Sangat menarik judul diatas ini, karena melihatnya generasi penerus papua belum
tentu memiliki pengetahuan yang benar-benar menguasai bidangnya. Dan sementara
generasi penerus Papua barat atau “WEST PAPUA” menimba ilmu di Tanah
rantau maupun di tanah Air papua barat. Tujuan utamanya adalah pendidikan
formal maupun nonformal untuk menimba ilmu melalui bidang yang sedang
ditekuninya. Tujuan apa yang seharusnya diprioritaskan terlebih dahulu? Tujuan
utamanya, adalah pendidikan formal bukan pendidikan pengalaman organisasi yang
bersifat politisi seperti yang dialami realitas sejauh ini.
Melalui
pendidikan ini, organisasi wadah sosial juga tak terhindar dari pengalaman
organisasi sebagai bagian dari kebiasaan menahasiswa. Dan kita juga bagian dari Negara Indonesia tentunya
kita pun menuruti landasan UUD dibidang pendidikan maupun organisasi sosial
yang ada. Melalui organisasi ini, Tanah papua membutuhkan sumber
daya manusia (SDM) sebagai tolak ukur pembangunan yang diharapkan dari wilayah
maupun daerah sesuai mekanisme desentralisasi diterapkan selama berlaku otonomi khusus di
Papua.
Penulis
sementara berada di tanah rantauan, sedang menimba ilmu pada salah satu Universitas
Katolik pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen berkonsentrasi
di bidang Human Resources Management atau Manajemen sumber daya
Manusia. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan pada dunia pekerjaan, bagi
mereka yang memiliki potensi sesuai bidangnya. Seringkali penulis
juga tak terluput dari pengalaman organisasi wadah sosial yang ada diwilayah
tersebut. Namun penulis kurang berperan aktif dalam organisasi wadah sosial
itu, karena dengan mengingatnya perkembangan pendidikan yang sangat
diprioritaskan. Sebelum penulis meninggalkan kedua orang tua di pedalaman
papua. Pada pertama kalinya mengambil keputusan atau “decision
making” sebagai prinsip dasar dalam perjuangan pendidikan sebelum
meraih masa depan yang lebih baik.
Namun
penulis menyadari bahwa, organisasi dibentuk untuk menciptkan kebersamaan dan
kekompokan agar terjalinnya relasi antara sesama dapat
terwujud. Yang menjadi persoalan dalam organisasi adalah tidak
pernah satupun mahasiswa yang dapat mengemukakan ide tentang budaya, asal usul
datangnya rumpun melanesia, dan sejarah perjuangan kemerdekaan. Dan organisasi
sosial itu, sering berdiskusi tentang perkembangan modern saat ini. Diskusi yang
bersifat sementara hanya demi kepentingan organisasi dan mencari massa pada
saat pencalonan DPR atau salah satu bagian terpenting pada kemudian hari.
Kami
tidak mungkin diperoleh pengetahuan yang benar dari mereka yang lebih
mengutamakan organisasi wadah sosial itu. Lebih baik, kami harus menjauhi dari
pengalaman wadah sosial itu. Karena dengan melihatnya, kondisi daerah yang
belum ada perubahan. Masih saja terus terjadi persoalan sebagai faktor
penghambat pembangunan. Mereka yang lebih dulu berpengalaman dari organisasi
sosial itu, ada banyak pejabat yang berkedudukan sebagai pejabat Birokrat dan
Legislatif tetapi juga sering disebut Koruptor, Provokator, Penghianat,
Agitator, dan Pengacau sejauh ini.
Sebenarnya,
organisasi dibentuk untuk melayani, mengkaderkan, memotivasi, dan memberikan
pemahaman kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Namun, penulis menyimak
dari sudut pandang secara menyeluruh, ternyata organisasi sosial itu, sering
jadi perbandingan intelektual politik secara praktis. Tidak saling melengkapi
kelemahan dan kekurangan seseorang, namun justru menjadi musuh bersama baik
pada saat itu, juga pada masa yang akan datang. Senior tidak menghargai
pendapat dari yunior, yunior pun tidak mengalah dengan argumennya. Apakah
hal-hal seperti itu, yang kita akan membangun tanah papua yang kita cintai.
Penulis
sering dengar perkataan harus banyak menimba ilmu, tidak hanya salah satu
bidang tetapi semua bidang sebagai pedoman dan bekal yang akan diterapkan pada
dunia pekerjaan nanti. Jika kita belajar dari budaya yang benar, maka tidak
mungkin terjadi persoalan, perbandingan pengetahuan dalam pengalaman organisasi
itu sendiri.
Pengetahuan
dan pengalaman ini, cukup berarti dapat teratasi semua persoalan yang sering
terjadi di Bumi Cenderawasih. Tugas utama saya dengan teman-teman sekalian
adalah belajar pendidikan formal. Melalui pendidikan formalkita bisa melayani dan mengabdi kepada
masyarakat dengan pengalaman pendidikan yang dapatkan saat ini. Oleh karenanya,
Kita harus belajar dengan bijak agar kita tidak diperbodohi oleh Non papua yang
sementara menduduki fungsi pranan penting di setiap daerah yang ada di Papua.
Bahkan
pula,“West Papua” juga tidak hanya membutuhkan pengetahuan intelektual semata
tetapi juga membutuhkan orang beriman, berkarakter, bermoral dan berbudaya yang
bersumber dari para leluhur yang berjasa kepada generasi nya sebagai identitas
rumpun melanesia. Kami sangat salut
mendukung buat teman-teman seperjuangan yang berada disetiap kota studi dengan
adanya tiap saat melakukan aksi sebagai aspirasi rakyat papua untuk menuntut
pengakuan sebagai negara west papua. Dan kami menilai organisasi wadah sosial
yang ada diwilayah nusantara, tidak sepenuhnya mengutamakan tetapi diutamakan penddidikan formal dan organisasi yang menuntut ideologi
perjuangan.
Disposkan : Aweida Papua