Headlines News :

.

.
Home » , , » Ekonomi Rumah Tangga Menjadi Penentu Kemerdekaan

Ekonomi Rumah Tangga Menjadi Penentu Kemerdekaan

Written By Aweida Papua on Sabtu, 27 Juni 2015 | 06.49

AWEIDA-News, Ekonomi mikro rakyat masih dikategorikan konsumtif, disebabkan berbagai faktor yang tidak seharusnya diterapkan di Tanah Papua masih berjalan sebagai bagian dari proses kapitalisasi dan kolonialisasi. Ekonomi rumah tangga menjadi persoalan tersendiri yang masih harus dipikirkan dalam perjuangan menujuh kebebasan.

Kehidupan tak berdaya bagi pribumi yang mempunyai tanah papua, disebabkan ekonomi kehidupan bangsa papua masih rapuh. Hidup dibawa hegemoni kapitalisme dan kolonialisme yang tak terpikirkan sesama etis diatas tanah yang melimpa dengan kekayaan alam selama ini. Hidup kita sepertinya, selalu mengandalkan kepada penguasa dunia melalui tawaran yang diberikan kepada masyarakat papua.

Setiap sektor usaha bisnis lebih mendominasi kaum migran. Baik dari pedagang kecil sampai bisnis yang lebih besar, sehingga itu semuanya menjadi ancaman serius terhadap mereka yang mempunyai paru-paru dunia.

Kehilangan hidup tradisi dalam jangkat waktu yang relatif singkat menjadi tanggungjawab kita bersama. Komitmen bersama untuk membenahi ekonomi rumah tangga menjadi jalan terbaik, dan tanggungjawab bersama dalam kondisi ekonomi kehidupan yang genting. Saatnya untuk berusaha memerangi investasi asing, dan semua pedagang migran yang leluasa melalui peran ekonomi terhadap kaum pribumi.

Setiap peristiwa yang terjadi dimana-mana itu tak tabuh ditelinga kita orang papua dengan mudah digadai selembar kertas uang rupiah yang menjadi alat tukar yang berkuasa. Selayaknya, hidup manusia berdaya diatas tanahnya sendiri melalui usaha mandiri dari rumah tangganya sendiri tanpa menunggu berbagai tawaran dari penguasa dunia yang dipermainkan dibalik kemunafikan. Dia tidak mencintai kita sebagai manusia yang paling mulia, tetapi justru dibantai dan dimusnahkan atas kepentingan hegemoni kapitalisasi dan kolonialisasi terhadap pribumi di Bumi Cendrawasih.

Berbagai kebijakan dari pemerintah melalui program Dana Turkam dan distribusi beras JPS ke setiap kampung itu, sangat melemahkan energi untuk bekerja, berkebun dan tertani bagi masyarakat yang ada di seluruh pelosok tanah papua. Kebijakan itu semuanya masih menjadi ancaman sebagai jaminan hidup bagi kaum migran.

Beberapa program itu justru bertentangan dengan pasar tradisonal sehingga hidup kita semakin dimarginalisasi dan didominasi oleh para kaum migran. Hasil produksi dari dalam rumah tangga kita selalu mengabaikan sehingga perlunya merevitalisasi kembali demi kebutuhan ekonomi rumah tangganya menjadi konsumtif suatu kelak. Dimanakah kepedulian kita terhadap mereka yang mempunyai paru-paru dunia di negeri ini?

Semestinya, ekonomi kehidupan suatu bangsa dibenahi menjadi produktif. Karena aktor penentu kemerdekaan itu, diukur dari kehidupan ekonomi mikro rakyat melalui rumah tangganya sendiri. Ekonomi mikro dapat direvitalisasi agar masyarakat pribumi berdaya dengan hasil produksi alamiah dalam rumah tangganya sendiri. Bukan saatnya, selalu mengharapkan pemerintah dengan berbagai tawaran yang justru mendatangkan keresahan ekonomi rakyat papua yang masih dikatakan konsumtif.
Kita hendak mengikuti jejak perjuangan melawan kapitalisme dan kolonialisme dari pengalaman negara-negara di dunia itu sangat termotivasi, jika kita belajar dari pengalaman beberapa negara di belahan dunia. Ataupun, sebaiknya memboikot bisnis seperti perusahaan multi Internasional yang ada ditengah kita.

Kita harus menyaksikan rekaman video setiap hari dan diikuti setiap strategi perlawanan secara bermartabat sebagai motivasi tambahan untuk melawan dari kapitalisme dan kolonialisme melalui boikot bisnis raksasa yang ada di belahan dunia. Seperti pengalaman melawan bisnis raksasa di Polandia, Afrika Selatan dan beberapa negara lainnya di belahan dunia. Video yang memuat konteks boikot bisnis raksasa adalah jalur terbaik menanti pengakuan suatu negera secara berdamai dan bermartabat. Mereka bebas dari kapitalisme dan kolonialisme karena kehidupan ekonomi mereka mampu memebuhi kehidupan dalam rumah tangga-Nya sendir sementara menanti kemerdekaan.

Strategi memerangi kapitalisme, Imprealisme dan Kolonialisme berantas, bila kita sehati dan setenaga memboikot bisnis raksasa yang sedang beroperasi di atas negari yang kita cintai saat ini. Semestinya, perlawanan ada ditangan diri kita sendiri. Tetapi diprediksikan setiap sektor masih dikapitalisasi dan dijajah diatas negari West Papua. Akibat pengesploitasian Sumber Daya Alam papua menjadi sumber konflik. Hal-hal yang dianggap sederhana, tetapi bagaimana dengan hal sederhana itu, dapat diprosesi menjadi suatu kesederhanaan yang luar biasa sebagai senjata ampuh. Meskipun butuh proses yang panjang untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan diatas ini. Tetapi kita harus berusaha melakukan berbagai strategi dalam kehidupan sosial pada suatu kelak.

Dapat disimpulkan bahwa, kita berusaha untuk memisahkan diri dari proses penjajahan sebagai hak untuk kelangsungan hidup bangsa papua. Namun untuk revitalisasi pertumbuhan ekonomi rumah tangga-nya, akan menjadi pertimbangan kita bersama dalam kondisi ekonomi yang masih rapu dan lebih konsumtif, akibat berbagai kebijakan program yang merusak tatanan hidup tradisi. Seakan-akan lebih memanfaatkan para investor dan pemilik saham yang berkuasa di bumi cendrawasih papua. Kita diharapkan untuk membenahi ekonomi rumah tangga yang berprodusen menanti kemerdekaan yang lebih luas dan merata. (AWEIDA)

Disposkan: AWEIDA-News
Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA