Aweida Papua, Setiap suku dan
bangsa yang dihuni dan bermukim ke setiap kepulauan dan negara mempunyai sumber
hidup sebagai jaminan dalam rumah tangga. Dengan adanya sumber yang pasti dapat
menjamin keluarga, suku dan bangsa pada umumnya tanpa dipengaruhi dari berbagai
penyakit sosial yang masih bertumbuh subur kedalam kehidupan sesama. Setiap
keluarga, suku dan bangsa juga mempunyai sumber tersendiri dari para leluhur
yang diwariskan kepada generasi ke generasi. Dimanakah sumber alami yang
menjadi jaminan hidup sejauh ini..?
Sumber hidup dan
kehidupan kita seakan menjadi biang kehilangan dalam kehidupan era moderen dan
globalisasi ini. Hanyalah sumber-sumber hidup musiman yang menjamin sumber
hidup dalam rumah tangga. Sumber hidup yang diperoleh dari hasil keringat dari
tanah-Nya sendiri seakan-akan disiksa dan dilelahkan oleh setiap suku dan
bangsa yang mendiami diatas negeri ini sebagai pribumi. Persoalan ekonomi dalam
rumah tangga sudah menjadi ketergantungan. Hidup ketergantungan membuat setiap
manusia sangat riskan memastikan hak-hak mereka sebagai satu bangsa yang
memiliki sumber hidup diatas negeri mereka. Penguasa dan pemerintah menjadi
tumpuan harapan juga mengabaikan produk-produk alami dalam kondisi krisis
kehidupan.
Sumber dari
hasil ketergantungan menjadi jaminan dalam rumah tangga. Bangsa pribumi belum
mempunyai daya sains dan kreatif demi merevitalisasi kebutuhan ekonomi. Sumber
hidup yang dihasilkan dari tanahnya sendiri sangat jarang terlihat kedalam
persaingan ekonomi dunia. Stabilisasi pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
pribumi akan menjadi bangsa ketergantungan. Hanyalah sumber hidup yang
dihasilkan dari permainan dunia seakan menjadi jaminan hidup. Begitulah realita
hidup kita diatas negeri yang melimpah dengan susu dan madu.
Sumber hidup
kita sesunggunya dapat diambil dari tanah sendiri. Asalkan dengan daya juangkan
kita dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup. Dimanakah dusun kita untuk
tempat berpijakan untuk berdiri sendiri diatas negeri kita. Ataukah kita ikut
merambah kedalam pengaruh globalisasi yang memutarbalikan kenyataan hidup
kedalam kebutuhan yang diambil dari hasil musiman dari permainan totoan gelap
(togel), kings, lempar dadu, judi, korupsi dan uang darah manusia. Kapankah
kita akan menyatu dengan cara berkebun, nelayang, bertani, berburu, dan meramu
diatas negeri ini...? Bukan kita adalah satu bangsa yang mampu menghasilkan
nafkah hidup melalui hasil keringat diatas negeri kita sendiri.
Perbandingan
untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat pribumi dan pendatang sangat relatif
tinggi dari sisi kemajuan ekonomi para pendatang diatas negeri ini. Orang
pribumi yang ditempatkan diatas negeri ini menjadi bangsa yang tidak ingin
mandiri demi kemajuan ekonomi dalam rumah tangga. Syukur bagi mereka yang sudah
berhasil dari usaha mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarga, suku
dan bangsanya diatas negeri ini. Tetapi sangat dikhawatirkan kebijakan
pemerintah ditarik kembali untuk mengatur semuanya dikendalikan dari pemerintah
pusat.
Dengan adanya
sumber produk kita dari tanahnya sendiri sangat mudah memusnahkan barang-barang
konsumsi dari kaum migran dan kapitalis yang lebih berkuasa diatas negeri ini.
Daya sain kita dapat diperjuangkan dengan produk-produk pangan lokal yang
tersedia guna menghindari krisis ekonomi kita. Jangan lagi kita menjadi bangsa
budak yang suka disuap dengan produk-produk bukan milik kita. Oleh karena itu,
adanya revitalisasi pertumbuhan ekonomi mikro sangat diperlukan untuk menjadi bangsa
yang mandiri dan kokoh dari kehidupan ekonomi.
Dapat
disimpulkan bahwa bangsa ini belum mandiri atau merdeka dari kehidupan ekonomi
sangat berpengaruh kedalam tujuan kita. Semua sumber-sumber hidup bangsa
pribumi sangat tergantung dari kaum migran dan kapitalis pada kondisi krisis
ini. Meskipun segelintir orang berusaha membangun tanahnya melalui kebijakan
dari pemerintah pusat tetapi rakyat masih menderita dan melarat dari hasil
ketergantungan. Sumber hidup kita akan terasa nikmat dan mampu mengusir
pengusaha migran dan kapitalis.
Ditulis : AweidaWest Papua ( Pecinta Alam Papua)