AWEIDA-News, Umur
panjang bagi seseorang di bumi tentu berawal dari relasi yang erat bersama sang
pencipta. Umur panjang dapat diatur oleh yang maha pencipta sesuai hasil
perbuatan manusia di bumi. Jauh sebelumnya, Allah diberikan kebebasan dan kesempurnaan hidup bagi setiap individu,
asalkan kami manusianya dapat dipatuhi pada ketetapan dan ketentuan dari sang
ilahi sepanjang hidup. Kemudian adanya, umur panjang di bumi membuat seseorang semakin bertumbuh
dari iman dan keyakinan yang teguh menghadapi berbagai persoalan dalam hidup sehari-hari.
Dalam kehidupan ini, kesalahan membuat suatu keputusan pada
awalnya sehingga tidak semua manusia hidup lebih dari para leluhur yang berumur
panjang. Dan kondisi tertentu, karena jalan menuju tempat tujuan dan arah yang
salah memili dan menentukan hidup di bumi, maka setiap jiwa manusia dapat mati
tanpa jejak kaki dari tempat dimana mereka huni. Mati akibat ketidaktaatan pada
ketentuan dan ketetapan hukum Allah dalam sepanjang hidup sehingga manusia
terus berguguran dan mati sebelum mencapai tujuan kita bersama.
Tak seorang pun yang dapat merubahkan karakter, sikap, dan tindakan kita, sehingga itulah yang membuat usia manusia terbatas pada waktu yang relatif singkat. Pada hal, kita membutuhkan usia lebih dari 100 tahun bagi setiap orang yang merindukan umur panjang di bumi. Oleh karenanya, suatu perubahan tentang umur panjang di bumi ada ditangan diri pribadi, dan diawali dari introspeksi diri sambil memandang kepada sang pencipta yang mengatur dan memanjangkan usia manusianya.
Kemudian cita-cita dan harapan dari seseorang pun seakan sirna
ditelan waktu sehingga untuk menemukan terang dunia hanyalah cita-cita yang
semu. Meskipun hidup tak terluput dari badai dan gelompok hampir melingkupi
dalam tujuan hidup manusia, tetapi kami meyakini bahwa, kuasa roh akan
memancarkan cahaya hidup sepajang hidup manusia. “ Jika ingin menemukan dunia
terang dan mampu mewujudkan cita-citanya tentu berangkat dari introspeksi diri
sambil mematuhi hukum ketetapan Allah” menurut seorang berumur 175 tahun yang
masih hidup di pedalaman saat ini.
Manusia perlu hidup dan selalu belajar dari kesalahan dan semua yang dianggap pelanggaran haruslah ditinggalkan sebelum menemukan dunia terang. Orang-orang
seperti apakah yang akan berumur panjang dibumi dan akan memasuki taman
firdaus yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup yang kekal....?
Kisah seorang parubaya yang berusia 175 tahun itu, menceritakan
makna tentang umur panjang di bumi kepada mereka yang ada disekitarnya. Dia
mengatakan, “saya bisa umur panjang di
bumi karena selalu mematuhi hukum ketetapan Allah yang sumber-nya dari 10 Perinta Hukum
Allah sebagai renungan selama ini, kata seorang parubaya itu”.
Walau saya hidup sendirian tanpa mengimani sang pencipta menurut
agama yang dianutnya di bumi ini, tetapi lebih urgen bagi saya adalah mengimani
kepada Ia yang menghidupkan nafas kehidupan sepajang hidup saya selama ini.
Kami hanya mengenal seorang penyelamat akan berkuasa di bumi maupun pada
akhirat, yang memegang kendali hidup manusia sebelum agama masuk di wilayah
ini. Namun, generasi sekarang sudah mengenal agama dan nama Tuhan itu, tetapi hidupnya
belum dipatuhi pada hukum taurat dan kitab para nabinya.
Apapun bentuk agama di bumi belum tentu akan menyelamatkan jiwa
manusia untuk hidup yang kekal, tanpa mengimani Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus yang sesunggunya sebagai penolong hidup bagi manusia yang hidup di bumi. Oleh karena itu, dengan adanya agama keselamatan jiwa akan diperoleh melalui renungan kitab suci
sepanjang waktu dan selalu berdoa dalam kondisi apapun demi pemulihan hidup secara
spontan kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh kudus sebagai relasi yang
erat sepanjang hidup di bumi sambil menantikan penentuan nasib sendiri untuk hidup yang kekal.
By: Awimee Gobai / Pecinta Alam Papua
By: Awimee Gobai / Pecinta Alam Papua