AWEIDA-News, Dalam
kehidupan sosial pada suatu wilayah ataupun daerah sering mengadapai berbagai
problema sebagai tantangan, halangan bagi umat manusia yang hendak
memisahkan diri dari penjajahan. Dan setiap manusia juga mempunyai akal budi, dan kebijaksanaan, yang telah diberikan oleh maha pencipta kepada
setiap orang untuk berfikir logis dalam keadaan seperti yang kita alami saat
ini. Serta membangun hubungan kekerabatan yang harmonis. Dan didalam
kebersamaan dan kekompakan itu juga untuk mendirikan sebuh negara yang bermandiri
tanpa dijajah dan diintervensi dari kaum imprealisme dan para kolonialisme.
Pada dunia perkembangan moderen saat ini, ada banyak kaum intektual dan para
politisi berupaya untuk merubahkan suatu wilayah ataupun daerah dengan
berbagai alasan irasional, hanya karena demi kepentingan diri mereka. Bila kita
sebagai manusia yang berakal budi, dan disebut sebagai pengganti para leluhur
yang berjasa, semestinya berfikir dan melihat situasi saat ini. Kondisi dan
situasi saat ini sangat dikhawatirkan bagi rumpun Melanesia di Bumi
Cenderawasih diatas tanah kami sendiri.
Kita sudah berpendidikan dan punya pengalaman yang cukup untuk mencipkan
kesejahteraan. Namun yang menjadi persoalan adalah kehidupan kita selama ini sepertinya berada dalam sebuah tempurung. Manusia mengalami kesiksaan dan penderitaan sepanjang ini. Dimanakah akal budi kita? Sebelumnya, orangtua kami memikirkan anak-anak
kami yang akan menentukan nasib sendiri. Tetapi justru kita juga
terpengaruh dengan system kolonial Indonesia dengan paradigma berfikir
orang-orang melayu jawa sudah nampak diseluruh wilayah tanah papua. Semestinya, kita melawan dari imperealisme
dan kolonialisme tetapi
semuanya ini manusia papua menujuh kepunahan etnis.
Jika kita hendak berlayar ketempat tujuan yang sama perlunya mengkonsolidasi
semua organ yang ada, kekompakan, persatuan dan kesatuan dari seluruh rakyat
bangsa papua barat. Sebenarnya rakyat masih
membutuhkan kemerdekaan atau penentuan nasib sendiri. Tetapi
didikan otak melayu juga sudah mulai menyamar diseluruh wilayah tanah papua. Kurangnya persatuan dan kesatuan dari masyarakat atas persoalan ideologi sehingga ideologi perjuangan papua barat itu, terkadang
tidak tercapai sesuai keinginan mereka.
Rakyat papua jangan terprovokasi dengan ilusi-ilusi yang dirayu oleh para
penghianat, dan para koruptor itu. Orang seperti Yudas iskariot sudah mulai
menyebar dengan berbagai rayuan untuk mempengaruhi kepada masyarakat dengan
alasan untuk menciptakan kesejahteraan. itu semuanya adalah omong kosong
belaka demi mendominasi kapitalisme dan hegomoni dalam bentuk sistematis. Orang
papua sebagai identitas yang jelas yakni, rumpun melanesia papua barat. Rakyat West Papua bukan memerlukan kesejahteraan dan pemekaran Provinsi dan daerah baru, melainkan “Penentuan Nasib
Sendiri atau merdeka sendiri”.
Rakyat West papua bangsa melanesia hanya membutuhkan pengakuan dari NKRI
sebagaimana dikatakan oleh para pejuang diluar negeri maupun didalam negeri
terutama para pejuang yang berada di Tanah papua. Orangtua atau TPN-OPM masih
mampu berjuang secara bermartabat, sesuai
pernyataan resmi “Tuan: Gen-Goliat Tabuni bersama seluruh Panlima
Kodam setiap Daerah. Dan logika berfikir mereka jauh lebih baik
dibandingkan orang berpendidikan. Orang berpendidikan hanya memperjuangkan demi memanfaatkan kepentingan diri tanpa adanya rasa kepedulian atau kasih
sayang terhadap orangtua mereka sendiri. Dengan adanya pendekatan
kabupaten seluruh wilayah tanah papua seakan-akan perjuangan tidak akan ada
lagi, Dikarenakan tempat persembunyian bagi orangtua atau TPN-OPM sudah
diketahui melalui pendekatan pemekaran kabupaten itu.
Tanah papua adalah wilayah yang diperjuangkan untuk menentukan nasib sendiri
melalui perundingan secara demokratis berdasarkan pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) sepanjang ini. Oleh karenanya, Siapun yang merasa diri bahwa
kita adalah bangsa papua barat atau bangsa melanesia berambut kriting kita
harus menghakhiri diatas tanah kami, hingga menuju pada tujuan kebebasan
menjadi ideologi bersama.
Wahaii…Tanah Papua!, dengarkanlah seruan dan tangisan bagi bangsa papua sepanjang
ini. Manusia papua tiap saat dapat dibunuh terus-menerus dan hampir mencabut
nyawa yang masih tersisa-sisa diatas tanah leluhur kami. Lenyapkanlah
mereka yang hanya demi memanfaatkan kepentingan diri tanpa memikirkan rakyat
yang masih membutuhkan kebebasan. Kondisi dan situasi seperti saat ini,
memang darurat militer Indonesia di tanah papua. Tetapi kita tidak akan
menyerah sampai papua merdeka adalah harga diri bangsa. Walaupun bumi
cendrawasih menguasai dengan kaum penjajah dan para penghianat tetapi kami
yakin bahwa, papua harus merdeka.(Admin / AWEIDA)
|
PEMEKARAN DAERAH BARU MENDATANGKAN KEPUNAHAN ETNIS
Written By Aweida Papua on Senin, 11 Agustus 2014 | 07.38
Label:
ARTIKEL