Perjuangan Dalam Lumpur-Lumpur Tanpa
Menemukan Misi Kristus Sesunggunya.
AWEIDA-News, Hidup
merasa terintimidasi bagi mereka yang termotivasi dengan hal ideologi bagi
pejuang sejati, terutama bagi para aktivis dan kelompak pertahanan yang masih berprinsip
pada ideologi bangsa secara radikal dalam hidup mereka. Para Aktivis dan
kelompok pertahanan adalah mereka yang termotivasi dengan misi Kristus dalam
kalbu mereka demi menyelamatkan rakyat dan alam diatas negeri mereka. Karena
tanpa adanya misi Kristus didalam diri manusia, maka manusia mudah terjerumus pada rayuan dari penguasa hingga dapat dikuasai dengan kuasa kegelapan didalam diri mereka. Tindakan dan perbuatan dari manusia bisa menjurus pada penghianatan sesama anak bangsa terus terjadi. Realita dalam perjuangan selama ini, kelompok
penghianat masih dilindingi dan mereka membuat berbagai strategi demi kepentingan hidup sesaat.
Para penghinat adalah orang-orang yang menyebut diri kaum militan yang terdidik
dan terlatih dalam wadah-wadah yang sudah dibentuk oleh kelompok pro demokrasi. Selain berperan sebagai militan dalam wadah, mereka juga sudah membangun komunikasi lebih dulu dengan penguasa-penguasa sehingga aktivis sejati yang menjadi buronan dalam perjuangan damai ini.
Informen yang sering disebut "penghianat" mereka biasanya mengantarkan suatu informasi kepada penjajah. Dan mereka yang sering membangun suatu komunikasi yang strategis kepada penguasa seperti Yudas Iskariot yang pernah menjual saudaranya,Yesus melalui 30 keping perak. Itulah sebabnya, kelompok penghianat masih dipelihara dan dibiarkan oleh kaum pejuang dalam proses penderitaan ini.
Menurut kelompok militan itu, kami adalah media rakyat demi menyambungkan lidah rakyat terhadap penjajah ceritanya. Tetapi terkadang mereka membangun komunikasi yang erat bersama penguasa-penguasa atau serdadu-serdadu yang masih memburu terhadap sekelompok yang termotivasi dengan ideologi sesunggunya.
Informen yang sering disebut "penghianat" mereka biasanya mengantarkan suatu informasi kepada penjajah. Dan mereka yang sering membangun suatu komunikasi yang strategis kepada penguasa seperti Yudas Iskariot yang pernah menjual saudaranya,Yesus melalui 30 keping perak. Itulah sebabnya, kelompok penghianat masih dipelihara dan dibiarkan oleh kaum pejuang dalam proses penderitaan ini.
Menurut kelompok militan itu, kami adalah media rakyat demi menyambungkan lidah rakyat terhadap penjajah ceritanya. Tetapi terkadang mereka membangun komunikasi yang erat bersama penguasa-penguasa atau serdadu-serdadu yang masih memburu terhadap sekelompok yang termotivasi dengan ideologi sesunggunya.
Pejuang sejati sulit ditemukan pada masa kini, tetapi semuanya tervirus pada
nilai tawar yang menjadi jaminan hidup mereka. Hidup tak terluput dari
lumpur-lumpur yang masih memupuk dan tidak bisa membersihkan dalam perjungan
menuju penentuan nasib sendiri sejauh perjuangan ini. Semestinya, setiap orang
wajib memiliki iman yang kokoh dan berprinsip mempertahankan ideologi
bangsanya, agar perjuangannya dapat berjalan mulus hingga penentuan nasib sendiri.
Rasa khawatir sering bermuncul dari hati bagi pejuang sejati, disebabkan banyaknya kaum penghianat merajalela
di bumi ini. Meskipun kami menyatakan hak manifesto rakyat terhadap kaum
kapitalisme dan negara penjajah di atas bumi ini adalah hak dan kewajiban kami. Tetapi rakyat dari akar
rumput bangsa mempunyai kesempatan untuk menyadarkan perlawanan secara
pasif sebagai pengakuan dari publik secara komprehansif dan merata.
Dan kita telah mempelajari tentang "Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati" artinya berdoa terus tanpa berusaha dan berjuang, menyangkut hal kebebasan adalah suatu perjuangan yang semu dan belum bisa akan membuahkan hasil yang optimal. Tetapi ada harapan dalam Yesus yang kita percaya sesuai iman dan kepercayaan kita. Yang penting bagi manusia adalah tidak ada yang muncul seperti sudas iskariot yang pernah menjual Yesus dengan tiga puluh keping perak saat peristiwa kematian Kristus.
Proses perjuangan bangsa haruslah ditempuh, tetapi juga berantisipasi dalam belukar duri yang masih melingkupi dari setiap sudut yang ada. Dan mereka mengintai di setiap ruang kerja dari aktivitas anak bangsa. Sejauh ini, kaum penghianat bangsa juga belum pernah mengakui metode perjuangan yang bermartabat terhadap penjajah menuju kelangsungan hidup bangsa. Tetapi justru saling menghianati dan dihianati sesama anak bangsa terus terjadi.
Yesus rela menyerahkan nyawanya demi menebus pelangaran dan dosa manusia, agar umatnya dapat diselamatkan melalui kehadiran YESUS di bumi; Tetapi bagi manusia ada kelompok penghianat sudah bermuncul dalam kehidupan sesama, seperti YESUS yang pernah dijual oleh Yudas Iskariot saudaranya. Kemudian, YESUS diolok-olokan, disiksa, disesah, diludahi, dipukuli hingga disalipkan oleh penguasa romawi saat itu. Semestimya, kehadiran YESUS menyampaikan manifestasi demi kebenaran bagi umat-Nya. Dan kita telah mengetahui bahwa, Yesus dijual oleh Yudas dengan 30 keping perak merupakan jaminan hidup pagi si yudas.
Dia mati sia-sia dari sebuah gunung, ditengah belantara dengan cara
menggantungkan diri, karena iblis telah menguasainya. Ia mati tanpa menemukan
sejak kaki dari suatu negeri yang tidak ada penghuni ditempat itu. Dan tak
seorangpun yang bisa menemukan mayat si Yudas itu. Kemudian dia belum mempunyai
keturunan dan tidak ada nilai luhur dalam hidupnya, sehingga perbuatan dari si
yudas dapat mengilustrasi dalam kehidupan manusia saat ini. Pengalaman dari si
sudas tak terluput bagi manusia yang hidup pada massa kini bagi satu bangsa
yang hendak menentukan nasib sendiri diatas bumi ini.
Hidup itu pilihan dan hasil dari pilihan itulah yang akan kita alami sepanjang hidup. Dan kita akan mendapatkan konsekuensi dari hasil perbuatan kita dibumi maupun pada akhirat. Artinya bahwa, Jika kita menanamkan hal yang baik pada awalnya, maka kita akan menuai hasil yang baik pula pada generasi berikutnya. Tetapi bibit yang kita menanam diatas tanah kelikir atau dari tanah tandus, akan menuai pula sesuai hasil taburan di bumi pada akhirat.
Dapat disimpulkan bahwa, Lebih baik, merenungkan kitab suci tiap waktu, agar tak mudah terjerumus dalam pengaruh dunia yang bersifatnya ikut arus yang membuat dapat terkutuki dari Maha pencipta. Yang benar adalah berdoa kepada mereka yang sedang berjuang diatas tanah ini, sebab mereka yang disebut kelompok makar dan separatis yang telah memiliki, misi Yesus sesunggunya demi menyelamatkan bangsanya dari perbukaan dan penjajahan. Yang menjadi landasan dalam hidup adalah dapat memaknai misi Kehadiran Kristus sesunggunya demi umat-Nya di Bumi sampai pada akhirat. (Aweida)
Hidup itu pilihan dan hasil dari pilihan itulah yang akan kita alami sepanjang hidup. Dan kita akan mendapatkan konsekuensi dari hasil perbuatan kita dibumi maupun pada akhirat. Artinya bahwa, Jika kita menanamkan hal yang baik pada awalnya, maka kita akan menuai hasil yang baik pula pada generasi berikutnya. Tetapi bibit yang kita menanam diatas tanah kelikir atau dari tanah tandus, akan menuai pula sesuai hasil taburan di bumi pada akhirat.
Dapat disimpulkan bahwa, Lebih baik, merenungkan kitab suci tiap waktu, agar tak mudah terjerumus dalam pengaruh dunia yang bersifatnya ikut arus yang membuat dapat terkutuki dari Maha pencipta. Yang benar adalah berdoa kepada mereka yang sedang berjuang diatas tanah ini, sebab mereka yang disebut kelompok makar dan separatis yang telah memiliki, misi Yesus sesunggunya demi menyelamatkan bangsanya dari perbukaan dan penjajahan. Yang menjadi landasan dalam hidup adalah dapat memaknai misi Kehadiran Kristus sesunggunya demi umat-Nya di Bumi sampai pada akhirat. (Aweida)
Disposkan: AWEIDA-News