Makna
penghianatan dan Penyangkalan Sesama Umat Ciptaan Dalam Rangkah Memperingati
Paskah 2019.
Aweida Papua, Setiap umat
ciptaan TUHAN tidak selalu hidup dalam kondisi rukun, damai dan bahagia dalam
kehidupan di dunia ini. Dan sebagai manusia tidak terluput dari hal
pengkhinatan dan penyangkalan sebagai pencobaan terhadap setiap umat
ciptaannya. Baik untuk persoalan secara pribadi ataupun kolektif senantiasa
mengampiri sepanjang waktu. Hal kedamaian dan ketentramaan dalam konteks
kehidupan demokrasi dapat dipertanyakan dan patut direnungkan dalam kondisi
kemanusiaan didunia hingga ujung bumi diatas negeri ini.
Saat ini,
kita sudah memasuki kedalam moment paskah yang selalu dirayakan dan diperingati
oleh setiap umat kristiani yang dimaknai peristiwa kehadiran, kelahiran, rasa
penyiksaan, sampai hari penyaliban karena Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat
bagi setiap umat-Nya. Rasa kepedihan dan derita yang dapat dialami oleh Yesus
menjadi bahan perenungan tersendir. Yesus anak Allah tanpa membalas kejahatan
sedikit pun menjalani penderitaan atas tindakan yang dilakukan oleh penguasa
tentara romawi, pemerintah, Imam-Imam besar (moralis) dan seluruh penduduk di
Isreal Yahudi pada waktu itu. Yesus adalah anak Allah yang maha mulia dan
ditinggikan atas semua pengajaran tentang kebenaran kepada seluruh bangsa. Di
dalam Yesus ada kebaikan, pengampunan, penuh belas kasihan dan berjiwa damai di
dalam roh dan kebenaran sesuai tujuan dari Allah Bapa-Nya.
Bagi mereka
yang termotivasi pada misi Kristus memperjuangan keadilan demi kebenaran
berbasis kemanusiaan dapat dialami pencobaan dari Iblis. Dengan Strategi Iblis
memperdayakan dan memperalatkan sebagian orang tertentu supaya setiap pelaku
kebebaran diakhianati dan disangkal atas nama kepentingan dan keinginan duniawi.
Dosa penghinatan dan penyangkalan terus bertumbuh kedalam kehidupan manusia
pada kondisi kekinian. Sebagaimana Yesus datang kedalam dunia juga pernah
mengalami pencobaan dari Iblis melalui penyiksaan, dan tindakan kesengsaraan
yang dilakukan oleh pemimpin dan tentara romawi saat itu.
Sesunggunya,
Yesus adalah anak Allah yang maha tinggi dan putut disyukuri atas
kedatangannya. Namun, penguasa pemerintah dan toko agama memerintahkan untuk
ditangkap dan diadili sampai peristiwa penyaliban kristus terjadi diatas bukit
golgota. Misi kristus hanya membebaskan umat ciptaan terbebas dari kuasa
kegelapan yang menutupi dunia agar setiap umatnya memperoleh keselamatan yang
kekal di dunia pada akhirat. Oleh karenanya, bagi mereka yang termotivasi pada
jiwa kemanusiaan demi keselamatan manusia dapat diperjuangkan hingga kaum
pengkhinat dan penyangkal akan terasa malu atas tindakan dan perbuatan dalam
kondisi penantian kemerdekaan di bumi pada akhirat.
Kita semua
pernah membaca dan merenungkan atas pengkhianatan dan penyangkalan yang
dilakukan oleh murid Yesus. Ada dua murid Yesus yang pernah mengkhianati dan
menyangkal kepada-Nya yaitu Yudas Iskariot saudara Yesus mengambil 30 keping
perak supaya Yesus ditangkap dan disalibkan demi kegenapan visi dan misi Allah.
Kemudiaan Simon petrus juga sudah tiga kali menyangkali Yesus sebagai TUHAN-Nya
sementara menuju tempat penyaliban. Itulah kehidupan manusia dengan strategi
Iblis menggodai dan memperdayakan kita dalam kondisi perjuangan mengakhiri
penderitaan dan kepunahan etnis secara sistematis dan terselubung mematikan
daya juang bagi peluku-pelaku kebenaran diatas negeri ini.
Dapat
disimpulkan bahwa peristiwa penyaliban Kristus di bukit golgota dapat
direnungkan dan dihayati menjadi bahan perenungan tersendiri bagi setiap pribadi,
keluarga, suku dan bangsa pada umumnya dalam kondisi penantian ini tanpa
menghinati dan dikhianati. Dan tanpa menyangkal dan disangkal kedalam moment
perjuangan mengkhiri penderitaan, kesengsaraan, dan tindakan kekerasan dalam
perjuangan. Dengan Iman melawan strategi Iblis didalam kehidupan sesama dapat
diperlukan sebagai jalan keselamatan untuk manusia sebagai makhluk ciptaan yang
mulia. Baca dan renungkan beberapa ayat dibawa ini. Baca:Mat psl
26, 27, 28. Mark psl 14,15. Luk psl 22,23, 24. Yohanes psl
18, 19 (Wahyu 2 :
10)
Disposkan: Aweida West papua ( Pecinta Alam Papua )