Negara-Negara MSG
"Mahasiswa Papua Memiliki Kemampuan
Domestik-Global"
AWEIDA-NEWS-
Kita adalah generasi penerus papua, dan kita diharapkan untuk menjadi
calon-calon politikus, ekonom, sosialis dan diplomator dalam menghadapi perubahan zaman yang
bermoderenisasi pada masa kekenian. Mahasiswa papua adalah tongkat rakyat,
artinya mereka bisa disebut penyalur Hak Manifesto Rakyat selama mereka berada
dibawa konteks kapitalisme dan kolonialisme.
Pada
era globalisasi saat ini, diharapkan untuk mengikuti perkembangan domestik
global dengan kondisi papua yang kurang stabil atas dukungan dari luar negeri. Dikarenakan persoalan papua, menyangkut
penentuan nasib sendiri, Indonesia sedang berstrategi menggalkan ULMWP masuk di
anggota MSG. Dan diikuti melalui beberapa
media Domestik juga kabarnya, kurang menyenangkan hati bagi Rakyat Papua Barat selama ini.
Kemudian
realita yang diikuti melalui berbagi media, baik media Internasional, nasional dan
lokal juga, kabarnya mengarah pada kepentingan hubungan bilateral dengan negara-negara pasifik
selatan selama ini.
Sebelumnya,
kita sudah memikirkan negara-negara pasifik selatan adalah keluarga kita atau
sesama rumpun melanesia. Namun menyimak peta politik secara universal, ternyata
kepentingan ekonomi strategis dengan hungan bilateral yang erat, karena adanya
isu papua merdeka. Dan sesama rumpun melanesia itu sering menghianati
keluarganya yang masih berada dibawa konteks kolonial Indonesia.
Jika
kita berkenginan untuk mengikuti perkembangan politik domestik global dapat dilihat
pernyataan, PM
O'Neill 'Clarifies' PNG Position On Papua Issues - Pacific dan Vanuatu
government holds firm on West Papua, karena kondisi politik domestik
seperti itu, maka dapat dikatakan belum sepenuhnya mendukung persoalan ideologi
kemerdekaan papua barat.
Dari
tahun-ke Tahun Negara Pasifik selatan yang komitmen penuh dengan perjungan
papua merdeka adalah negara Vanuatu, selain dari itu masih berada dalam kondisi
pengakuan integral negara Indonesia. Siapakah aktor dibalik kondisi politik
demostik yang kurang stabil disana?
Mahasiswa
papua harus memiliki kemampuan diplomasi yang tinggi dan intelektualitas yang setara dengan level Internasional demi memperjuangkan nasib sendiri dari jajahan
Indonesia. Semestinya, kita jangan berwawasan konteks binaan kolonial dengan
saling beradu-domba ditengah penderitaan dan kepunahan etnis.
Hanya
merebut kursi nasi sepering saja, saling membunuh dan dibunuh ditengah kekejaman dan kekerasan TNI/POLRI terhadap rakyat sipil sejauh ini. Paradigma berpolitik sistem kolonial bagi mahasiswa papua seharusnya, berubah demi menjaga politik penentuan nasib sendiri.
Dengan
politik domestik yang teratur dan strategis, mahasiswa papua juga cermat dan berpeka memahami arena politik domestik dengan perkembangan global diluar negeri. Sehingga nantinya, kita
bisa mengetahui etika politik taraf internasional, nasional dan lokal sebagai bumeran untuk melawan dari sistem politik kolonial.
Untuk
itulah, diharapkan memiliki kemampuan ilmu berpolitik domestik dalam mengadapi situasi Global
terlebih dahulu, sebelum memperjuangkan nasib sendiri didalam negeri. Perjuangan kita belum berakhir, tujuan yang
kita upayakan adalah penentuan nasib sendiri. Semoga melalui konsep yang dianggap
tak bermanfaat ini, menjadi bahan pembelajaran, bahan diskusi bersama dan bahan
perenungan kita pada kondisi papua yang sedang diperebutkan oleh kaum kapitalisme dan para kolonialisme diatas negeri
yang kita cintai yakni, di Bumi Cendrawasih-Papua. (AWEIDA)