Mama Papua berjualan di Jln: Raya bukan di Pasar |
AWEIDA-News, Penulis
dengan merasa kehilangan energi serta rasa kepedulian terhadap rakyat
yang masih menderita diatas tanah mereka sendiri dengan dominannya kaum
kapitalis dan para investor di Bumi Cendrawasih-Papua yang sangat
ekses. Hal paling penting adalah Pengembangan Usaha Masyarakat harus diperdayakan oleh Pemerintah
sesuai Usaha Mandiri Rakyatnya Sendiri. Diperlukan pemberdayaan usaha
mikro rakyat dengan peratian yang lebih progresif adalah pembenahan ekonomi
rumah tangga secara produktif yang harus dilakukan dan dijalankan oleh pemerintah kepada rakyatnya.
Membangun ekonomi mikro rakyat adalah salah satu asset yang harus direalisasi untuk membangun pertumbuhan ekonomi pada kehidupan sosial terutama dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Ekonomi mikro berbicara tetang kehidupan manusia dalam rumah tangga dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dan diperdayakan oleh orang-orang ekonom terharap rakyatnya. Ekonomi mikro rakyat juga semakin merasa ketidakberdayaan pada kehidupan sosial , disebabkan adanya ketidakpedulian dengan usaha-usaha yang ada pada rakyatnya sendiri.
Kehidupan ekonomi Mikro Rakyat Provinsi Papua dan Papua Barat
Penulis akan menjelaskan beberapa faktor penghambat pertumbuhan ekonomi mikro rakyat dalam kehidupan sosial juga dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Kehidupan ekonomi masyarakat papua dalam kehidupan relita ini, belum bisa dikatan adanya petingkatan secara signifikan. Dikarenakan pemerintah provinsi maupun daerah hanya memperkaya dengan hasil produksi dari luar papua. Seharusnya, memperdayakan ekonomi mikro rakyat dengan usaha-usaha atau hasil produksi dari rakyatnya sendiri. Kita bisa melihat contoh konkrid dalam kehidupan ekonomi masyarakat dimanjakan dengan hasil produk dari kepulauan lain di indonesia, pada hal rakyat setempat juga mempunyai banyak potensi yang terkadung didalamnya. Ini salah satu pola berfikir yang keliru untuk mengembangkan usaha mikro dalam rumah tangganya sendiri. Kerena menurut penulis, masyarakat jawa, sumatera, sulawesi dan kepulauan lain di Indonesia mempunyai inisiatif untuk mendapatkan uang atau modal melalui hasil keringat mereka seperti masyarakt papua yang hidup sebelum ada otsus. Sedangkan kehidupan masyarakat papua saat ini, lebih dimanja melalui dana otonomi khusus. Sehingga itulah memunculkan berbagai persoalan sebagai faktor penghambat pembangunan. Danah otsus yang dikucurkan dari pemerintah pusat tujuannya untuk mensejahterakan rakyat papua tetapi itu semuanya tidak menyentuh terhadap rakyat papua, berambut kriting.
Membangun ekonomi mikro rakyat adalah salah satu asset yang harus direalisasi untuk membangun pertumbuhan ekonomi pada kehidupan sosial terutama dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Ekonomi mikro berbicara tetang kehidupan manusia dalam rumah tangga dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dan diperdayakan oleh orang-orang ekonom terharap rakyatnya. Ekonomi mikro rakyat juga semakin merasa ketidakberdayaan pada kehidupan sosial , disebabkan adanya ketidakpedulian dengan usaha-usaha yang ada pada rakyatnya sendiri.
Kehidupan ekonomi Mikro Rakyat Provinsi Papua dan Papua Barat
Penulis akan menjelaskan beberapa faktor penghambat pertumbuhan ekonomi mikro rakyat dalam kehidupan sosial juga dalam kehidupan rumah tangganya sendiri. Kehidupan ekonomi masyarakat papua dalam kehidupan relita ini, belum bisa dikatan adanya petingkatan secara signifikan. Dikarenakan pemerintah provinsi maupun daerah hanya memperkaya dengan hasil produksi dari luar papua. Seharusnya, memperdayakan ekonomi mikro rakyat dengan usaha-usaha atau hasil produksi dari rakyatnya sendiri. Kita bisa melihat contoh konkrid dalam kehidupan ekonomi masyarakat dimanjakan dengan hasil produk dari kepulauan lain di indonesia, pada hal rakyat setempat juga mempunyai banyak potensi yang terkadung didalamnya. Ini salah satu pola berfikir yang keliru untuk mengembangkan usaha mikro dalam rumah tangganya sendiri. Kerena menurut penulis, masyarakat jawa, sumatera, sulawesi dan kepulauan lain di Indonesia mempunyai inisiatif untuk mendapatkan uang atau modal melalui hasil keringat mereka seperti masyarakt papua yang hidup sebelum ada otsus. Sedangkan kehidupan masyarakat papua saat ini, lebih dimanja melalui dana otonomi khusus. Sehingga itulah memunculkan berbagai persoalan sebagai faktor penghambat pembangunan. Danah otsus yang dikucurkan dari pemerintah pusat tujuannya untuk mensejahterakan rakyat papua tetapi itu semuanya tidak menyentuh terhadap rakyat papua, berambut kriting.
Ketika
penulis masih muda, dibesarkan dengan makanan alamiah dengan hasil keringat
dari orangtua tetapi saat ini, masyarakat papua sudah kehilangan energi untuk
bekerja, berkebun, berburu, dan bertani. Seharusnya, masyarakat pribumi berdaya
diatas tanah mereka sendiri tanpa menguasai kaum kapitalis dan para investor
dari luar. Tetapi saat ini, penyalahgunaan dana otsus provinsi papua maupun
papua barat belum menyalurkan dana sesuai kebutuhan rakyat, melainkan asal
dibagikan tanpa mekanisme kerja. Itu realita yang sedang terjadi di Provinsi
Papua maupun provinsi papua barat. Oleh karenanya, pemerintah provinsi maupun
pemerintah daearah harus memonitor dan mengawasih setiap sektor usaha
masyarakat sehingga dengan meningkatnya perekonomian rumah tangga bagi orang
papua dapat merasakannya.
Dan
pemerintah harus memfasilitasi saran dan prasara sebagai pasar tradisional yang
memadai, sehingga rakyat papua terutama mama-mama papua juga bisa bersaing
dengan pengusaha-pengusaha lain yang berasal dari jawa, sumatera, Sulawesi.
Papua sering terjadi penggusuran demi penggusuaran terhadap rakyat pribumi,
terutama kepada mama-mama asli papua. Karena penulis sendiri pernah melihat
mama-mama papua menjual barang dagangan atau asil usaha dari kebun itu, mereka
menjual dipinggiran jalan raya.
Sedangkan
para pedagang lainnya yang berasal dari jawa, sumatera, Sulawesi dan Maluku
mereka menjual barang dagangan mereka, dengan fasilitasi yang memadai. Bahkan
tanah papua untuk pendatang bukan milik rumpun melanesia papua. Karena masyarakt
pribumi semakin tersingkir dan terbuang seperti anak terlantar dijalan
diatas negeri mereka. Dan disisi lain, uang turdes dengan beras JPS yang
disediahkan oleh pemerintah untuk rakyat papua itu, salah satu pembunuhan
energi untuk bekerja bagi orang papua sehingga diharapkan bahwa Pemerintah
harus melihat usaha mandiri dari masyarakt sendiri.
Sesuai
dengan konteks diatas ini, penulis melihat masyarakat jawa, sumatera, sulawesi
dan kepulauan lain di Indonesia lebih maju perekonomian melalui “Pengembangan
usaha Masyarakat”. Sedangkan provinsi papua terkenal dengan dana otonomi khusus
yang lebih besar tetapi pada realitanya masyarakt lebih dimarjinalisasi dan
disingkirkan oleh Pemerintah sendiri terhadap rakyatnya atau orangtua mereka
sendiri. Oleh karenya, manusia diciptakan oleh Tuhan untuk mengayomi,
menyediakan dan memperdayakan sesuai kebutuhan rakyat sendiri.
Kehidupan suatu bangsa atau suatu wilayah perlu dibenahi atas kelalaian dalam menjalankan tugas yang dipercayahkan oleh rakyat selama ini. Karena makna demokrasi ini juga menjadi tanggunjawab kita bersama. Dan pemerintah jangan menutup mata atas ketidakadilan yang terus-menerus terjadi pada rakyat penghuni atau pribumi diatas tanah mereka. Karena merekalah yang telah menyekolahkan kita jadi pejabat di Bumi Cendrawasih. Bila pemerintah tak mampu untuk merubahkan kehidupan perekonomian orang papua, lebih baik dibuka ruang demokrasi sebagai penentuan nasib sendiri bagi mereka yang hendak memisahkan diri dari negara kesatuan saat ini. (Admin / AWEIDA)
Kehidupan suatu bangsa atau suatu wilayah perlu dibenahi atas kelalaian dalam menjalankan tugas yang dipercayahkan oleh rakyat selama ini. Karena makna demokrasi ini juga menjadi tanggunjawab kita bersama. Dan pemerintah jangan menutup mata atas ketidakadilan yang terus-menerus terjadi pada rakyat penghuni atau pribumi diatas tanah mereka. Karena merekalah yang telah menyekolahkan kita jadi pejabat di Bumi Cendrawasih. Bila pemerintah tak mampu untuk merubahkan kehidupan perekonomian orang papua, lebih baik dibuka ruang demokrasi sebagai penentuan nasib sendiri bagi mereka yang hendak memisahkan diri dari negara kesatuan saat ini. (Admin / AWEIDA)