Headlines News :

.

.
Home » , » Warga Sipil Mengalami Korban Kekerasan di Intan Jaya Papua

Warga Sipil Mengalami Korban Kekerasan di Intan Jaya Papua

Written By Aweida Papua on Sabtu, 17 Februari 2024 | 18.51

Warga Sipil Mengalami Korban Kekerasan di Intan Jaya Papua.

Mengulas situasi Intan Jaya dan sekitarnya yang terus bergejolak dan berdampak kekerasan terhadap warga sivil di Intan Jaya. Mungkin Intan Jaya adalah salah satu nama daerah otonom baru, pemekaran dari Kabupaten Paniai pada tahun 2006. Semenjak dimekarkan Kabupaten Intan Jaya yang merupakan tanah suku Migani/Moni itu. Kehidupan mereka diusik dengan adanya ekspansi migran dan kekuasaan elit demi merampas dan menguras kekayaan alam yang dititipkan TUHAN di dalam bumi tanah Migani itu.

Ketika adanya pemekaran Intan Jaya, daerah itu menjadi daerah operasi militer selain persoalan ideologi Papua merdeka. Kekerasan fisik dan psikilogi dialami warga tanpa membedakan keadaan dan status kehidupan sehingga warga membutuhkan kedamaian sesunggunya dari perhatian dunia internasional atas kekerasan yang diciptakan militer Indonesia maupun TPNPB-OPM yang merupakan kelompok pertahanan Papua Merdeka itu. 

#Aksi Kontak Tembak Antara Militer Indonesia dan TPNPB di Intan Jaya, Wilayah Meepago. 

Aksi kontak tembak tidak pernah berakhir selama ini. Dimana aksi kontak tembak merugikan keberadaan warga sivil di Intan Jaya. Aksi kontak tembak ini, bapak Pdt. Yeremia Zanambany dibunuh pada 19 September 2020, di Hitadipa, Intan Jaya. Oknum yang menewaskan bapak Pdt.Yeremian adalah pasukan TNI yang bertugas disana. Kasus penyelesaian juga belum tuntas atas peristiwa penembakan terhadap seorang hamba TUHAN selama ini. 

Setiap tahun selalu terjadi kontak tembak antara militer Indonesia dan TPNPB di Intan Jaya. Dengan adanya kontak tembak antara gabungan militer Indonesia dan TPNPB OPM dibawa pimpinan Undius Kogoya terjadi di kampung bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat (19/01/2024). 

Kontak tembak tersebut salah satu anggota Brimob atas nama Bripda Alfandi Steve Karamoy yang bergabung kedalam operasi damai cartenz gugur ditempat oleh kelompok TPNPB OPM dari Kodap VIII Intan Jaya. Hal itu dibenarkan pimpinan polda papua yang menangani konflik di tanah Papua selama ini. 

Konflik masih terus berlanjut pada tanggal 20-21  Januari 2024 sehingga rakyat sivil yang menjadi korban kekerasan. Konflik yang berdampak buruk terhadap rakyat sivil yang tidak pernah ditangani secara baik dan adil diatas tanah Papua. Justru kekerasan bertumbuh subur atas kepentingan ideologi NKRI harga mati maupun West Papua harga hidup tanpa memikirkan keselamatan jiwa. 

#Kronologi Yusak Sondegau Ditembak. 

Dimana dua orang warga sivil diketahui dapat ditembak militer Indonesia sesuai informasi yang dibagikan oleh masyarakat setempat. Atas nama Yusak Sondegau berumur 40 tahun yang bekerja sebagai petani dapat ditembak dan meninggal dunia. Dan Apriani Sani juga ditembak dan sedang menjalani pengobatan. 

Awalnya, Yusak Sondegau ditembak dan ditewaskan aparat keamanan di halaman rumahnya, pada tanggal 21 Januari 2024, sekitar pukul 11:00 siang. Informasi ini disampaikan warga setempat yang berada di lokasi dan mereka turut mengangkut jenazah Yusak. Karena situasinya mencekam, saksi mata ini meminta identitasnya disembunyikan sementara.

Menurut saksi mata, sebelum ditembak mati, Yusak baru saja pulang dari ibadah minggu raya di gereja saat itu. Rumah Yusak berada didekat pos Brimob disana. Posisi rumahnya tepatnya dibelakang Bank Papua di Sugapa. 

Pihak militer Indonesia mengklaim bahwa Yusak Sondegau merupakan anggota TPNPB dari pimpinan Yusuwa Maiseni dan klaim itu tidak dapat dibenarkan dan beritanya dinilai sepihak . Karena Yusak Sondegau bagian dari warga sivil di Intan Jaya kata masyarakat sivil. 

Sebelumnya, Aparat keamanan memeriksa setiap rumah termasuk rumahnya Yusak Sondegau. Dan Aparat perintahkan warga sivil masuk ke dalam rumah dan jangan ada yang keluar. Namun Yusak di luar rumah. Dia duduk dihalaman. Lalu terdengar suara tembakan satu kali. Masyarakat kaget dengan letusan senjata, ternyata aparat menembak Yusak dan dia mati ditempat.

Setelah Yusak ditembak dan informasinya beredar cepat. Tak lama berselang, beberapa pengurus gereja dan pejabat distrik datang dan mengevakuasi jenazah ke Puskesmas Yokatapa.  Salah satu orang yang membawa jenazah Yusak adalah Pastor Angelo Lusi. Dia adalah seorang Iman yang bertugas di Gereja Paroki. 

#Aparat TNI Akui Tembak Yusak Sondegau

Demi keamanan menyebutkan bahwa pasukan TNI/POLRI melakukan tindakan hukum yang mengakibatkan Yusak tewas. Alasan penegahkan hukum, warga sivil menjadi sasaran dari konflik berkepanjangan atas persoalan ideologo di Intan Jaya. 

Pimpinan TNI yang bermarkas di Jayapura menuduh Yusak adalah anggota TPNPB. Diklaim Yusak dan 7 orang dalam keadaan membawa senjata tidak dapat dipastikan secara nyata di lapangan. Klaim Candra yang menjadi pimpinan TNI tidak sesuai dengan kesaksian warga. Yusak bukan anggota TPNPB dan saat ditembak tidak pernah membawa senjata Api saat ditembak.

Dengan adanya kejadian tersebut pimpinan polda papua berangkat ke Intan Jaya memastikan Yusak Sondegau yang sementara belum diketahui statusnya sebagai petani atau anggota KKB menurut aparat keamanan. Tetapi hasilnya belum disampaikan terbuka untuk menjaga reputasi keamanan negara, dalam hal ini menangani kasus kekerasan yang terjadi di Intan Jaya dan Papua pada umumnya. 

Diklaim, pihak keamanan juga mengatakan bahwa mereka telah menembak lima anggota TPNPB-OPM. Diketahui salah satunya Yusak Sondegau yang dituduhkan sebagai anggota KKB versi TNI/POLRI. Tetapi warga menolak atas tuduhan militer terhadap korban Yusak Sondegau. 

#Korban Pihak TPNPB-OPM

Informasi yang diterima dan dihimpun sesuai data akurat bahwa beberapa anggota TPNPB OPM ditembak militer Indonesia sebanyak dua orang. Kedua anggota bernama Oni Kobogau dan Heresatu Nabanggani. Kedua anggota TPNPB yang korban disampaikan secara publik untuk diketahui. 

Sumber berita lain diketahui satu anggota TPNPB-OPM atas nama Oni Kobogau terkena tembakan dan sementara menjalani perawatan di Markas mereka, kata pimpinan TPNPB OPM di Intan Jaya. Oni Kobogau ditembak dan proses perawatan dilakukan rekanny di Markas TPNPB. Kemudian informasi lain didapatkan dari sumber www.suara papua.com bahwa salah anggota TPNPB-OPM atas nama Heresatu Nabanggani dapat ditembak dan gugur ditempat, menurut Brigadir Jendral Undius Kogoya. 

Korban anggota TPNPB atas nama Heresatu Nabanggani dikuburkan secara militer di markas TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya. Korban ditembak menggunaka  senjata moderen jenis snaiper jarak jauh sehingga Nabanggani gugur ditempat dan dikuburkan. 

#Rasa Trauma Warga Sivil di Intan Jaya

Akibat konflik bersenjata antara gabungan militer Indonesia dan TPNPB OPM, banyak warga merasa trauma ketika ada bunyi tembakan. Sesuai pengalaman, warga sivil yang menjadi sasaran dari kedua belah pihak. Artinya,  warga sivil dituduhkan informan dan mata-mata.

Kaum laki-laki yang sangat mudah dituduhkan dan disalahkan sehingga entah bagaimanapun situasi setiap kaum laki-laki memilih berdiam di rumah atau melarikan diri demi keselamatan dari tindakan kekerasan di Intan Jaya. 

Ada pula yang mengungsi ke hutan, di gereja dan kampung terdekat lainnya yang dianggap aman. Dengan gelombang pengungsian ini banyak rumah mereka ditinggalkan, ternak mereka mati kelaparan dan lain-lain. Kehidupan mereka secara psikologi terbunuh dengan adanya aksi kekerasan itu. 

Keadaan mengungsi ada pula yang ditembak sementara melarikan diri untuk mencari tempat persembunyian. Dengan situasi seperti itu, pihak gereja dan pemerintah diharapkan memberikan nasihat dan arahan terhadap warga sivil agar berhati-hati saat dilakukan penggungsian itu. 

#Patung TUHAN YESUS Menjadi Polemik

Mereka juga dengan tegas menolak pembuatan patung TUHAN YESUS yang dianggap skenario untuk pengambilan emas di Block Wabu. Warga Sivil dan TPNPB menduga patung TUHAN YESUS dibangun untuk kepentingan blok wabu sehingga terjadi konflik. 

Patung TUHAN YESUS dibangun bukan proyeknya militer Indonesia tetapi tugas utama dari denominasi GEREJA di Intan Jaya. Sangat keliru patung TUHAN YESUS dibangun aparat keamanan tanpa diketahui pihak agama kristen. 

Dugaan adanya proyek Block Wabu adalah kepentingan para kaum elit yang berusaha menguras kekayaan alam yang terkandung didalam block Wabu yang merupakan hak ulayat  negeri suku Migani itu. 

Tugas utama pemerintah daerah, toko adat, dan toko agama dilakukan segera menghentikan aktivitas TNI untuk membangun proyek patung TUHAN YESUS. Karena tujuan mendirikan patung atau monument TUHAN YESUS seperti yang dibangun militer Indonesia bukan proyeknya pelaku kekerasan militer Indonesia maupun TPNPB. Tetapi dengan niat baik dari setiap denominasi GEREJA yang menjadi peran terpenting mendirikan  sebuah monument atau patung TUHAN YESUS itu. 

#Solusi dan Kesimpulan

Dengan adanya berbagai kekerasan yang diciptakan militer Indonesia dan TPNPB OPM, sebaiknya letakkan senjata kedua belah pihak demi kemanusiaan. Sebab manusia diciptakan TUHAN untuk memperoleh kehidupan bebas dan damai guna melanjutkan kelangsungan hidup. Hentikan kekerasan secara fisik maupun psikologi terhadap warga. Dengan niat baik melakukan dialog terbuka melibatkan semua pihak adalah langkah terbaik mengakhiri konflik diatas tanah Papua, mulai dari Intan Jaya.

Disposkan : Aweida Papua

Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA