Saat Keluarga Tangis |
Timika, AWEIDA-News-Walau Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional
Indonesia Mayor Jenderal Endang Sodik mengatakan insiden penembakan yang
terjadi di Jalan Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Papua, berawal dari
kesalahpahaman. Tapi penjelasan TNI tentang insiden yang menyebabakan dua orang
tewas dan dua orang lainnya luka-luka itu dibantah salah seorang Petugas
Pastoral Keuskupan Timika, Papua, Santon Tekege.
Menurut Santon, kejadian ini sebenarnya bermula
saat ada acara pukul Tifa, yakni acara khas orang Mimika untuk menyambut
suksesnya seseorang dalam meraih gelar di dunia pendidikan. Tapi dalam acara
pukul Tifa pada Kamis malam, 27 Agustus 2015, di Koperapoka, Timika, dua orang
tak dikenal datang di tempat acara tersebut dalam keadaan mabuk dan menggunakan
kendaraan bermotor.
"Karena kedua orang tak dikenal itu datang
dalam keadaan mabuk, masyarakat menolak mereka masuk ke tempat acara itu.
Kemudian mereka pulang dengan emosi dan penuh kemarahan kepada petugas keamanan
acara pukul Tifa itu," katanya. Selang beberapa menit, keduanya datang
kembali.
Saat datang untuk kedua kalinya itu, kata
Santon, mereka membawa senjata laras panjang dan pisau sangkur.
"Kedua pelaku lalu berdebat dengan penjaga keamanan dari Orang Muda
Katolik (OMK) dalam acara itu. Keduanya mencoba mendobrak paksa masuk dalam
acara pukul Tifa dan mengacaukan situasi acara itu," jelas Santon.
Menurut Santon, kedua orang pelaku penembakan itu
menodongkan pisaunya ke arah masyarakat Mimika di sekitar pusat acara pukul
Tifa itu. " Bukan hanya itu, keduanya juga menodongkan senjata laras
panjang yang mereka bawa. Masyarakat mulai takut dan cemas, acara pukul Tifa
mulai kacau karena kehadiran orang tak kenal itu," katanya.
Setelah acara pukul Tifa ini kacau, kata Santon,
kedua orang pelaku itu keluar dari tempat acara pukul Tifa menuju arah jalan
raya. "Dari jalan raya itulah, pelaku mengeluarkan tembakan ke arah massa
yang ada di sekitar sepanjang Jalan Raya Koperapoka. "Saat itu massa
kocar-kacir karena takut kena peluru senjata tajam yang ditembakkan kedua
pelaku," jelasnya.
Santon juga mengatakan, setelah terjadi penembakan,
warga kemudian baru menyadari ada dua warga yang tewas terkena peluru. Mereka
adalah Imanuel Mailmaur (23 tahun) dan Yulianus Okoware (23 tahun). Sedangkan
Marthinus Apokapo (24 tahun), Marthinus Imapula (25 tahun) serta beberapa warga
lainnya menderita luka-luka.
"Sebenarnya masih ada yang mengalami luka-luka
tembakan tetapi tidak bisa terdata karena banyak aparat keamanan tidak
mengijinkan mengambil data para korban di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika.
Belakangan terungkap kalau pelaku penembakan itu
berasal dari Kodim 1710 yaitu Serka Makher dan Sertu Ashar," kata Santon.
Banyak pihak dikagetkan dengan penembakan beberapa orang
Mimika di Koperapoka Timika tadi malam pada (27/8/2015).
Koperapoka menjadi penuh
berlumuran darah dalam acara pukul Tifa untuk menyambut suksesnya meraih Doktor
Orang Mimika pertama. Mereka merasa bahwa acara pukul tifa ini penting dalam
budaya khas orang Mimika. Hal itu dikarenakan suksesnya seorang Mimika pertama
sampai mendapatkan gelar Doktor. Masyarakat Mimika melaksanakan acara pukul
dengan situasi aman dan tenang tanpa gangguan dari pihak mana pun. Mereka
pusatkan acara pukul tifa di halaman Gereja Katolik Koperapoka tadi malam.
Tetapi Acara Syukuran Penyambutan akan dilakukan di Hotel Grand Tembaga di
Timika hari ini (28/8/2015).
Seperti biasanya dalam acara pukul
tifa, dijalaninya dengan penuh penghayatan dan bersyukur dengan suasana batin
yang aman dan damai. Hal itu yang diterapkan sepanjang jalan Koperapoka dari
ujung ke ujung. Ada banyak Orang Muda Katolik (OMK) menjadi keamanan dalam
acara tersebut. Orang muda itu betul menjalankan tugas keamanannya dengan penuh
bertanggungjawab. Tetapi aparat keamanan yang berasal dari TNI Kodim 1710 datang
mengacaukan acara pukul tifa tanpa alasan apa pun dan menembak mati beberapa
orang dan lainnya kena luka-luka tembakan di Koperapoka Timika Papua.
“Kronologis Versi Umat Gereja Koperapoka”
Acara Pukul Tifa di adakan di
halaman Gereja Katolik Koperapora Timika Papua tadi malam (27/08). Dalam acara
tersebut, dua orang tak dikenal latarbelakang statusnya datang di tempat acara
tersebut dalam keadaan Mabuk pakai kendaraan bermotor. Karena kedua orang tak
dikenal itu datang dalam keadaan mabuk sehingga masyarakat menolak masuk ke
tempat acara itu. Kemudian mereka dua (red pelaku penembakan) masyarakat Mimika
itu pulang dengan emosi dan penuh kemarahan kepada petugas keamanan acara pukul
Tifa itu.
Lalu beberapa menit kemudian kedua
orang tak kenal itu datang ke tempat acara pukul Tifa itu. Ternyata masyarakat
melihat bahwa kedua orang itu bawa dengan senjata Lars Panjang dan sangkur
pisau. Kemudian mereka dua (pelaku penembakan) tawar menawar dengan penjaga
keamanan. Tetapi dengan keadaan emosi dan marah-marah mereka dua (pelaku
penembakan) mendobrak paksa masuk dalam acara pukul tifa dan mengacaukan
situasi acara tersebut. Kedua orang itu (pelaku penembakan) todong dengan pisau
ke arah masyarakat Mimika di sekitar pusat acara itu. Bukan hanya itu, mereka
dua (pelaku penembakan) menodong dengan senjata Lars Panjang. Akhirnya
masyarakat mulai takut dan cemas. Acara pukul tifa mulai kacau karena kehadiran
orang tak kenal itu.
Kemudian kedua orang itu (red
pelaku penembakan) keluar dari tempat acara pukul tifa di jalan raya. Dari
jalan raya itulah, pelaku mengeluarkan tembakan ke arah masyarakat dan
orang-orang yang ada sekitar sepanjang jalan raya Koperapoka. Kemudian banyak
masyarakat Mimika lari ke sana ke sini karena takut kena peluru senjata tajam. Para
pelaku menembak ke arah masyarakat dengan peluru tajam tetapi tidak
mengenainya. Namun ada banyak orang juga yang kena peluru tajam dan ada yang
mati tewas di tempat. Nama-nama korban adalah
1). Imanuel Mailmaur (23 tahun) tewas ditembak ditembak
di tempat
2). Yulianus Okoware (23 tahun) tewas ditembak mati di
tempat
3).Marthinus Apokapo (24 tahun) luka di pinggan kiri karena kena peluru
4).Marthinus Imapula (25 tahun) luka di kaki kena
tembakan peluru
5).Dan masih ada yang mengalami luka-luka tembakan
tetapi tidak bisa terdata karena banyak aparat keamanan tidak mengijinkan
mengambil data para korban di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika.
Kemudian setelah mencari tahu siapa para pelaku penembakan
itu, ternyata mereka berasal dari Kodim 1710 yaitu Serka Makher dan Sertu
Ashar. Aparat keamanan selalu saja menjadi biang segala konflik dan kekerasan
bahkan pembunuhan terhadap orang asli Papua selama ini.
Penulis adalah Petugas Pastoral Keuskupan Timika Papua.
Penulis adalah Petugas Pastoral Keuskupan Timika Papua.
Disposkan: AWEIDA-News