AWEIDA-News, Keadilan bukan Penindasan sewenang–wenang sesama manusia didunia
ini. Penindasan sewenang-wenang merujuk pada dekadensi populasi bagi mereka
yang berada dalam konteks kapitalisme dan kolonialosme di dunia ini. Dan adanya
ketidakadilan selama ini, kita bisa mengambil alternatif lain secara damai
untuk menentukan nasib sendiri. Kemudia berbagai tindakan dan kekerasan dari
penguasa dunia terhadap bangsa Papua Barat sangat sadistis. Karena semua
tindakan dan kebijakan justru menindas dan mendominasi terhadap mereka yang
mempunyai paru-paru dunia. Kami tahu bahwa, mereka juga sudah merdeka dari
tahun 1961 sabagai negara yang berdaulat. Maka tak perlu melakukan manipulasi
sejarah papua yang sebenarnya.
Keadilan adalah
memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak
pada keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Hak berarti
memberikan kesempatan kepada orang lain, untuk bebas bereksprasi dan mengemukakan
hak manifesto terhadap kaum kapitalisme dan kolonialisme dalam kehidupan
berdemokrasi suatu bangsa. Dan hak juga kita dapat meresponkannya atas tuntutan
yang disuarakan oleh mereka mengalami ketidakberdayaan diatas negeri negara
mereka. Karena Penentuan nasib sendiri bagi suatu bangsa adalah hak segala
bangsa dimuka bumi, agar mereka pun memastikan nasib sendiri melalui mekanisme
“referendum” secara demokratis.
Penjajah pun wajib
mengakui sebuah negara yang berdaulat yakni, negara “west papua” yang bermandiri tanpa intervensi dalam segala kebijakan,
agar persamaan hak dan kewajiban menjadi pengakuan sesama manusia di dunia ini.
Karena adanya persoalan ideologi perjuangan papua barat, mereka telah
menghabiskan energi dan waktu yang cukup lama diatas negeri mereka. Mereka
masih mengalami penderitaan, penyiksaan, dan penganiayaan diatas negeri negara
mereka, mulai dari papua berintegrasi indonesia pada tahun 1961 hingga saat ini. Dimanakah nilai-nilai kemanusia
kita terhadap mereka yang sedang mengalami pembantaian dan penjajahan diatas
negeri mereka?
Ataukah mereka bukan
manusia ciptaan yang mulia diatas negeri mereka? Semestinya, mereka pun hak menentukan
nasib masa depan mereka. Untuk itulah, manusia perlu memiliki kesadaraan
diri dengan tindakan dan kekerasaan yang dia lakukan terhadap bangsa “Papua Barat” selama ini. Bebaskan
mereka dari kekejaman dan kebrutalan yang kita perlakukan terhadap mereka. Karena
penentuan nasib sendiri adalah hak segala bangsa dimuka bumi.
Namun disisi lain
dizaman globalisasi seperti ini, penderitaan juga erat dengan penindasaan dalam
arti penderitaan tersebut disebabkan oleh penindasaan namun apa arti penindasan
itu sendiri? Penindasaan adalah keadaan dimana kelompok manusia menguasai
dan mengilas hak milik orang lain, begitipun seseorang melakukan egosentrisme
langsung maupun tidak langsung terhadap orang lain, dengan jangka waktu yang panjang.
Namun pergerakan dinamisme rakyat sipil akan menentukan perubahan menujuh
kemandiriaan secara demokratis .
Sering kali pemimpin
justru menindas terhadap rakyatnya, Begitupun rakyat papua barat itu hidup
dibawa tekanan dan penganiayaan berat mulai dari papua berintegrasi kedalam negara
Indonesia sampai saat ini. Berbagai cara dan upaya dia lakukan untuk membuat
komunitas atau rakyat papua barat hidup menderita melalui tindakan
otoritariarisme maupun militerisme yang sangat eksis. Peristiwa seperti itu,
perlunya memediasi dan menyuarakan kepada belahan dunia, agar penderitaan dan
kepunahan etnis itu dapat ditanggapi oleh Lembaga kemanusia dibelahan dunia.
Pengalaman penderitaan
rakyat papua selama ini adalah suatu tindakan yang sadistis. Oleh karenanya, ideologi perjuangan kemerdekaan papua telah berada
dalam kalbu setiap orang papua. Perjuangan butuh tenaga dan dukungn dari rakyat sipil untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagai memori yang harus realisasikan hingga
menuju pada penentuan nasib sendiri secara damai.
Tidak adanya pemerataan
pendapatan, kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan merupakan tindakan yang
membuat komunitas atau rakyat papua barat hidup menderita. Penguasa dunia atau
penjajah indonesia tidak punya kekuatan otoriter dan tirani selain pencipta.
Orang papua dapat dibunuh, ditindas, dan diperbudak atas tindakan dan kekerasan militer indonesia
terhadap rumpun melanesia, west papua telah menjadi isu internasioanl. Untuk itulah, mereka sudah punya jaringan yang sangat cukup solid, bila negara Indonessia pun
mengakui kejahatan dan kekerasan selama ini, terhadap bangsa papua dalam masa
penantian ini.
Walaupun negara
menerapkan sistematis genosida terhadap bangsa papua barat “rumpun melasia”
tetapi mereka tidak pernah akan biarkan tindakan dan kekerasan TNI/POLRI
terhadap bangsa papua barat sepanjang perjuangan. Kehidupan didunia ini, kita
boleh melakukan segala bentuk tindakan refresif, agresif dan masif secara
terstruktur. Namun tindakan tersebut, seakan-akan menujuh reformasi dengan
mendirikan sebuah negara yang bermandiri tanpa dikapitalisasi dan dikolonisasi
terhadap masyarat penghuni / pribumi yang mempunyai paru-paru dunia.
Dapat disimpulkan bahwa,
setiap orang selalu bekerja keras dan berusah untuk menghidupi kehidupan
keluarganya, lagi pula pemimpin pejuang sejati yang berada dibelahan duniapun,
berusaha untuk membebaskan rakyatnya dari penindasan dan penjajahan. Untuk
itulah, diserukan kepada rakyat bangsa papua barat, jangan sekali-kali mengatakan kami sudah
lelah dengan perjuanagan panjang ini, tetapi berjuanglah dengan sepenuh
hati. Karena Penderitaan yang dialami oleh bangsa papua barat sepanjang ini, harus
diakhiri dengan kemenangan. Saat ini, belahan dunia pun menyaksikan atas
tindakan dan kekerasan TNI/POLRI terhadap rakyat papua selama ini sudah merujuk pada tindakan genosida sehingga penguasa dunia pun
membebaskan mereka dari segala bentuk produk pemusnahan etnis, agar persamaan
hak manifesto rakyat dapat dipastikan melalui perundingan secara demokratis
bagi mereka yang berada dalam konteks kapitalisme dan kolonialisme di bumi
cendrawasih. (AWEIDA)