TNI/POLRI KOLONIAL INDONESIA DI TANAH PAPUA |
AWEIDA-News, Situasi
paniai mencekam empat orang mati ditembak dan puluhan Orang luka-luka. Kejadian
awalnya pemukulan dan penikaman dari seorang inteljen yang sering menjadi sopir
taksi Enaro Madi. Sopir tersebut menikam menggunakan pisau kris terhadap
warga sipil yang berada dimadi kemarin sore (07/12/2014) Waktu Papua.
Hal tersebut warga tidak
terima lalu turun ke-Enarotali mencari pelaku, namun pelalu sopir taksi
melapor, Tentara dan polisi akhirnya, TNI-POLRI membabi buta menembak warga
sipil Paniai. Hingga empat orang Mati tempat mayatnya diLapangan Sepak bola
Enarotali. Kemudian Puluhan lainnya luka-luka ada yang berat dan ada yang
ringan semua sedang rawat dirumah sakit umum daerah (RSUD) Madii.
Situasi terakhir Kabupaten
Paniai saat ini mencekam rakyat orang asli Paniai takut dan trauma karena bunyi
tembakan senjata terdengar dimana-mana. kemungkinan korban akan bertambah
karena TNI-POLRI menembak bunyi tembakan bagaikan Hujan.
Sebelumnya, Bupati Kab.
Paniai, Hengky Kayamee menyuruh masyarakat dibuat posko natal dalam perayaan
natal ini, sebagaimana umat kristiani dibiasakan dalam bulan natal.
“Posko natal itu, dibuat
setiap warga yang berdomisili di Kota Enarotali dan Madii. Dan berbagai
kegiatan dari warga terseut akan mendapatkan kado natal atau hadiah natal dari
pemerintah setempat, Kabarnya”.
Namun melalui perayaan
natal, tahun 2014, di Kab. Paniai menghadapi dengan penyaliban 6 anak sekolah
gugur ditempat dan 23 orang lainnya, luka berat karena kedisriminasian
yang berlebihkan dari kaum penjajah terhadap rakyat papua, terutama rakyat kab.
Paniai dalam suasana natal tahun ini.
Data yang kami terima,
dengan peristiwa tersebut, rakyat sebelumya, membuat posko natal karena disuruh
buat dari pemerintah setempat. Posko Natal itu dibuat di bukit “TOGOKOTU” dekat
kota Madii. Setelah dibuat posko natal, beberapa orang tinggal didalam posko tersebut.
Karena pemerintah setempat belum memberikan penilaian semua posko natal yang
dibuat oleh warga didaerah itu.
Namun kegiatan dalam posko
natal, ada lagu-lagu rohani yang bisa berputar sambil menjaga
posko tersebut. Lalu tak menerima lagu rohani yang diputarkannya, karena dianggap melawan ideologi negara. Pada hal setiap natalan diseluruh wilayah dibibuat sesuai kebiasaan masing-masing .
Beberapa toko agama, toko adat dan aktivis mengatakan, penembakan tersebut bermula dari pemukulan yang dilakukan oknum aparat, yang melakukan penganiayaan terhadap satu anak sekolah menengah pertama.
Beberapa toko agama, toko adat dan aktivis mengatakan, penembakan tersebut bermula dari pemukulan yang dilakukan oknum aparat, yang melakukan penganiayaan terhadap satu anak sekolah menengah pertama.
Anak tersebut awalnya
sedang menghias pohon natal, kemudian mobil fortuner yang dikendarai oknum
tersebut lewat. Karena tidak menyalakan lampu kendaraannya, sang anak
mengingatkan untuk menyalakan lampu.
Namun oknum aparat
tersebut tak terima, kemudian menganiaya dengan cara memukuli anak tersebut.
"Kejadian pemukulannya itu minggu malam senin, (7/12)" kabarnya. Pagi harinya, orang tua si
anak dengan beberapa warga mendatangi posko keamanan untuk melaporkan kejadian.
Namun sebelum sempat melaporkan, para warga mendapat berondongan tembakan
Tadi pagi salah satu warga
paniai memberikan keterangan yang akurat dari tempat kejadian bahwa, dengan 6
(enam) warga yang dapat ditempak oleh TNI/POLRI itu, pelakunya salah satu
anggota orang asli papua, berambut kriting yang memimpin dan menewaskan
etnisnya ditempat. Peristiwa tersebut membenarkan dengan saksi-saksi yang ada
dari tempat kejadian. Dan diamati dengan kejadian-kejadian sebelumnya
juga dirusuh karena berawal dari TNI/POLRI Orang asli papua yang sering
menciptakan situasi jadi tak nyaman, dikabarkanya. (Admin/ AWEIDA-News)