Nabire,
SPAP-News–
Pastor Nato Gobay mengatakan, 2000-3000 lebih manusia Papua sudah dirampas hak
hidupnya oleh penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini sudah ada di Tanah Papua,
khususnya di Kabupaten Nabire sejak 1998. Untuk itu, perlu perhatian serius
semua pihak.
“Penyakit ini kita tidak pernah pikir suatu saat akan datang ke
Tanah Papua, tetapi berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penyakit ini
ada disini dan sungguh-sungguh menghabisi masyarakat yang ada di Papua,
khususnya di wilayah Meepago (Nabire, Paniai, Intan Jaya, Dogiyai, Deiyai, dan
Mimika),” kata Nato Gobay saat Musyawarah Besar HIV/AIDS dan Pemberantasan
Minuman Keras, di Nabire, Papua, Senin (17/11).
Menurut Gobay, AIDS sudah menjadi bagian integral dari kehidupan
manusia, warga setia keluarga, sekaligus menjadi musuh kehidupan manusia. Dan
dari dalam, penyakit ini mulai memakan daging-daging manusia yang ada di
wilayah Meepago.
“Dengan demikian, manusia yang tidak bersalah akan berjatuhan
sana-sini, anak cucu kami sudah mulai habis, orang tua sudah habis, begitu juga
dengan para muda-mudi juga sudah habis,” katanya.
Musyawarah Besar (Mubes) HIV/AIDS dan Pemberantasan Minuman Keras
(Miras), ujar Gobay, diadakan untuk mengatasi masalah ini, tidak ada tujuan
lain, yakni memberantas minuman keras dan mencegah serta mengurangi penyebaran
penyakit Aids.
“Lebih baik mencegah itu saja sudah bernilai tinggi. Kalau ini
dibiarkan terus, maka manusia-manusia yang tidak berdosa di daerah ini tinggal
cerita dan akan punah. Saya berani mengatakan kalau manusia Papua membiarkan
diri terhadap penyakit AIDS dan Miras ini, maka cepat atau lambat manusia akan
punah,” katanya.
Menurut Gobay, akibat HIV/AIDS dan Miras, sampai hari ini 45 lebih
marga di wilayah Meepago sudah habis. Mungkin sisanya ini juga bisa dihabiskan
oleh penyakit AIDS dan Miras.
“Untuk itu, kami sangat prihatin terhadap kehidupan ini, saya
sendiri sebagai Pastor. Kami menyadari, kami adalah perpanjangan tangan dari
Tuhan untuk coba berusaha mengatasi kehidupan yang terganggu karena penyakit
ini,” kata Gobay.
Bupati Kabupaten Nabire Isaias Douw mengatakan, perkembangan
HIV/AIDS di masyarakat telah sampai pada taraf yang sangat memprihatinkan.
Jumlah penderita selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
“Apabila kita mengacu pada fenomena, jumlah penderita HIV/AIDS akan
jauh lebih banyak lagi daripada yang terdata selama ini untuk Papua. Kabupaten
Meepago sendiri ada pada urutan ketiga terbanyak setelah Kabupaten Jayapura,”
kata Douw.
Menanggapi itu, ujar Douw, kondisi ini menjadi ancaman serius bagi
masyarakat Meepago terutama generasi muda. Setelah itu peredaran Miras yang
tidak terkendali, mengakibatkan sering munculnya masalah sosial di masyarakat
mulai dari pencurian, pertikaian, pemerkosaan hingga seks bebas yang
jelas-jelas menjadi pintu masuk penularan HIV/AIDS.
“Nabire adalah pintu bagi enam kabupaten lain diatas. Saya mohon
kepada kita semua, mari kembali kepada gereja, pemerintah untuk membenahi
sama-sama. Jangan tinggalkan mereka sendiri tapi kita sama-sama, karena jika
dijalankan sendiri maka tidak akan mampu sesuai dana yang dialokasikan ke
masing-masing daerah,” katanya. (Admin/SPAP)