AWEIDA-News,
Tahun 2015 ini, Seluruh Umat TUHAN memperingati hari paskah di mana kita
kembali diingatkan tentang pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib sebagai
bukti ketaatan-Nya secara total melakukan kehendak Bapa.
Kita diingatkan untuk memperingati hari paska sebagai hari yang dinanti-nantikan bagi kami umat Kristiani di seluruh belahan dunia. Disebabkan peristiwa pengorbanan Yesus Kristus di bukit Golgota adalah momen yang perlu memuliakan namanya atas karya pengorbanan bagi kami umatnya, baik secara diri pribadi maupun dalam persekutuan dari kegiatan Gereja. Untuk itulah, Umat Kristiani memeluangkan waktu untuk direnungkan perisiwa kematian Yesus Kristus dalam kondisi suka maupun duka menantikan sumber penghidupan bagi kami umatnya.
Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita
dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:2)
Mimikul
salib berarti menanggung segala beban, persoalan dan penderitaan juga harus lalui. Sebab apapun persoalan dan kesengsaraan yang kita alami saat ini, hanyalah di dalam Yesus Kristus kita bisa diberi kelegaan, ketenangan, dan damai sejahtera. Ketenangan dan kedamian tercipta dalam
kehidupan agar kita menyadari dari dosa dan pelanggaran kita, sehingga melalui penyaliban Kristus di kayu salib ditebuskan dengan tanda pertobatan bagi kami umat-Nya.
Yesus
kristus mengasihi kepada Umat-Nya, tanpa melihat latar belakang golongan
manusia, jender dan status sosial yang bervariasi di dunia, karena Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, Ia akan datang untuk menyambut orang yang percaya kepada-Nya.
Kuatkan dan teguhkan IMAN-Mu dan IMAN-ku sambil menantikan kedatangan raja damai yang kedua kali. Iman kebenaran kitalah yang kami dapat diselamatkan. Dan kami manusia adalah serupa dan segambar yang sempurna untuk saling mengasihi dan melindungi tanpa berbedaan golongan manusia di dunia ini. Yesus Kristus menyatukan semua orang harus hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Dan Yesuslah menjadi jurumudi dalam segala aktivitas bagi setiap orang. Yang terpenting adalah teguhkan iman-Mu dan Iman-Ku, semenatara kita hidup didunia ini. Karena Penyaliban Yesus Kristus ditandakan sebagai tanda pertobatan atas pelanggaran dan dosa kami umat-Nya di dunia ini.
Kuatkan dan teguhkan IMAN-Mu dan IMAN-ku sambil menantikan kedatangan raja damai yang kedua kali. Iman kebenaran kitalah yang kami dapat diselamatkan. Dan kami manusia adalah serupa dan segambar yang sempurna untuk saling mengasihi dan melindungi tanpa berbedaan golongan manusia di dunia ini. Yesus Kristus menyatukan semua orang harus hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Dan Yesuslah menjadi jurumudi dalam segala aktivitas bagi setiap orang. Yang terpenting adalah teguhkan iman-Mu dan Iman-Ku, semenatara kita hidup didunia ini. Karena Penyaliban Yesus Kristus ditandakan sebagai tanda pertobatan atas pelanggaran dan dosa kami umat-Nya di dunia ini.
Hidup
bersama Yesus tentunya kita bisa menemukan terang dunia, menujuh taman firdaus, karena jalan
kebenaranya tentu kita akan merasakan kebahagiaan bersama Yesus yang terdahulu mengasihi kita. Meskipun hidup dunia ini, kita
boleh mengalami rupa-rupa tantangan, kesengsaraan, kelaparan dan kenabsuan dunia pun tak pernah terhindar sepanjang waktu. Namun penderitaan dan kesengsaraan kita selama ini, diilustrasikan seperti pengorbanan Yesus
di kayu salib, ketika Yesus merelahkan hidupnya kepada tentara Romawi.
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1 Petrus 2:24)
Hari
penyaliban Yesus Kristus semakin mendunia bagi Umat Kristiani di muka bumi. Dan
melalui pengorbanan-Nya kita telah dibebaskan dari kuasa kegelapan, agar hidup dalam damai sejahtera. Yesus
Kristus disalibkan untuk menebus dosa manusia, terutama bagi kami orang papua. Bila kita mengimani Yesus sebagai penebus dosa bagi umat manusia di dunia maka kita pun diberikan ruang kebebasan untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Allah Yang Maha
Tinggi. Untuk itulah, diharapkan kepada kita semua menatap wajah Yesus yang
rela berkorban atas dosa saudara dengan saya, sambil menantikan kedatangan Raja
damai yang kedua kali pada Masa kesengsaraan ini.
Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan (1Petrus 1:3)
Naikan
ucapan syukur kepada Yesus yang rela berkorban atas dosa manusia, terutama dosa
pribadi kami masing-masing. Ia disalibkan tetapi pada hari yang ketiga
dibangkitkan kembali dan terangkat ke surga, karena Yesus adalah Anak ALLAH yang
Maha Tinggi.
Pengorbanan
Kristus di Bukit Golgota untuk menyelamatkan umat-Nya yang berada dibawa kuasa
kegelapan. Dan melalui pengorban Kristus kita telah ditebus dengan darah-Nya. Walaupun Ia disesah, diolok-olokan dan disiksa, bahkan sampai disalibkan karena
kenabsuan dunia, terhadap Ia yang diutus oleh Allah yang mempunyai supernatural,
baik yang berkuasa disurga dan dibumi. Yesus diutuskan oleh Bapa-Nya untuk
merelahkan hidupnya bagi manusia yang hidup dalam keinginan duniawi. Melalui kehadiran Yesus Kristus membawa simbol
pertobatan atas pelanggaran dan dosa manusia. Oleh karenanya, Umat Kristiani
memandang Wajah Yesus yang sebenarnya relah disalibkan bagi kami Umat-nya.
Yesus
Kristus telah mati atas pelanggaran dan dosa manusia. Tetapi Ia bangkit kembali pada hari yang ketiga dengan kondisi tubuh-Nya seperti semula. Dan pada Hari yang ketiga Ia bangkit dari
kuasa kegelapan. Yesus Kristus adalah anak Allah yang Maha Mulia, Ia terangkat ke surga sebagai indikasi
terpenting bagi, Umat-Nya harus diingatkan dan dilahirkan kembali melalui kebangkitan-Nya.
Saudara-saudari sekalian hidup adalah suatu anugrah yang harus dilalui dengan pengorbanan, penderitaan dalam perjuangan bersama, sebagaimana Yesus Kristus terlebih dahulu mengalaminya. Untuk itulah, hidup tanpa perjungan belum tentu kita menemukan dunia terang, demi menyatakan kebenaran kepada umat-Nya dimuka bumi ini. Kewajiban kita semua memyerahkan diri kita kepada Yesus Kristus dalam pergumulan doa memasuki tanah perjanjian yang Allah telah ditempatkan diatas bumi ini. (AWEIDA)
Disposkan: AWEIDA-News
Disposkan: AWEIDA-News