Headlines News :

.

.
Home » , , , » Menjaga Persatuan Bangsa, Suku dan Keluarga Dalam Medan Perjuangan

Menjaga Persatuan Bangsa, Suku dan Keluarga Dalam Medan Perjuangan

Written By Aweida Papua on Senin, 17 April 2017 | 21.30



" Pelu Menjaga Persatuan Bangsa, Suku dan Keluarga "


AWEIDA PAPUA, STOP sesama bangsa, suku, dan sesama keluarga saling menghujat, mengkritik, menduga-duga, menyangka, membenci, menjual dan saling menyingkirkan kepada satu dengan lain yang mungki pernah terjadi dalam kehidupan sesama. Sebab hal-hal tersebut akan membuat disentegrasi bangsa, suku dan keluarga akan timbul dalam masa penantian untuk hal kebebasan kita saat ini. Sebaiknya, kita harus tinggalkan kebiasaan hidup yang masih melekat kepada kita seperti, menyangka, mengkritik, menduga-duga, menghujat dan hal lainnya. Jika kita menyampaikan kepada oknumnya atau pelakukannya disampaikan secara spontan terhadapnya. Segala sesuatu yang bersikap destruktif haruslah ditinggalkan, jika kita belum melihat tanpa kasat mata kepada tersangka.

Manusia hidup hanya seorang diri tanpa sesama tak akan merasa nyaman dan damai dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan keluarga. Sebab setiap individu membutuhkan orang lain, agar hubungan antara sesama dapat terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu selalu membutuhkan orang lain sebagai wujud cinta kasih yang berasal dari Tuhan kepada manusia sebagai ciptaan yang mulia.

Dalam kondisi kehidupan ini, orang yang dapat dituduh atau disangka menjadi penjual atau penghianat kepada sesama, sehingga merasa diri-Nya terasing dan selalu menyendiri dari tuduhan atau sangkaan itu. Terkadang dalam hatinya, Ia selalu mengalami depresi jiwa atau psikologi. Apapun bentuk tuduhan atau sangkaan harus disertai dengan barang bukti yang benar-benar menyakinkan kepada tersangka atau secara langsung menyampaikan kepada orang yang disangkanya.

Mari kita hentikan segala tuduhan atau sangkaan yang tidak mendasar kepada sesama. Sebab tuduhan atau sangkaan itu berawal dari “Iri hati” kepada sesama yang tidak dapat menemukan bukti sebenarnya kepada si tersangka. Kita sudah mempelajari dari sumber alkitabiah dapat diilhamkan bahwa, “Orang yang akan memiliki dunia terang adalah mereka yang memiliki jiwa Kristus dan selalu introspeksi dirinya dalam hidup mereka”. Asalkan setiap individu tidak berpengaruh pada wabah sosial yang sering timbul tentang kecemburuan sosial, iri hati dan jiwa dengki dalam kehidupan sesama dalam masa penantian ini.

Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan relasi yang erat dalam kehidupan sosial haruslah saling mengasihi sambil menafkahi bangsa, suku dan keluarga dari berbagai sumber pendapatan dalam kehidupan mereka. Asalkan mereka tidak mudah terjebak pada penawaran tertentu yang menghasilkan barang dan jasa yang biasanya mendapatkan uang atau dalam bentuk barang tanpa bekerja dan berkeringat dalam kondisi krisisi saat ini.

Dalam hal ini, kondisi hidup masyarakat papua saat ini, kebanyakan belum terdidik dan terbina secara “Iman, Moral dan Budaya” secara menyeluruh sehingga hal praduga atau prasangka sering muncul dalam kehidupan bangsa, suku dan keluarga semasa penantian ini. Oleh karena itu, seseorang yang ingin menyatakan sesuatu kepada sesama haruslah melihat, berpikir dan melakukan apa yang benar. Setiap orang yang memilki potensi tertentu dapatlah dikembangkan dalam era globalisasi ini.

Hal tertentu yang bersifanya “Iri Hati” yang kita dengar dari sesama, kita bisa menerima berbagai hal bujukan atau rayuan dari sesama tetapi hal tersebut dapat dipendamkan pada diri pribadi sebelum diri anda juga akan disebut provokator, penghuhat dan penjual kepada sesama sebagai anak bangsa.

Akhir dari konteks ini dapat disimpulkan bawa, apapun bentuk aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu dan sesama dapat tingkatkan sebagai bagian dari pemenuhan hidup tanpa berpengaruh pada rayuan tertentu yang menyulitkan masa depan.  Apapun bentuk potensi diri dapat dikembangkan guna mengantisipasi era globalisasi yang sangat ketat dari perkembangan zaman. Segala sesuatu yang kita lakukan, semuanya baik dan berkenan Tuhan tanpa diperhambahkan menjadi pelanggaran dan dosa. Oleh karenanya, sesama anak bangsa jangan pernah mengakimi tanda dihakimi, sebab hakim yang adil akan mengadili dan mengakhimi setiap perbuatan manusia pada akhirat. 


By:  Tamogei Gobai (Pecinta Alam Papua)
Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA