Headlines News :

.

.
Home » , » "Jakarta Mengganggu Perdana Menteri Vanuatu Melalui Money Politik "

"Jakarta Mengganggu Perdana Menteri Vanuatu Melalui Money Politik "

Written By Aweida Papua on Jumat, 12 Juni 2015 | 14.46

Kepulauan Melanesia
AWEIDA-News, Dukungan Vanuatu terhadap tawaran West Papua untuk diterima sebagai anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) kian menguat setelah Perdana Menteri (PM) Joe Natuman memecat menteri luar negerinya, Sato Kilman digantikan oleh Kalvau Moli. (baca: Menteri Kilman dipecat karena main mata ke Indonesia).
Demikian juga sebaliknya, Natuman ditumbangkan gerakan oposisi dua hari lalu. Walau Sato Kilman kembali menjabat sebagai PM Vanuatu melalui mosi tidak percaya yang diajukan ke tingkat parlemen, ancaman bagi Kilman belum memudar. Sebab Tuan Natuman menilai, menteri Kilman telah bermain mata dengan Indonesia dalam kepentingan pemerintah Vanuatu ke depan.
Pekan ini, pasca gulirnya Tuan Natuman, telah membeberkan keterlibatan Kilman dalam urusan pemerintah Vanuatu. Katanya, Sato Kilman dibuang karena dianggap tidak mendukung Kilman sebagai pemimpin negara.
Kekhawatiran itu berpengaruh terhadap urusan garis kepemerintahan Vanuatu. Sebab sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika, Kilman juga dinilai salah memposisikan pemerintah Vanuatu dalam isu dan dukungan Vanuatu terhadap kasus pelanggaran hak azasi manusia (HAM) serta penjajahan Indonesia di Tanah Papua, West Papua.
Berdasarkan laporan HAM dan situasi penjajahan Indonesia di West Papua, seharusnya pemerintah Vanuatu bukan mendukung Indonesia, tapi sebaliknya mendukung usulan rakyat West Papua dalam tawarannya sebagai anggota MSG tahun 2015 yang akan diselenggarakan di Honiara pekan III-IV Juni 2015 mendatang.
Sato Kilman Menteri Luar Negeri Vanuatu
Tak hanya itu, pemecatan juga dilakukan karena Kilman bermain mata dengan Indonesia untuk membuka Kantor Kedutaan Besar Vanuatu di Jakarta.
Tuan Natuman dalam saksinya bertegas, lebih baik menyelamatkan orang Melanesia di West Papua, ketimbang mendukung Indonesia yang menghilangkan hak hidup jutaan nyawa manusia Melanesia di West Papua.
Selain itu, Kilman di Rusia baru-baru ini, menjumpai Menteri Luar Negeri Abkhazia, Georgia yang menganggap Abkhazia bagian dari wilayahnya.
Deretan isu itu terjadi pasca suhu geopolitik di kawasan pasifik meningkat beberapa pekan menjelang sidang MSG di Honiara.
Akibat permainan politik Indonesia, sejumlah negara pasifik dalam keanggotan MSG terpecah belah. Papua New Guinea (PNG) dan Fiji mendukung kepentingan Indonesia, sementara Vanuatu dan Solomon positif mendukung tawaran West Papua ke MSG.
Sikap Fiji dan PNG itu terbalik dari fakta sebelumnya, yakni pasca kunjungan Presiden Jokowi ke PNG beserta Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berkunjung ke sejumlah negara pasifik.
Sato Kilman Bersama
Menteri Luar Negeri Indonesia
Retno Marsudi
Situasi parah terjadi pasca Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi membanting $20.000.000 ke MSG sebagai dana pengembangan kapasitas internal. (baca: Menlu Indonesia, Retno Marsudi Banting $20.000.000 untuk membayangi politik MSG). Bila dirupiahkan senilai 200miliar rupiah Indonesia. Uang-uang itu hasil eksploitasi kekayaan alam Papua.
Para aktivis West Papua di Pasifik melaporkan, tak hanya Indonesia. Negara asal investor asing di Indonesia ikut mendukung dalam perang politik Indonesia ke Pasifik. Dukungan investor berupa dukungan dana itu, katanya demi membatalkan usulan Rakyat West Papua ke MSG. Drama bilateral Indonesia telah mengadaikan Papua ke tangan pendukung Indonesia.
Demi kejayaan dan misi ekonomi Indoensia, serta kekayaan alam melimpah di West Papua hingga kini, maka Indonesia selama ini sulit melepaskan Papua. Demi kepuasan dan sumber kakayaan ekonomi di West Papua, maka selama ini pula Indonesia membunuh rakyat Papua sebagai wilayah jajahannya. Indonesia menginginkan kekayaan alam Papua, tapi bukan manusianya.
Drama itu terbaca dari aksi Menteri Luar Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta beberapa waktu lalu. Kata Retno, negara-negara Pasifik telah mengundang Indonesia untuk membangun aspek non politik dari Asia ke Pasifik. Sementara sumber berita pasifik menyebut, Retno telah menghamburkan uang di sejumlah negara pasifik, agar ikut mendukung dalam penolakan lamaran West Papua ke MSG mendatang.
Money Politik Indonesia ke Vanuatu
Permaian itu diawali dari berbagai langkah yang ditempuh dari aspek penentu faktor politik. Para aktivis West Papua di Vanuatu, melaporkan sejumlah langkah Indonesia membayangi situasi politik Vanuatu menjelang sidang MSG pekan depan, termasuk Tuan Natuman ditumbangkan dari perannay sebagai PM Vanuatu. Situasi politik di Vanuatu, elit politik titipan Indonesia mulai mengobrak-abrik kepemimpinan Joe Natuman, hingga kini telah digantikan oleh Tuan Sato Kilman sebaagi PM Vanuatu terbaru.
Beberapa isu di Vanuatu diantaranya, mulai dari kritikan pemecatan terhadap Eks Menteri Luar Negeri, hingga penyaluran bantuan Angin Topan di Vanuatu Maret 2015 lalu.
Kelompok kecil gerakan opisisi di Anggota Parlemen menuding Menteri Dalam Negeri Vanuatu, Ralph Regenvanu dengan berbagai tuduhan. Yakni bantuan asing terlambat disalurkan, kecuali support dana yang dihibahkan melalui kelompok tertentu tanpa satu pintu.
Kontroversi ini bertujuan menutupi sidang belasan anggota parlemen Vanuatu.
Menteri Dalam Negeri, Regenvanu, mengatakan kelompok pro Indonesia berusaha mencegah sidang belasan anggota parlemen yang terkena kasus suapan, termasuk suapan dari Indonesia.
Gerakan dukungan Jakarta telah mencapai 27 dukungan anggota parlemen untuk menumbangkan Joe Natuman dari kursi PM Vanuatu. Gerakan oposisi telah menyiapkan pengganti Joe Natuman, yakni Sato Kilman sebagai PM terbaru dengan dukungan suara melebih 27 anggota parlemen dari 52 kursi di parlemen.
Kemenangan Sato Kilman akan berdampak pada sinyal kekalahan tawaran Papua Barat ke MSG. Direktur Kementerian Luar Negeri Indonesia, Esti Andayani, mengatakan sedang mengamati permainan tingkat kebijakan parlemen di Vanuatu, terutama merubah dukungan Vanuatu terhadap tawaran West Papua untuk menjadi anggota MSG.
Meski demikian, Kepulauan Solomon masih imbang terhadap tawaran West Papua ke MSG. Sementara, Vanuatu sendiri, seperti pengalaman sejarah politik selama ini.
Ada semacam doktrin hukum yang menyebutkan bahwa, pemerintahan pimpinan siapapun, mesti mendukung gerakan pembebasan West Papua secara politik sebagai bangsa yang besar dan terpisah dari Indonesia, termasuk Kepemimpinan Sato Kilman.
Atas dukungan money piolitik Indonesia, belasan parlemen oposisi bakal terancam dari kursi politiknya di pekan depan. Kubu gerakan oposisi akan diadili sesuai bukti ancaman terhadap pemerintah dan negara yang dianggap merugikan Vanuatu mendatang.

Mengenai dukungan terhadap tawaran ke MSG, Vanuatu di masa kepemimpinan Joe Natuman memiliki dukungan  penuh terhadap tawaran Papua Barat bersama Kaledonia Baru FLNKS, sementara Papua Nugini dan Fiji bernyanyi ria di atas kematian dan pelanggaran HAM tiada henti di West Papua. (Sumber: www.radionz.co.nz)

Disposkan: AWEIDA-News
Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA