Pejuang Bangsa |
Secara alamiah setiap orang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Entah memimpin dirinya sendiri ataupun kehidupan sesama. Pemimpin dapat dijelaskan lebih banyak kedalam dunia organisasi. Entah pemimpin dari organisasi apapun bentuknya, terutama mulai dari organisasi keluarga kedalam dunia nyata. Tetapi pemimpin yang berkarakter pejuang bangsa dibutuhkan kesadaraan terlebih dahulu. Pejuang bangsa yang tidak mengenal kelelahan, tidak putus asa, selalu konsisten dan mampu menggerahkan pengikutnya itulah yang disebut pemimpin pejuang.
Pemimpin pejuang bangsa dapat dirindukan oleh segenap bangsa ketika suatu bangsa mengalami ketidakadilan, diskriminasi rasial, penindasan, perampasan kekayaan alam, dan penjajahan secara politik dan ekonomi kedalam dunia nyata. Diantara bangsa terjajah, termarginal dan tertindas dapat memikirkan harapan hidup mereka, serta menentukan pemimpin pejuang bangsa yang visioner. Entah pemimpin pejuang bangsa dari gaya dan cara kepemimpinnya. Tetapi lebih dari itu, mereka menantikan utusan dari Allah yang dapat menunjukan satu tanda heran ke tanda heran yang lain didalam persatuan bangsa melalui organisasi yang dibentuknya.
Dengan konteks kekinian, Krisis pejuang bangsa dapat dialami oleh orang asli papua di atas negeri mereka. Meskipun pejuang ditemukan dimana-mana menurut ukuran dan kemampuam mereka, tetapi kebiasaan buruk mereka seperti dosa kesombongan, egois, sukuisme, iri hati dan merasa terhebat sebagai pejuang bangsa seringkali diketahui pada masa terkini. Akan tetapi impian dan harapan kemerdekaan masih dalam kondisi kelabu diatas pengorbanan dan air mata bangsa. Kondisi nyata tak tabu ditelinga kita bahwa krisis pejuang bangsa masih terus dialami dan dirasakan kita bersama. Hal itu menjadi tantangan hidup setiap bangsa-bangsa yang berada dalam kondisi penjajahan itu.
Krisisi pejuang bangsa terjadi akibat dosa-dosa pribadi dan sesama belum pernah ditinggalkan dan ditanggalkan menuju impian kemerdekaan itu. Setelah kita sadar dan bertobat dari dosa dan pelanggaran, tentu kita akan menemukan pemimpin pejuang bangsa yang dirindukan itu. Sebelum dibutuhkan pejuang kemerdekaan bangsa, setiap orang memerlukan doa puasa dengan hati guna melengkapi kekurangan dan kelemahan yang dialami dalam persatuan bangsa itu.
Pejuang Bangsa |
Doa Puasa |
Perlu direnungkan kita, dimana Nabi Musa melarikan diri dari Mesir ke tanah Midian. Dia melarikan diri setelah membunuh orang Mesir. Ia mengembalakan kambing domba milik Yitro, mertuanya yang menjadi Imam di Midian. Ketika dia menggiring kambing domba itu ke seberang pada gurun. Sampaikanlah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb pada itu. Lalu malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya didalam nyala api yang keluar dari semak duri itu. Tempat inilah Musa mendapat KUASA keberanian untuk membebaskan bangsanya dari kehidupan perbudakan di Mesir dibawa kekuasaan Firaun pada waktu itu.
Secara manusiawi mungkin MUSA belum cukup menjadi seorang pemimpin bangsa karena Ia masih muda dan sangat terbatas kemampuannya. Tetapi Allah mengasihi dan meneguhkan iman MUSA untuk menghadapi Firaun dengan jalan yang ditunjukannya. Kekuatan dan kepimimpinannya berasal dari Allah tanpa memimpin bangsanya sesuai kehendak pribadinya. Tetapi Ia selalu bertanya kepada Allah mereka dalam doa ketika umatnya mengalami krisis ketika mereka didalam perjuangan bangsanya.
Pada masa kini, orang papua memerlukan doa puasa untuk memastikan jawaban dari Allah terkait pembebasan bangsa itu. Dengan adanya seruan kita dengan tangisan dan air mata, TUHAN akan menjawab kerinduan kita. Yang perlu dilakukan orang papua adalah merendahkan diri dan memohon kepada Allah yang memegang kunci kemerdekaan diatas tanah papua. Dengan adanya doa puasa secara kolektif dari segenap bangsa memohon dengan maksud diberikan tongkat pembebasan kepada seorang pejuang bangsa menjadi solusi mengundang pejuang yang dinantikan itu.
10 Hukum Diberikan Musa |
#Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi perjuangan yang sangat melelahkan ini, kita masih dalam kondisi krisis pejuang bangsa. Dan masih dinantikan pejuang yang dipakai TUHAN menuju kemerdekaan dibumi. Mungkin kita berusaha menjadi pejuang bangsa seperti Nabi Musa tetapi kondisi tertentu dosa dan pelanggaran kita membuat terhambat. Proses merebut kuasa pertolongan Allah untuk pembebasan bangsa, perlunya menyangkal diri dari dosa dan pelanggaran diatas negeri ini. Demikian pula, pemulihan diri dan membangun kesadaran diri dapat diperlukan kedalam dunia nyata sebelum mengundang pejuang bangsa yang dipakai TUHAN melalui doa puasa ditengah-tengah kondisi penantian ini.
Disposkan: Aweida Papua