapat ditentukan oleh pencipta manusia, asal relasi antara suami dan istri dapat terjalin sepanjang hidup mereka.
Hidup pada masa kini, tidak seperti hidup para leluhur yang telah menikmati kebahagiaan dan keharmonisan hidup yang bertradisi. Dan suami dan istri mereka mempunyai sedarah dan sekarakter selama mereka hidup. Namun dunia semakin era global ini banyaknya menimbulkan pengaruh lingkungan yang selalu hidup dari budaya ketergantungan tanpa mendasari makna hidup sesunggunya pada masa kini. Akan tetapi, kita mampu mengendalikan proses hidup keluarga serta menyesuaikan pada kebutuhan yang kita milikinya.
Kebahagiaan dan kedamaian dapat dialami dan terus dirasakan, jika kedua pasangannya memiliki keserasian hidup dan selalu menyatakannya ungkapan “syukur” dengan kebutuhan yang mereka miliki dalam kehidupan hari-hari. Intinya, kedua pasangan harus memiliki sekarakter dan sedarah sepanjang hidup, agar keserasian hidup dapat tercipta sepanjang waktu.
By: Tamogei Gobai (SPAP)