Headlines News :

.

.
Home » , , , » Multi Persoalan Ulah Dari Perbedaan Ideologi Dalam Kehidupan Demokrasi

Multi Persoalan Ulah Dari Perbedaan Ideologi Dalam Kehidupan Demokrasi

Written By Aweida Papua on Kamis, 19 April 2018 | 20.08


Multi Persoalan Ulah Dari Perbedaan Ideologi Dalam Kehidupan Demokrasi

Aweida Papua, Pada kenyataan dalam kehidupan demokrasi ini, ada berbagai persoalan yang sering terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan didalam kehidupan demokrasi tentu memiliki  perbedaan ideologi yang berlainan dalam kehidupan. Demokrasi dapat dirasakan secara merata bila seluruh warga negaranya memiliki satu ideologi. Namun, ideologinya lebih dari satu, tentu dalam kehidupan demokrasi biasanya mengalami krisis demokrasi yang masih tersimpan dari beragam ideologi. Semua masalahnya berawal dari paham ideologi yang berlainan dan bertentangan dengan ideologi milik sebagian bangsa yang hendak mendirikan sebuah bangsa dan negara tersendiri.

Kesedihan dan jeritan melanda, kemudian impian dan harapan hidup bagi suatu bangsa diabaikan, dan dianggap remeh. Sepertinya hidup sudah tak lagi bermakna, ruang hidup terusik industri, persaudaraan pun renggang yang ada hasrat demi dunia, harta, dan kekuasaan. Tak seorang pun penguasa yang dipikirkan untuk menyelamatkan manusia tersisah yang menghendaki kebebasan hidup. Mereka termotivasi dengan ideologi pejajah sehingga adanya gairah untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian seakan menjadi sebuah wacana yang meloloskan kepentingan diri yang bermuara pada individualisme, egoisme, hedonisme dan pahan materialisme dalam kehidupan demokrasi ini.

Janganlah kita hidup dibawa penguasa yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan demi keadilan ini. Tidak ada istilah damai, tenang, tentram dan bahagia sementara bangsa tertentu masih hidup dibawa rintian dan tangisan. Selama kita hidup bersama bangsa penjajah dan perampok tidak mungkin kita hidup dalam kondisi yang damai dan tenang. Justru mereka memperalatkan dan memperdayakan sebagian pemimpin atau penguasa kita itu  sengaja membiarkan dan memelihara berbagai konflik. Ada pula yang dapat mati demi kepentingan persoalan ideologi pembebasan bangsa.

Pemimpin kita tentunya mereka harus memiliki jiwa kemanusiaan dan lebih berpro terhadap keluarga, suku dan bangsa pada umumnya demi penyelamatan seluruh makhluk ciptaan termasuk manusianya. Kita masih hidup dibawa penjajahan dan negara-negara imprealis dan kapitalis menguras seluruh sumber daya alam milik kita demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh negara asing dibelaham dunia dan penjajah. Berbagai modus dan strategi selalu diterapkan hanya untuk meredahkan atau memadamkan aksi  yang dilakukan oleh  kaum terjajah yang hidup diatas tanah ini.

Atas nama kepentingan negara melalui hubungan bilateral kita diperkosa, diculik dan dibunuh hingga semua makhluk ciptaan diremukan termasuk manusia terjajah diatas negeri ini. Kita bisa melihat dan menyaksikan hal kenyataan dalam kehidupan sistem demokrasi ini. Masyarakat pribumi yang tak berdosa dan bersalah dapat ditembak atas nama negara dan melindungi ideologi penjajah diatas Tanah Papua. Kemudian Implementasi UUD dan penegahkan Hukum sangat mudah digadai dengan "money politik" semasa era globalisasi ini. Rakyat yang memiliki hak berdemokrasi dan bebas mengemukakan pendapat terus dicurangi dan diredupkan atas kepentingan setiap stakeholders yang berkuasa dinegeri ini.

Seluruh makhluk hidup sementara dipunahkan oleh karena rasa tamak untuk menguasai bangsanya dari atas miliknya bangsa terjajah. Proses aneksasi betul-betul dirasakan oleh bangsa terjajah melalui ekspansi penduduk kaum migran secara besar-besar diatas tanah ini. Setiap bangsa yang sudah sekian lama mengalami kesiksaan dan keresahaan hidup wajib membela diri untuk membebaskan bangsanya. Tidak ada perkataan yang bisa dimunculakan oleh siapun untuk menyerahkan tanah ini. Lakukan suatu tindakan sebagai tanda perlawanan terhadap penjajah dan perampok yang leluasa di bumi ini. Dia datang seperti malaikat maut yang melayang-layang untuk menghabisi seluruh makhluk ciptaan kita.

Kekuatan bangsa terjajah dan termargil hanyalah ditangam TUHAN sambil memperjuangkan hal ideologi kemerdekaan itu. Tak ada jalan solusi yang kita bisa temukan selain didalam Kristus yang mempunyai kuasa kemuliaan Allah. Bangsa terjajah dan termarginal wajib melakukan doa puasa menyangkut hal pembebasan agar ideologi sesunggunya yang terpendam dalam benak kita dapat dinyatakan dalam kehiduapan bersama. Kita harus merenungkan perjuangan bangsa Isreal keluar dari perbukaan Mesir. Dan terus mempelajari metode dan taktik perjuangan yang dilakukan oleh Nelson Mandela yang membebasakan bangsanya dari resim Aparteid. Kemudian perjuangan India oleh Muh.Gandhi dengan metode perjuangan secara pasif dan perjuangan Polandia dengan boikot BISNIS milik komunis di kota Warsawa.


Sangat terinspirasi dan termotivasi ketika kami meresapi renungan tentang masa-masa perbudakaan dan penindasan yang dialami oleh bangsa Israel pernah hidup dibawa penguasa Firaun di kerajaan Mesir. Dan dikaitkan dengan perjuangan bangsa papua untuk memisahkan diri dari proses penjajahan dan kapitalisme global di bumi cendrawasih ini. Oleh karena itu, jangan pernah mengeluh dan bersungut-sungut bagi bangsa terjajah dan termarginal sebab Allah memperhatikan penderitaan kita untuk mengakhiri segala persoalannya. Ideologi pancasila bukanlah ideologi bangsa kita tetapi kita terus memperjuangkan ideologi bangsa kita guna memulihkan bangsa yang terbebas dari multi persoalan di Tanah Papua

Disposkan: Aweida Papua (aweidanews.blogspot.com)

Share this article :

.

.

HOLY SPIRITS

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

JESUS IS MY WAY ALONG TIME

TRANSLATE

VISITORS

Flag Counter

MELANESIA IS FASIFIC

MELANESIA IS FASIFIC

MUSIC

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD

FREEDOM FIGHTERS IN THE WORLD
 
Support : AWEIDA Website | AWEIDANEWS | GEEBADO
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Aweida Papua - All Rights Reserved
Template Design by AWEIDA Website Published by ADMIN AWEIDA