AWEIDA-News, Pada mulanya, Allah menciptakan manusia serupa
dan segambar yang sempurna dan unik sebagai makhluk yang mulia. Dan kami manusia diciptakan pada hari yang ke-enam
sebagai pengelola, penjaga, dan pewaris buat bangsanya diatas negeri yang
dianugrahkan oleh ALLAH bagi setiap bangsa didunia ini. Setiap suku bangsa yang
berada didunia ini, tentu mempunyai nilai-nilai kultur yang bervariasi atau
berbeda sesuai dengan kasih dan kemurahan ALLAH bagi setiap suku bangsa
dibelahan dunia.
Kami
juga telah diberikan akal budi dan kebijaksanaan yang sangat dasyat untuk
memahami, membedakan dan melihat situasi dimana para kaum kapitalis dan para
kolonialisme dengan membawa berbagai produk global. Kaum kapitalis dan para
kolonialisme memasuki pulau surga itu dengan berbagai jenis produk yang dapat
mematikan perjuangan para patriot sejati sebelumnya.
Kaum
kapitalis dan para kolonialisme menyamar diri dengan membawa kabar gembiri,
namun ujung-ujungnya demi kepentingan hubungan bilateral antara negara
kapitalis dan kolonialisme. Kehadiran mereka di bumi cendrawasih untuk merampas
dan merampok kekayaan milik penghuni atau pribumi yang berdomisi di wilayah itu
sendiri.
Kita
selalu berdoa atas penderitaan, penindasan dan pembantaian yang sering kita
alami sepanjang ini merupakan bagian dari kehidupan kita bersama. Namun ada
begitu banyak hal-hal yang perlu diperbaiki bersama, misalnya: (1) Iman kita
masih bersifat seperti pohon benalu, (2.) Hidup kita selalu mengandalkan kepada
kaum kapitalis dan negara kolonialisme, (3.) Kita juga sering mengibarkan
lambang negara yang bukan milik kita sendiri, seperti Bendera Negara Israel,
Amerika, dan bendera negara yang anggap dijajah kita saat ini.
Bangsa
Papua barat memang berasal dari Bangsa Yahudi ataukah kita hanya dirayu karena
konteks kerohanian karismatik kekinian dengan memanfaatkan kepentingan ekonomi,
politik dan kekuasaan. Semestinya, kita bisa memahami dengan apa tujuan mereka.
Kemudian kita juga bisa membedakan dengan paradigma para leluhur dalam konteks
tradisioanl dengan membandingkan kaum kapitalis dengan kolonialisme pada zaman
era globalisasi saat ini. Semuanya ini kami merasa terancam punah dengan
runtunya niali-nilai kultur kerohanian para leluhur dengan dominasinya berbagai
produk kerohanian modern saat ini.
Dengan
ada apa dibalik itu semuanya menujuh pemusnah etnis?
Kehidupan
orang papua selama ini, sepertinya pohon benalu yang tidak mempunyai akar pada
dasaranya. Dasar kita sudah mulai rapuh dan seakan-akan pulau surga itu menjadi
wilayah perebutan bagi mereka yang berkuasa didunia ini. Kaum kapitalis dan
para investor sedang berstrategi dengan negara yang masih dijajah kami saat
ini. Tujuan utama kehadiran kaum kapitalis dan para kolonialisme untuk menggenosidakan
orang-orang yang dianggap penghuni itu.
Bila
kita hidup bertumbuh bersama Allah Bangsa Papua Barat tentu kita akan bebas
dari jajahan ekonomi, politik dan segala bentuk produk kerohanian karismatik
yang berasal dari bangsa Yahudi dengan menyamar diri membawah kabar gembira itu.
Namun disisi lain justru melahirkan berbagai produk pemusnahan Etnis Papua Barat dengan realita yang sedang berlangsung di Tanah Papua saat ini. Sebangsa dan setanah Air, bangsa papua barat mari kita sama-sama selamatkan Papua dari berbagai Produk Pemusnahan
Etnis. Dengan demikian, menantikan penentuan nasib kita sendiri tanpa mengandalkan Allah Bangsa Yahudi, melainkan selalu mengandalkan kepada Allah Bangsa Papua. (Admin/ AWEIDA)