Natal
Membawa Berita Kematian Demi Menyatakan Keselamatan Yang Kekal Bagi Umat-Nya Kelahiran
Yesus Kristus
(Matius 1:18-25 Lukas 1:26-38, Lukas 2:1-7)
Aweida Papua--Pada waktu itu seorang gadis
yang bernama Mariam yang dipanggil Maria. Ia berasal dari keturunan bangsa
Yahudi (Isreal). Selama dia hidup selalu menjaga dirinya dari pelanggaran dan
dosa. Dengan kekudusan dan kemurnian hidupnya Allah mengasihi bagi-Nya. Semasa
hidupnya Ia bertunangan dengan Yusuf tetapi mereka tidak pernah bersetubuh.
Tiba-tiba Malaikat TUHAN berfirman kepada Maria bahwa engkau akan mengandung
dan memperoleh kasih karunia dari Roh Kudus. Pada akhirnya, Maria mengandung
dan melahirkan seorang anak laki-laki tanpa bersetubuh dengan Yusuf Suaminya.
Secara
manusiawi Yusuf berkendak menceraikan Maria karena Yusuf merasa bahwa Ia tidak
pernah bersetubuh dengan Maria. Lalu belum lamanya waktu, Maria mengandung
seorang bayi yaitu Yesus Kristus. Dengan kondisi seperti itu, Yusuf selalu
menunggu perintah dari Allah melalui mimpi agar Istri-Nya Maria dilindungi dan
diselamatkan anaknya agar maksud TUHAN dapat terjadi bagi bangsa-bangsa yang
ada di dunia, termasuk Yesus yang berasal dari keturunan Daud bangsa (Yahudi)
pada waktu itu.
Melalui
mimpi, Yusuf bersedia menerima perintah dari Roh Allah tanpa mempertimbangkan
dan menolak atas perintah Allah. Dengan hati yang tulus dan mesra Yusuf
melayani dan menjaga Maria sampai Putra Natal terlahir yaitu Yesus Kristus.
Karena perintah Allah Yusuf mengambil Maria sebagai Istri bagi-Nya. Dengan
ajakan dan dorongan dari Roh Allah kepada Yusuf, maka mereka bersatu menjadi
satu keluarga yang kudus dan suci tanpa mencemarkan nama baik mereka di muka
publik.
Yesus
Kristus dilahirkan karena Anak Allah yang Maha Tinggi. Yesus adalah anak Allah
yang tunggal dan dia diutus oleh Bapa-Nya dengan tujuan dan maksud utamanya
membebaskan manusia dari kuasa kegelapan agar melalui curahan darahnya dapat
melunasi atau membayar semua hutang dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh manusia.
Ia tidak sama dengan manusia biasa yang hidup di dunia ini. Yesus anak Allah
yang pernah mati tetapi Ia bangkit dan hidup kembali melalui kasih Karunia-Nya
kepada Yusuf dan Maria ketika mereka mengalami peristiwa yang ajaib atau
Mujizat Allah kepada mereka. Kehadiran Yesus Kristus membawa berita kematian
demi keselamatan bagi umatnya untuk memperoleh hidup yang kekal.
Penderitaan
dan kesesakan hidup yang dialami Maria ketika Ia mengandung anak-nya Yesus
sangat mengerikan. Dan kasih sayang Ibu terhadap anaknya lebih berharga
dibandingkan harta benda di dunia ini. Maria melahirkan Yesus Kristus tanpa
bersetubuh dan berbuat zinah merupakan peristiwa yang sangat urgen dan patut
diperingati bagi setiap umat Kristiani yang hidup di dunia ini. Oleh karenanya,
segala persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah bagian dari
pengujian Iman kita sambil merefleksikan kematian Yesus yang menanggung segala
beban demi menantikan keselamatan jiwa dan tubuh kita yang kekal.
Dalam
kondisi perayaan ini tidak semua umat kristiani memperingati dan merayakan
peristiwa kelahiran Yesus dengan kondisi aman dan terkendali. Banyak umat TUHAN
masih dalam trauma dan tragis atas ancaman penguasa terhadap setiap umat yang
memerlukan damai. Setiap anak laki-laki yang dikarunihi oleh Allah melalui kaum
perempuan dapat dibunuh melalui berbagai cara kematian di dunia ini. Misalnya,
generasi penerus sebagai agen perubahan bangsa dapat ditembak dan dibunuh
melalui aksi militer pada tanggal, 08 Desember 2014 di Paniai. Kemudiaan bulan
yang sama Militer Indonesia membabi buta terhadap 3 pelajar dan satu majelis
Gereja dapat dibunuh dengan menggunakan BOM. Penyerangan dan penyerbuan dengan
BOM dilakulan oleh Militer Indonesia di Tanah Nduga kini dipenuhi dengan
lumuran darah anak negeri. Setiap anak yang dilahirkan hanya untuk dibunuh
terus menerus secara terselubung maupun tindakan nyata. Percuma Maria-maria
Papua melahirkan generasi penerus tetapi melahirkan untuk dibunuh dan dibantai.
Dalam
rangka Moment NATAL kali ini, kita masih mengalami duka cita mendalam bagi
setiap keluarga, suku dan bangsa pada umumnya atas krisis kemanusiaan
diberbagai belahan dunia pada bulan Natal ini. Penguasa lebih berkuasa dan
menindas tanpa mempertimbamgkan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana Yesus Kristus
sendiri mengalami hal kematian dari tindakan dan perbuatan keji yang dilakukan
oleh penguasa dibawa kerajaan Romawi saat itu.
Karena
Yesus telah menunjukan hal kematian dan kebangkitan kepada setiap umat manusia.
Maka mereka yang ditembak, diculik dan dimusnahkan habis-habisan secara tidak
manusiawi tetapi waktu dan harinya TUHAN mereka akan bangkit pada hari
pengakiman-Nya. Duka cita yang kekal akan dialami oleh pembunuh, perampok,
pemerkosa, penindas, penjajah dan pemusnah terhadap sesama manusia di dunia
ini.
Setiap
umat Kristiani dengan semangat menari-nari merayakan, memanjatkan dan
memuliakan nama TUHAN dengan suka cita di dunia ini tetapi belum tentu perayaan
kita berkenan TUHAN sementara sebagian umat Kristiani masih memerlukan dukungan
doa dari kita. Bagi mereka yang masih mengalami krisis kemanusiaan dalam
kondisi duka pada suasana Natal ini mereka dapat diberi penghiburan dalam
kondisi duka ini. Semoga Allah kita yang mempunyai otoritas tertinggi di dunia
pada akhirat akan mengadili dan mengakimi kita sesuai tindakan dan perbuatan
pada akhirat.
Selamat
merayakan Natal Tahun 2018 dan Selamat Memasuki Tahun Baru 01 Januari 2019.
Disposkan: Aweida West Papua ( Pecinta Alam Papua)