"INTROSPEKSI
DIRI LEBIH PENTING, SEBELUM MENGAMBIL TINDAKAN"
AWEIDA-News, Introspeksi diri atau koreksi diri seseorang diperlukan dalam kehidupan setiap orang selama manusia hidup didunia ini. Introspeksi diri atau koreksi diri diperlukan karena terkadang kita sebagai manusia seringkali terperangkap dalam berbagai tindakan yang tidak dapat membuat perubahan dalam kehidupan sosial. Bahkan introspeksi diri juga secara pribadi tak terlepas dari kebiasaan dan perlakuan dari kebiasaan hidup kita sendiri.
Tindakan emosional tak akan membuat perubahan dalam kehidupan sosial maupun pada diri kita masing-masing. Tetapi perubahan terjadi, jika kita sendiri menyadari dari tindakan dan perbuatan kita sebelumnya, dan selalu dikoreksi atas tindakan dan perbuatan secara radikal adalah kewajiaban setiap individu.
Dipertimbangkan bagi setiap orang adalah siapa diri kita sebenarnya sebagai manusia yang mempunyai akal budi. Dan diberikannya dengan kebijaksanaan yang dasyat untuk membedakan mana yang baik dan buruk dalam hidup kita bersama. Manusia mempunyai akal budi dan kebijaksanaan yang berakhlak dari Maha Pencipta kepada tiap-tiap orang, agar kehidupan orang- orang tersebut, dinikmati dengan suasa yang aman dan damai sepanaang hidup.
Jika kita merasa diri sudah di introspeksi dari tindakan dan perbauatan kita sepanjang ini, menandakan introspeksi diri secara pribadi dalam kehidupan diprosesi melalui spritualitas. Terbentuknya, ispritualitas didalam diri, tentunya kita sudah berubah dari diri kita masing-masing. Perubahan terjadi dalam kehidupan sosial ataupun dalam dari diri pribadi, berawal dari “Introspeksi diri”. Dan untuk mencapai suatu tujuan tentu memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang harus dipatuhi dan ditaati dari sumber kebenaran dalam sepanjang hidup akan berjalan.
Bertindak adalah suatu tanda-tanda atau gerakan-gerakan emosional yang ditimbul pada seseorang sehingga dirinya sendiri mengambil tindakan untuk melakukan sesuatu yang tak pernah terlihat sebelumya. Tindakan bereaksi pada seseorang berawal dari didalam diri seseorang, sehingga membuat perubahan dalam kehidupan yang lebih signifikan. Bahkan tindakan seseorang itu, tentu ada keuntungan dan kerugian pada dirinya sendiri. Baik dari sisi positif juga dari sisi negatinya. Dari sisi positifnya karena tindakan dan perbuatan dari orang itu merasa untung pada dirinya sendiri. Mungkin sisi negatifnya, karena merasa diri merugikan dalam kehidupan sosial ataupun dari kehidupan orang itu, sendiri. Pilihan ada ditangan diri kita masing-masing semantara hidup di bumi ini.
Dalam kehidupan ini, kita mengalami kegagalan, tantangan, dan cobaan sebagai bagian dari kehidupan kita masing-masing. Oleh karenanya, prinsip hidup dan kekuatan batin diperkuat sepanjang hidup, tanpa terganggunya kondisi dan situasi yang hampir darurat.
Bagian dari kehidupan manusia, hidup ini juga tak terlepas dari pengaruh lingkungan eksternal, sehingga tujuan perjuangan hidup itu, terkadang diabaikan. Penyesalan terjadi karena merasa tertinggal dengan apa yang diajarkan itu, sebagai sesuatu dianggap biasa. Semestinya, prioritas utama dalam kehidupan adalah Keintiman dengan Kristus, kemudian dilalui dalam proses Pendidikan, serta potensi yang diperoleh salama pendidikan dapat merealisasikan kepada sesama.
Kita hidup didunia ini, hanya sementara saja, menurut perkataan konteks Alquran, dan Alkitab yang sering kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sejauh manakah koreksi diri secara pribadi kita sendiri, sebelum bertindak dan berbuat sesutu demi perubahan hidup...?
Introspeksi diri atau koreksi diri tidak hanya mengungkapkan sekedar omongan sesaat tetapi juga direnungkan dan dihayati secara mendalam, serta menumbuh kembangkan spritualitas menjadi kekuatan batin sepanjang hidup akan berjalan. Dengan introspeksi diri secara pribadi menantikan penentuan nasib sendiri, dengan prinsip hidup yang bermanfaat pada kemudian hari.
By: Awimee Gobai / Pecinta Alam Papua
Tindakan emosional tak akan membuat perubahan dalam kehidupan sosial maupun pada diri kita masing-masing. Tetapi perubahan terjadi, jika kita sendiri menyadari dari tindakan dan perbuatan kita sebelumnya, dan selalu dikoreksi atas tindakan dan perbuatan secara radikal adalah kewajiaban setiap individu.
Dipertimbangkan bagi setiap orang adalah siapa diri kita sebenarnya sebagai manusia yang mempunyai akal budi. Dan diberikannya dengan kebijaksanaan yang dasyat untuk membedakan mana yang baik dan buruk dalam hidup kita bersama. Manusia mempunyai akal budi dan kebijaksanaan yang berakhlak dari Maha Pencipta kepada tiap-tiap orang, agar kehidupan orang- orang tersebut, dinikmati dengan suasa yang aman dan damai sepanaang hidup.
Jika kita merasa diri sudah di introspeksi dari tindakan dan perbauatan kita sepanjang ini, menandakan introspeksi diri secara pribadi dalam kehidupan diprosesi melalui spritualitas. Terbentuknya, ispritualitas didalam diri, tentunya kita sudah berubah dari diri kita masing-masing. Perubahan terjadi dalam kehidupan sosial ataupun dalam dari diri pribadi, berawal dari “Introspeksi diri”. Dan untuk mencapai suatu tujuan tentu memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang harus dipatuhi dan ditaati dari sumber kebenaran dalam sepanjang hidup akan berjalan.
Bertindak adalah suatu tanda-tanda atau gerakan-gerakan emosional yang ditimbul pada seseorang sehingga dirinya sendiri mengambil tindakan untuk melakukan sesuatu yang tak pernah terlihat sebelumya. Tindakan bereaksi pada seseorang berawal dari didalam diri seseorang, sehingga membuat perubahan dalam kehidupan yang lebih signifikan. Bahkan tindakan seseorang itu, tentu ada keuntungan dan kerugian pada dirinya sendiri. Baik dari sisi positif juga dari sisi negatinya. Dari sisi positifnya karena tindakan dan perbuatan dari orang itu merasa untung pada dirinya sendiri. Mungkin sisi negatifnya, karena merasa diri merugikan dalam kehidupan sosial ataupun dari kehidupan orang itu, sendiri. Pilihan ada ditangan diri kita masing-masing semantara hidup di bumi ini.
Dalam kehidupan ini, kita mengalami kegagalan, tantangan, dan cobaan sebagai bagian dari kehidupan kita masing-masing. Oleh karenanya, prinsip hidup dan kekuatan batin diperkuat sepanjang hidup, tanpa terganggunya kondisi dan situasi yang hampir darurat.
Bagian dari kehidupan manusia, hidup ini juga tak terlepas dari pengaruh lingkungan eksternal, sehingga tujuan perjuangan hidup itu, terkadang diabaikan. Penyesalan terjadi karena merasa tertinggal dengan apa yang diajarkan itu, sebagai sesuatu dianggap biasa. Semestinya, prioritas utama dalam kehidupan adalah Keintiman dengan Kristus, kemudian dilalui dalam proses Pendidikan, serta potensi yang diperoleh salama pendidikan dapat merealisasikan kepada sesama.
Kita hidup didunia ini, hanya sementara saja, menurut perkataan konteks Alquran, dan Alkitab yang sering kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sejauh manakah koreksi diri secara pribadi kita sendiri, sebelum bertindak dan berbuat sesutu demi perubahan hidup...?
Introspeksi diri atau koreksi diri tidak hanya mengungkapkan sekedar omongan sesaat tetapi juga direnungkan dan dihayati secara mendalam, serta menumbuh kembangkan spritualitas menjadi kekuatan batin sepanjang hidup akan berjalan. Dengan introspeksi diri secara pribadi menantikan penentuan nasib sendiri, dengan prinsip hidup yang bermanfaat pada kemudian hari.
By: Awimee Gobai / Pecinta Alam Papua
Disposakan: AWEIDA-News