Mr. Benny Wenda dan Mr. Buchar Tabuni |
Indonesia Butuh 350
Tahun Papua Cukup Belajar 50 Tahun Dari Penjajah Indonesia Untuk Merdeka
AWEIDA-News, Bangsa Papua Barat resmi
dijajah oleh Indonesia sejak Penentuan Pendapat Rakyat yang penuh tekanan dan
rekayasa oleh Indonesia pada tahun 1969.
Walaupun pada tahun 1959
Soekarno telah mengirim tentara untuk menyusup ke Tanah Papua juga eks tahanan
Digul dana tawanan lain yang dipergunakan untuk mempengaruhi tokoh-tokoh
penting seperti Silas Papare di Serui oleh Sam Ratulangi.
Sejak tahun 1961 Indonesia
berusaha memegang kendali Papua namun secara resmi Indonesia menganeksasi Papua
pada tahun 1969. Jika dihitung hingga saat ini, Indonesia resmi menjajah Papua
selama 47 tahun. Berbeda dengan Indonesia yang dijajah Belanda selama 350
tahun.
Selama 350 tahun
Indonesia banyak belajar kelemahan Belanda dan berkat kelemahan Belanda sendiri
membuka perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung maka muncullah
sosok seperti Soekarno yang kemudian mengorganisir perlawan terhadap Belanda
dan Merdeka pada tahun 1945 hanya karena keberuntungan Perang Dunia Kedua
dimana Sekutu Bom Nagasaki dan Hirosima yang membuat Jepang kalah, dan
kesempatan ini tak terliput yang dimanfaatkan oleh Pemuda dan Mahasiswa untuk mendesak Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Jikalau belajar dari
sejarah Indonesia merdeka yang membutuhkan 350 tahun dengan Belanda dan 3,5
tahun dengan Jepang maka Indonesia dinilai sangat lambat dalam memperjuangkan
kemerdekaannya.
Bangsa Papua Barat
walaupun sudah memiliki Negara Republik Papua Barat sejak 1 July 1961 terpaksa
harus tunduk pada Konspirasi International yang dimainkan oleh Amerika dan
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bangsa Papua terpaksa dijajah oleh Indonesia.
Indonesia
telah belajar selama 350 tahun dan mengetahui kelemahan-kelemahan Belanda
sehingga mereka mampu mengalahkan Belanda melalui jalur diplomasi yang
dimainkan Soekarno.
Bangsa
Papua yang sudah merdeka tahun 1961 harus belajar lagi dari penjajah Indonesia,
dan sejak tahun 1969 hingga tahun 2016 ini, suatu jangka waktu yang cukup
panjang dan seluruh Orang Papua sudah tahu watak,karakter, kelemahan dan
kelebihan Indonesia sehingga Indonesia akan mudah dikalahkan.
Mengutip
pernyataan Pastor John Jongga " Cepat atau lambat Papua Pasti Merdeka
" karena Indonesia selalu mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama,
menggunakan cara-cara yang lama maka Indonesia akan menelan ludah pahit seperti
terjadi di Timor-Timur.
Bukan
tidak mungkin, faksi-faksi perjuangan Papua Barat sudah bersatu, dukungan
persaudaraan kulit hitam seluruh dunia baik di Melanesia, Pasific, Afrika,
Caribian, Afrika Amerika semakin kuat.
Jumlah
anggota Parlemen Internasional untuk West Papua makin hari makin bertambah
jumlahnya terakhir New Zealand dan Kanada menggabungkan diri. Demikian juga
Pengacara International semakin bertambah.
Dukungan
negara-negara secara resmi sudah mendukug adalah Vanuatu, Kanaky, Tongga,
Guyana, sementara negara-negara lain masih bermain di belakang layar, termasuk
negara-negara pemegang hak veto. Tongga dan Salomon telah secara resmi menyuarakan
pelanggaran HAM dan Genosida Papua Barat di Sidang PBB tahun 2015.
Perjuangan
Papua Barat akan semakin meruncing dan akan bermuara di Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Agenda-agenda politik pembebasan Papua Barat telah disuarakan
oleh Dewan Gereja Sedunia, Organ-organ lembaga kemanusian Katolik sudah
memberikan laporannya ke PBB melalui Australia dan Fiji.
Menurut
Amien Rais dalam wawancara dengan Andi Noya DI Kick Andy 23 Maret 2012, Gerakan
Pembebasan Papua sudah semakin jauh dan sudah sampai pada kesimpulan Papua akan
lepas, hanya tinggal persoalan waktu saja, terutama status Papua akan dibahas
pada Komisi Dekolonisasi PBB.
Jika
Indonesia membutuhkan waktu 350 tahun untuk merdeka, Papua hanya butuh waktu 50
tahun untuk mengembalikan Negara Republik Papua Barat yang sudah ada sejak 1
July 1961 melalui Self Determination baik berupa penyerahan lamgsung dibawah
administrasi PBB ataupun dengan cara kedua melalui mekanisme Act Of Free Choice
atau Referendum.
Tanggal 2 Mei dan 2 Juni 2016, rakyat Papua telah menunjukkan sikap
politiknya untuk merdeka dan berdaulat penuh melalui gerakan pembebasan yang
dimediasi oleh KNPB dimana 2800 orang ditangkap dan gerakan pasif tidak
mendukung aksi tolak KNPB dan ULMWP yang dimotori transmiigrasi oleh inteligen
Indonesia.
Disposakan: AWEIDA-News