Suara
Embun Pagi..!
Aweida
Papua, Matahari mulai terbit pada pagi hari.
Sinar matahari sudah dipancarkan pada tubuh, dan kondisi tubuh terasa
kedinginan sementara melanjutkan perjalanan. Meskipun tubuh semakin dibasahi
dari embun pagi, namun terus menempu harapan yang tak pasti itu. Hidup yang tak
menentu harapan, hanya membuang waktu dan energi ditengah perjalanan membuat
hati semakin terasa pedih dari kondisi hidup tradisi semenjak masa lalu.
Hari demi hari selalu berjalan dalam embun pagi, dan tubuh kita terus dibasahi dengan lumpur-lumpur dalam perjalanan menuju tempat tujuan. Meskipun terasa kebosanan dan kecapean karena perjalanan semakin menjauh, akan tetapi sebagai seorang penempu harus mendapatkan hadiah embun pagi, demi harapan yang menanti tak menanti itu.
Kegiatan setiap hari adalah berjalan kaki dengan membasahi tubuh dari embun pagi sebagai bagian dari olahraga setiap pagi. Tiap hari kita keluar dari rumah menuju tempat tujuan merupakan hal yang bersifat wajib dan dipatuhi pada jadwal sehari tanpa melalaikan tugas dan tanggungjawab yang sudah dipundakannya. Kesiapan untuk melanjutkan perjalanan sudah selimuti dengan awan sibi. Mungkin embun pagi itu mulai terasa kedinginan pada kondisi tubuh merupakan bagian dari perjuangan hidup demi menempu masa depan, agar generasi berikut dapat ditransformasikan dengan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki saat ini.
Masa depan yang tak menentu dalam perjalanan ini, kita sedang mengejar harapan dan cita-cita pribadi dan sesama, selagi kita masih hidup di atas negeri ini. Setiap perjuangan hidup seseorang dalam proses pendidikan merupakan hal kecintaan yang hendak mengetahui identitas dirinya melalui sekolah. Hanya melalui proses pendidikan dapat mengetahui perkembangan dunia melalui pengalaman tradisi menjadi era globalisasi. Perjuangan yang membasahi tubuh kita melalui embun pagi, tentunya akan membuahkan hasil yang maksimal dari perkembangan hidup yang semakin moderenisasi.
Kita sudah mempelajari dari berbagai sumber inspirasi dapat dinyatakan bahwa, hidup diawali dengan pergumulan doa sambil berjalan dalam embun pagi, akan terasa bahagia, tenang dan damai selalu agar perjuangan kita melalui embun bagi sangat bermanfaat demi bangsa, suku dan keluarga melalui proses pendidikan setiap hari.
Belajar "bersyukur" tiap hari merupakan hal yang sangat esensial tanpa mengeluh atas hikmat dan akal budi, sebagai anugrah pemberian dari Allah secara gratis kepada setiap individu. Kata orang bijak, mereka yang sukses bukan karena penonton setia dalam segala upaya, melainkan pengorbanan yang tanggu untuk menghadapi berbagai tantangan sebagai ujian akhir dalam hidupnya.
BY: Jach T Gobai (SPAP)
Hari demi hari selalu berjalan dalam embun pagi, dan tubuh kita terus dibasahi dengan lumpur-lumpur dalam perjalanan menuju tempat tujuan. Meskipun terasa kebosanan dan kecapean karena perjalanan semakin menjauh, akan tetapi sebagai seorang penempu harus mendapatkan hadiah embun pagi, demi harapan yang menanti tak menanti itu.
Kegiatan setiap hari adalah berjalan kaki dengan membasahi tubuh dari embun pagi sebagai bagian dari olahraga setiap pagi. Tiap hari kita keluar dari rumah menuju tempat tujuan merupakan hal yang bersifat wajib dan dipatuhi pada jadwal sehari tanpa melalaikan tugas dan tanggungjawab yang sudah dipundakannya. Kesiapan untuk melanjutkan perjalanan sudah selimuti dengan awan sibi. Mungkin embun pagi itu mulai terasa kedinginan pada kondisi tubuh merupakan bagian dari perjuangan hidup demi menempu masa depan, agar generasi berikut dapat ditransformasikan dengan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki saat ini.
Masa depan yang tak menentu dalam perjalanan ini, kita sedang mengejar harapan dan cita-cita pribadi dan sesama, selagi kita masih hidup di atas negeri ini. Setiap perjuangan hidup seseorang dalam proses pendidikan merupakan hal kecintaan yang hendak mengetahui identitas dirinya melalui sekolah. Hanya melalui proses pendidikan dapat mengetahui perkembangan dunia melalui pengalaman tradisi menjadi era globalisasi. Perjuangan yang membasahi tubuh kita melalui embun pagi, tentunya akan membuahkan hasil yang maksimal dari perkembangan hidup yang semakin moderenisasi.
Kita sudah mempelajari dari berbagai sumber inspirasi dapat dinyatakan bahwa, hidup diawali dengan pergumulan doa sambil berjalan dalam embun pagi, akan terasa bahagia, tenang dan damai selalu agar perjuangan kita melalui embun bagi sangat bermanfaat demi bangsa, suku dan keluarga melalui proses pendidikan setiap hari.
Belajar "bersyukur" tiap hari merupakan hal yang sangat esensial tanpa mengeluh atas hikmat dan akal budi, sebagai anugrah pemberian dari Allah secara gratis kepada setiap individu. Kata orang bijak, mereka yang sukses bukan karena penonton setia dalam segala upaya, melainkan pengorbanan yang tanggu untuk menghadapi berbagai tantangan sebagai ujian akhir dalam hidupnya.
BY: Jach T Gobai (SPAP)