(Gobaibo Yance ) |
MEMBUAT-KU MERASA TAK NYAMAN DENGAN SAUDARAKU
SENDIRI ATAS TINDAKAN DAN TUTUR KATANYA. JAGALAH MULUT DAN PIKIRAN SAUDARAKU
AWEIDA-News, Hari-hari hidup ini terus berganti bersama sang waktu, namun
persoalan dan tantangan hidup terus berlangsung.
Ada banyak akumulasi masalah diskriminasi juga “TUDUHAN ORANG-ORANG YANG MEMBUAT-KU MERASA
TAK NYAMAN DAN TAK BERKUASA MENAHAN EMOSI ”.
Saya dituduh melakukan aksi mencoba meracuni
dirinya. Saat itu, kami bertiga dia sih penuduh berinisial NU, dan saya korban
berinisial YG dan teman yang satunya lagi berinisial AY.
Kami bertiga putusan bersantai salah satu cafe
di pusat kota Timika. Sebelum share pengalaman hidup masing-masing, kami pesan
minuman " kopi moca" tiga gelas.
Kami mulai share pengalaman hidup dan berbagai
konsep hidup masing-masing ke depan. Apa, kapan, bagaimana jadinya dll.
Pertemuan share kali ini cukup alot, bergairah
dan tentu saling berbagi informasi tentang hari ini, hari esok dan hari yang
akan datang. Semua kita share soal bagaimana kita menjadi Tuan di atas negri
sendiri.
Karena share menarik dan memakan waktu cukup
lama, saya putuskan memesan minuman yang sama, tiga gelas sesuai keinginannya
masing-masing.
Tidak lama minuman tiba, diletakkan di atas
meja oleh pelayanan cafe. Disela sela share itu, saya merasa mati buang air
kecil dan saya ke toilet.
Saat setelah kembali dari toilet, saya melihat
dari depan pintu toilet, teman saya yang satu berinisial NU berkemas
barang-barang bawaan dan terlihat buru buru angkat kaki dari cafe.
Saking penasaran dengan kondisi itu, saya
langsung menghampiri dia dan bertanya...hey kenapa kamu mau pulang...kamu
terkesan buru buru...memang ada masalah apa di rumah? Jawaban NU: saya
diracuni, bulu badan berdiri, saya gemetar...dia NU dengan tegas
menyatakan...Kamu meracuni saya...Saya semakin tidak percaya dengannya.
Dia menuduh saya meracuninya, dia bahkan
terlalu percaya diri mengatakan tiga kali...dengan kata dan bahasa yang sama,
namun saya tetap sabar dan tabah karena memang saya tidak tahu.
Tidak lama kemudian, dia start motor dan pulang
ke rumahnya. Saya dan teman yang satu berinisial AY terheran heran atas tuduhan
dan tindakan sang intelek alumni Manado itu.
Saya merasa tidak nyaman dan terus berbicara
dengan teman berinisial AY terhadap kejadian itu. Saya minta pendapat darinya,
AY mengaku mereka heran dan memberikan masukan untuk tindakan selanjutnya.
Atas dasar masukan, kami berdua ambil kesimpulan
bahwa teman kita yang satu berinisial NU tidak NORMAL. usainya, kami berdua
pulang dan sampai di tengah jalan, pikiran saya terus tidak tenang.
Karena gelisah dan tidak tenang, saya berusaha
memastikan dan minta penjelasan tentang tuduhan itu. Lima kali saya mencoba
menghubungi NU, AU tak angkat handphone, sms tak dibalas.
Saya ditemani AY, bergerak mencari rumah NU,
guna minta penjelasan dan pertanggungjawaban atas tuduhan itu, namun kami tidak
menemukan rumahnya.
Saking capeknya mencari NU, kami bersepakat
untuk melangkah pulang ke rumah masing-masing berhubung larut malam. Saya
mengantar teman AY ke rumahnya dan saya pun langsung pulang ke rumah.
Pukul 09.54 WIT, saya sampai di rumah.
Bersalaman dengan keluarga di rumah, tertawa dan bercerita mop. Saya bikin
situasi di rumah ribut, semua pada tertawa terbahak bahak, saya bikin situasi
demikian lantas untuk meredam emosi dan rasa ketidakpuasan terhadap tuduhan
tadi oleh teman baik saya berinisial NU.
Ditengah asyik makan malam, handphone saya
bunyi tanda panggilan dari saudara NU. Saya tidak angkat panggilannya empat
kali dan dia sms saya.
Apa isi sms NU ke saya malam itu, " Kak
minta maaf, saya ke rumah sakit ternyata toropika plus 4, jadi minta
maaf". Sudah sms seperti itu, NU memanggil saya, kali ini saya angkat my
handphone, dia menyampaikan permohonan maaf atas tuduhannya. Saya menerima
permohonan maaf.
Saya sampaikan kepada NU saat itu, saya
memaafkan, dan saya berpesan kepadanya untuk tidak mengulangi perbuatan yang
sama kepada saya maupun kepada orang lain.
Saya juga sampaikan kepada NU bahwa
berhati-hati dalam tindakan, perbuatan dan tentu berbicara, kontrol diri,
kontrol emosi dan gunakan akal sehat dalam tindakan dan tutur kata, supaya
tidak salah dalam menentukan pilihan tindakan dan tutur kata.
Saya berusaha untuk memaafkannya, walaupun
pahit dan rasanya tidak enak atas prilakunya, tetapi itu hanya membuat beban
hidup berat, karenanya, saya harus menerima permohonan maaf dan saya MEMAAFKAN
saudaraku berinisial NU. Semoga kau tenang dan damai.
Akhir kata dari pengalaman hidup ini adalah
bahwa setiap persoalan yang kita hadapi, setiap tantangan hidup yang jalani,
tetap sabar dan tabah, menyikapi persoalan dan tantangan hidup dengan
kejernihan hati dan pikiran, jangan menyikapinya dengan emosi karena akan
menambah sejumlah masalah.
Ambillah hikmah dari setiap persoalan dan
tantangan hidup itu. Jadikan pembelajaran hidup pribadi dan kemudian mulai
share ke keluarga dan masyarakat umum tentang hikmah dari setiap persoalan dan
tantangan hidup itu serta tips tabah dan sabar.
Pengalaman hidup ini adalah cerita fakta dan
benar adanya. Semoga bermanfaat bagi pembaca setia. (Yance Gobay)
Disposkan: AWEIDA-News